webnovel

Rencana

"Aku ingin pulang! "

Kilaunya matahari terbit masih tersembunyi dibalik pegunungan. Didalam sebuah gubuk beralaskan jerami, terdengar rengekan seorang bocah lelaki.

"Tenanglah, memangnya mau pulang kemana?, bersabarlah, setidaknya kita harus sedikit berterimakasih karena masih ada yang mau mengasuh kita," bujuk Albert.

Brian dan Noah adalah saudara kandung, dimana anak yang tertua adalah Brian dengan sifat berani dan berdarah panas, berbanding terbalik dengan adiknya Noah yang penakut dan lebih pendiam. Mereka berdua baru saja di asuh oleh keluarga Bartali kurang lebih 6 bulan yang lalu sehingga belum terbiasa dengan kehidupan yang baru saja di alaminya semalam. Sangat berbeda dengan Albert yang telah di asuh sejak berusia 4 tahun, Albert telah mengalami semua itu lebih lama dibandingkan ke tiga anak lainnya.

'Apa yang harus kulakukan jika si brengsek itu memukul atau bahkan berani membunuhku dan Noah?' pikir Brian dengan kesal, insting bertahan hidupnya mengatakan bahwa dia takbisa terus seperti ini.

"Perlakuannya yang mana yang harus membuat kita berterimakasih?! Dia memperlakukan kita seperti budak!"

Karena ketegangan yang dirasakan akibat melihat pemukulan Arthur semalam, Brian masih bisa menekan egonya, tetapi Ketika terbangun dan melihat wajah Arthur, dia menjadi teringat Kembali perlakuan yang di alami Arthur, dan khawatir bila dia atau adiknya yang mengalaminya.

"Bodoh, dia akan mendengarmu, walaupun gubuk ini terpisah dengan rumah utama, suaramu akan sampai ke mereka" ucap Albert sembari mengetuk ringan kepala Brian.

"Masa bodoh!, aku akan menghajar mereka semua dan meninggalkan rumah rongsokan ini!" ucap Brian marah sembari meninju jerami yang menjadi alas tempat tidurnya.

Arthur sebenarnya telah terbangun beberapa saat yang lalu dikarenakan suara yang berisik, saat terbangun, Arthur merasakan perasaan sedih dan kecewa, sedih karena dia telah kehilangan kehidupannya yang sebelumnya, dan kecewa karena ternyata ini semua bukan mimpi, dia sedikit berharap bahwa Ketika dia terbangun ini semua hanyalah mimpi dan akan kembali beraktifitas seperti biasa di kehidupan lamanya, tetapi kenyataannya adalah ini semua nyata, dia hanya bisa menerimanya, dia terdiam dan hanya mengamati keluhan seorang bocah.

"Aku serius akan menghajar seisi rumah ini!" ucap Brian dengan lantang, Brian menegaskannya kembali bahwa dia tak bermain-main dengan ucapannya.

Albert merapihkan jerami yang telah berhamburan dan berkata, "Saat ini masih terlalu awal untuk itu, kita masih belum memiliki kemampuan untuk hidup mandiri, kita akan mati kelaparan di luar sana."

"Kalau begitu aku akan menjadi pencuri saja! dan rumah ini akan menjadi target pertamaku!" ucap Brian sembari melipat kedua tangan di ketiaknya.

"Brian!"

"Kita tak bertahan selama ini hanya untuk menjadi bandit yang picik dan tak bermoral itukan?! apakah pikiranmu sudah gila?!" teriak Albert dengan marah. Wajah Albert yang biasanya ramah berubah menjadi sangat menyeramkan. Sedikit yang diketahui siapapun tentang Albert, ayah Albert meninggal saat Albert masih dalam kandungan akibat pergi berperang, dan ibunya mati terbunuh oleh bandit di depan kedua matanya saat dia berusia 4 tahun. Hal ini menyebabkannya menimbun kebencian yang sangat mendalam terhadap bandit manapun.

"A-Aku tau! aku hanya bergurau, maafkan aku!"

'Sial! Albert sangat menakutkan,' pikir Brian dalam benaknya.

"Baiklah, kenapa kau tidak membantuku merapihkan jerami yang telah kau jadikan samsakmu itu?" Albert menarik nafas dan menenangkan pikirannya. Albert sedikit lengah karena tidak mengontrol emosinya, trauma masa lalunya lah yang membuat Albert menjadi seperti ini.

"Noah, Noah! bangun bantu aku membereskan ini!" teriak Brian sembari membangunkan Adiknya, Noah.

Dengan wajah mengantuk, Noah menjawab,"B-baiklah," sembari menguap dan berdiri.

Setelah menonton untuk beberapa saat Arthur membuka mulutnya dan mengatakan,"Apakah kalian ingin keluar dari kehidupan yang busuk ini?" tiba- tiba Arthur bertanya sembari melirik ketiga bocah tersebut.

"Apakah ada yang salah dengan kepalamu Arthur? Kau sedikit berbeda pagi ini, bagaimana mengatakannya ya... kau sedikit... berbeda?" Arthur dalam benak Albert adalah anak yang riang dan cerdas, tetapi jarang mengutarakan ide-ide yang ada dalam pikiranya kepada orang lain. Noah dan Brian mungkin tidak terlalu menyadarinya karena mereka tidak lama Bersama Arthur, tetapi Albert menyadarinya.

Setelah terlihat seolah sedang merenung Arthur berkata,"Setelah kejadian semalam, aku berfikir, bahwa kita tak bisa terus hidup seperti ini, Brian benar bahwa kita tak bisa selamanya seperti ini, tentu saja selama ini aku sudah berfikir untuk memberontak juga." Ucap Arthur dengan tegas.

'Fiuh seperti yang diharapkan dari Albert dia sangat peka! yah securiga apapun Albert kurasa takmungkin dia menyadari bahwa Arthur yang lama telah mati, bahkan aku sendiri tidak bisa memikirkan alasan yang tepat mengenai peristiwa ini,' pikir Arthur dan menjadi sedikit lebih tenang.

"Benar! mari kita meng-" Brian ingin mengatakan sesuatu tetapi ketika melihat pandangan Albert yang tajam tertuju kepadanya dia menutup mulutnya menggunakan tangannya.

"huft sudah aku katakan sebelumnya, kita belum siap hidup mandiri diluar sana, dimana kita akan tinggal?, darimana kita mendapatkan makanan? semua itu harus dipikirkan baik-baik, Arthur kau lebih dewasa dibandingkan Brian kau seharusnya sudah tau bukan?" tanya Albert.

Albert berusia 14 tahun, dia hanya berselisih 2 tahun dengan Arthur yang lebih muda, di dunia ini usia Albert dan Arthur bukan lagi anak-anak tetapi telah menginjak usia remaja.

"Tentu saja aku tau, bukan berarti aku tak memikirkan apapun."

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Albert dengan penasaran. Albert selalu tau bahwa Arthur adalah anak yang cerdas, hanya saja, dia sedikit penasaran karena Arthur jarang mengutarakan apa yang di pikirkannya kepada orang lain.

"Tentu saja kita membutuhkan satu hal yang sangat penting, jika kita memilikinya kita bisa hidup dengan mudah dan nyaman tanpa diperlakukan sebagai budak!" jawab Arthur dengan percaya diri.

"A-apa itu?!" tanya Noah dan Brian secara bersamaan, mereka sangat penasaran dengan apa "hal" yang bisa membuat mereka terbebas dari kehidupan budak ini.

"Tentu saja itu uang!" jawab Arthur dengan senyum polos.

"Tcih! apa kau bergurau denganku?!" tanya Brian sedikit marah.

"Tidak-tidak, aku serius dan benar-benar serius" tegas Arthur dengan wajah serius kali ini.

Albert dengan ragu bertanya,"Apa yang kau rencanakan? Bagaimana bocah yatim dan miskin seperti kita dapat menghasilkan uang? lihatlah tubuh kita yang kurus kering seperti anak kekurangan gizi ini, membajak sawah tuan kita saja sudah menjadi batas tubuh kita"

"Aku akan mengatakan nya nanti, sekarang bukanlah waktu yang tepat, bukankah Tuan akan segera bangun?, mari kita bersiap-siap untuk pekerjaan hari ini" ucap Arthur.

"Baiklah, Arthur benar, mari kita persiapkan kebutuhan tuan terlebih dahulu," jawab Albert.

Matahari telah naik di tengah langit, setelah mengerjakan tugas-tugas mereka seperti mengambil air dari sumur , membersihkan rumah, dan sekarang membajak sawah, mereka terlihat berkeringat dan sangat lelah, setelah berkerja memenuhi tanggung jawab masing-masing, mereka di ijinkan untuk keluar entah mencari makan, atau menghasilkan uang, toh kepala desa tak ingin terlihat mengurung dan menjadikan anak asuhnya menjadi budak.

"Arthur mau kemana kau?" tanya Albert.

Tanpa menoleh kebelakang Arthur berkata,"Seperti biasa, aku mungkin akan ke hutan untuk mencari buah atau sesuatu untuk dimakan."

Arthur dan Albert biasanya membagi peran mereka, Albert akan ke danau untuk mencari ikan, Arthur akan kehutan untuk mencari buah untuk dijual atau dimakan.

Melihat Arthur berjalan pergi, Albert menoleh ke dua bersaudara dan berkata, "Aku akan ke danau untuk mencari ikan, Noah,Brian kalian berdua kembali ke rumah untuk menganyam sendal untuk tuan hari ini."

Karena rentang usia yang masih di anggap anak-anak, mereka lebih di tugaskan kepada tugas-tugas yang lebih mudah dan tidak berbahaya, sementara itu Arthur telah jalan meninggalkan yang lainnya.

'Hal pertama yang penting untuk menghasilkan uang adalah informasi, pertama aku harus berkeliling dan mendapatkan informasi sebanyak mungkin'

Arthur sendiri sebenarnya belum tau bagaimana cara menghasilkan uang di dunia yang seperti zaman pertengahan ini, itulah kenapa dia belum mengatakan rencananya.

Desa ini memiliki 4 gerbang kayu yang berada di utara,timur,selatan,dan barat gerbang akan ditutup jam 10 malam dan mulai dijaga secara bergiliran oleh penduduk desa. Hutan berada di sebelah timur, gedung Trading Post juga berada dekat gerbang timur, di sebelah selatan terdapat danau,dan utara adalah jalan menuju kota terdekat, sebenarnya desa ini di kelilingi hutan, hanya wilayah utara yang dijadikan jalan untuk menuju kota terdekat. Rumah keluarga Bartali dan lahannya pertaniannya terdapat di wilayah utara desa.

Kesan pertamanya setelah mengelilingi dan melihat desa adalah seolah-olah dia telah berkelana kembali ke zaman pertengahan. Kenangan seperti game peperangan menggunakan pedang dan kuda terbesit dipikirannya.

'sial ini bukan berita baik, bagaimana caranya menghasilkan uang?'

'Pergi ke Guild dan menerima misi untuk mencari bahan-bahan ramuan yang mudah?'

'Memang nya ini permainan?!'

'Menebang pohon dan menjual kayu bakar?'

'Bagaimana?'

'Menggunakan gigiku?'

'Harga besi sangatlah mahal bagi orang orang di zaman ini khusus nya desa yang miskin ini, harga kapak mungkin akan seharga koin perak, bahkan beberapa orang di desa ini belum pernah memegang koin perak seumur hidup mereka,'

Itulah kenapa selama ini Arthur dan lainnya hanya mengumpulkan ranting kayu dihutan untuk dijadikan kayu bakar, seandainya mereka memiliki kapakpun mereka tak akan mampu merobohkan pohon dan memotongnya dengan tubuh kekurangan gizi itu.

Setelah berkeliling mengumpulkan informasi dan memikirkan rencananya Arthur tanpa sadar telah tiba di sebelah timur desa.

'kurasa aku akan menanyakan beberapa hal disini' pikir Arthur sembari berjalan memasuki pintu trading post yang dijaga oleh dua pria kekar yang menggunakan tombak kayu.

Terimakasih telah membaca, tolong tinggalkan komentar kalian~^^

DivineOwlcreators' thoughts
Next chapter