5 5. Bertemu Male Lead!

Ursilla melangkah menyusuri taman yang ada di Moon Palace. Mata bulat dengan manik mata berwarna hot pink bergerak ke sana-kemari mengamati keindahan taman yang tersaji. Berbagai macam bunga menghiasi di sepanjang jalan Ursilla melangkah.

Ada sebuah pancuran emas berbentuk seorang wanita berambut panjang mengenakan gaun panjang dan terlihat mewah. Tangan patung wanita tersebut membawa sebuah teko dengan ukiran rumit namun terlihat cantik. Teko tersebut dalam posisi seperti akan menuangkan teh. Air pancuran keluar dari teko tersebut dan di bawahnya terdapat kolam yang menampung air pancuran.

Sangat cantik.

Semua yang ada di Moon Palace sangat cantik dan mewah. Ini menunjukkan bahwa istana tersebut memanglah kediaman sang Raja. Akan tetapi, istana putra mahkota dan putri kerajaan juga tak kalah cantik. Hanya saja ada beberapa batasan kemewahan di istana putra mahkota dan putri kerajaan.

Setelah puas berjalan-jalan di taman, Ursilla berbelok menuju sebuah rumah kaca yang terdapat di bagian tengah taman. Rumah kaca bahkan sangat megah di Moon Palace. Berbagai tanaman langka terdapat di dalam rumah kaca tersebut. Tempat ini sering kali digunakan untuk pertemuan ataupun sekadar bersantai menikmati keindahan taman di balik kaca yang transparan.

"Huft..." Ursilla akhirnya bisa mengambil napas lega karena berhasil menjauh dari ruang makan di Moon Palace.

Bibir Ursilla mengerucut, tangan mungilnya meraba kelopak mata yang sembab. Sebelumnya, saat di ruang makan bersama dengan Victor dan Elias, Ursilla menangis dengan keras karena tak bisa mengendalikan emosinya.

Ursilla, tidak, Liera menempati tubuh Ursilla yang masih kecil. Anak berusia 6 tahun tentunya sangat jujur dalam mengungkapkan perasaan yang dirasakan tanpa bisa menutup-nutupinya dari orang dewasa. Jadi, tak heran perasaan Liera yang berusia 16 tahun dipadukan dengan Ursilla yang berusia 6 tahun tentunya tak mudah untuk mengendalikan perasaannya karena belum terbiasa dengan tubuh baru yang dia tempati.

"Putri,... apakah Anda baik-baik saja?" Kepala pelayan bernama Wendy, wanita yang berusia sekitar 25 tahun menatap cemas pada Ursilla yang sejak tadi menunjukkan wajah lesu.

Berkali-kali Wendy mendengar Ursilla yang terus saja menghela napas sejak keluar dari ruang makan. Wanita yang sudah melewati pesta kedewasaannya tersebut, merasa ada yang aneh dengan sang putri yang dia layani.

Berbeda halnya dengan Wendy yang cemas akan keanehan Ursilla, Emma justru terlihat tidak peduli sama sekali dengan apa yang terjadi pada majikan yang dia layani. Tatapan Emma terlihat datar, ada sorot keangkuhan dalam tatapannya.

Kalau Ursilla masih ada di tubuh yang Liera tempati, mungkin Ursilla akan takut pada Emma dan merasa terintimidasi dengan tatapan Emma. Yah, lagipula anak-anak pasti akan takut jika ditatap tanpa ekspresi padahal tidak melakukan kesalahan apapun. Memang dasar Emmalah salah satu penyebab Ursilla menjadi pribadi yang tertutup setelah kejadian di taman yang menimpa Ursilla dalam novel Love to Ursilla.

"Aku tidak apa-apa, Wendy. Aku hanya lelah karena berjalan-jalan di taman." Ursilla seketika tersenyum cerah hingga matanya menyipit.

Otak kecilnya memikirkan langkah apa yang harus dia lakukan untuk bertahan hidup di dunia novel yang dia ciptakan. Ursilla bertopang dagu, manik mata hot pink miliknya mengamati satu-persatu tanaman yang ada di rumah kaca.

"Kaki tangan musuh ada di dekatku. Harus aku apakan dia? Memecatnya? Itu bukan ide yang bagus!" Ursilla menggelengkan kepalanya menolak pemikiran gegabah yang ada di otaknya.

Jika Ursilla memecat Emma, bagaimana dia bisa mengetahui pergerakan antagonis utama dalam novel Love to Ursilla? Emma orang kedua yang bisa menghubungkan Ursilla pada musuh sebenarnya selain Morgan, Male Lead di novel Love to Ursilla.

"Mohon terima salam dari saya Morgan Winter Knight, Putri Ursilla dà Victoria."

Ursilla mengerjapkan mata mungil miliknya beberapa kali. Bahkan saat dia memikirkan tentang Morgan, tanpa sadar berhalusinasi bahwa Morgan ada di sini? Ursilla juga mendengar nama lengkap Morgan. Hah, dia mungkin sudah gila karena terlalu terpaku pada novel yang konflik utamanya masih lama.

"Liera, apa kamu sangat stress memikirkan kelakuan Psycho Male Lead yang selalu dihujat pembaca? Cih, aku bahkan sampai mendengar suara anak laki-laki yang memperkenalkan diri sebagai Morgan." Ursilla mendengus, jemari mungil dan lentik mengusap pelipisnya yang terasa berdenyut.

"Putri, Grand Duke Winter Knight menyapa Anda." Bisikan Wendy terdengar di telinga Ursilla.

Kelopak mata yang sebelumnya tertutup, kini terbuka lebar. Ursilla menoleh ke samping dan mendapati seorang anak laki-laki yang berdiri sambil membungkukkan badan dengan tangan kanan yang diletakkan pada dada kiri.

Anak laki-laki tersebut mendongakkan kepala saat merasakan orang yang dia beri hormat sudah menyadari kehadirannya. Anak laki-laki tersebut mengukirkan senyum lebar yang menambahkan kesan tampan di wajahnya yang seolah tak memiliki celah untuk orang melayangkan hinaan.

"Senang bertemu dengan Anda, Putri Silla."

"Jadi, ini bukan halusinasi?!"

Wajah Ursilla meledak dengan rasa malu yang tak dapat dia sembunyikan. Ursilla berdehem pelan menghilangkan rasa malu yang membakar habis wajahnya.

Ursilla bangkit dari kursi, kedua tangannya mengangkat gaun dan sedikit membungkukkan badannya. "Senang bertemu dengan Anda, Grand Duke Winter Knight."

{ Morgan Winter Knight, Grand Duke termuda sepanjang sejarah karena dia mendapatkan gelar tersebut di usianya yang masih sangat muda yaitu 12 tahun. Grand Duke sebelumnya, ayah Morgan telah meninggal dunia bersama dengan Grand Duchess, ibu Morgan saat kedua orang tersebut dalam perjalanan kembali ke Winter Knight setelah melakukan perjanjian dengan wilayah lain. Orang tua Morgan meninggal karena dibunuh oleh pembunuh bayaran yang sampai sekarang masih belum ditemukan siapa dalang dari peristiwa tersebut. }

{ Penyelidikan masih tetap dilakukan walaupun hasilnya mengalami jalan buntu. Namun, kematian Grand Duke dan Grand Duchess yang secara bersamaan membuat posisi di Winter Knight kosong. Sehingga Morgan, putra dari Grand Duke sebelumnya akhirnya dilantik sebagai Grand Duke yang baru. Usianya mungkin 12 tahun dan banyak pihak yang meremehkan kemampuannya. Akan tetapi, Morgan pria yang pintar sehingga dia bisa mengendalikan Winter Knight hanya dalam beberapa bulan saja. Prestasinya tersebut membuat semua pihak yang awalnya protes akhirnya bungkam dengan sendirinya. }

"Perjalanan hidupnya terdengar sedih dan penuh perjuangan. Tapi, tak ada yang tahu apa yang ada dalam otak liciknya." Ursilla mengamati penampilan Morgan yang kini duduk di depannya.

Terdapat meja di tengah-tengah yang memisahkan Ursilla dan Morgan. Ursilla memakan camilan yang dibawakan pelayan. Ursilla secara terang-terangan mengamati setiap gerak-gerik yang dilakukan oleh Morgan.

Morgan yang memegang cangkir teh meminum teh tersebut sedikit demi sedikit. Di saat itu pula, Morgan membalas tatapan Ursilla membuat Ursilla tersedak menerima tatapan yang begitu tiba-tiba.

"Putri! Minumlah terlebih dahulu!" Wendy menyodorkan gelas berisi susu hangat kesukaan Ursilla. Tangan Wendy menepuk-nepuk punggung Ursilla untuk meredakan batuk-batuk yang dialami Ursilla.

Ursilla meletakkan gelas di meja setelah camilan yang menyangkut di tenggorokannya berhasil dicerna. "Ugh, kehadirannya bahkan sudah memberikan dampak buruk padaku. Lalu, bagaimana jadinya untuk ke depannya jika aku bertunangan dengannya?!"

"Putri, apa Anda baik-baik saja?! Maafkan atas kelancangan saya yang menatap Putri secara tiba-tiba, sehingga mengagetkan Putri!" Morgan segera berlutut di samping Ursilla dengan perasaan bersalah.

Ursilla menjerit dalam hatinya. "Bajingan!! Untuk apa kamu bertanya?! Tidakkah kamu melihat aku tidak baik-baik saja sebelumnya karena tersedak?! Tatapanmu yang tiba-tiba itu hampir membunuhku! Cih, sungguh konyol jika aku mati tersedak karena tatapan seorang Grand Duke!"

Jika Ursilla benar-benar mati karena tersedak, dalam surat kabar mungkin akan menerbitkan judul 'Putri Silla meninggal karena terpesona dengan tatapan Grand Duke yang tampan!'

Cih, bahkan jika Ursilla mati konyol, Morgan tak akan memberikan Ursilla kesempatan untuk mati dengan terhormat.

"Tampan saja tidak cukup kalau kepribadiannya benar-benar busuk!"

"Ini bukan salah Grand Duke. Aku yang tidak sopan karena menatapmu secara terang-terangan." Ursilla mengukir senyum manis padahal di hatinya sedang terjadi demo karena ingin segera memukul wajah tampan di depannya yang dibuat semenyedihkan mungkin.

"Curang! Apa ketampanan itu senjata pria untuk meluluhkan hati wanita?!"

Pesona Morgan yang tampan tak bisa diabaikan. Apalagi Liera orang yang menyukai pria-pria tampan dan mencuci mata dengan wajah-wajah artis-artis yang memiliki paras menawan.

Di saat Liera sibuk menahan perasaannya sendiri yang mengagumi ketampanan Morgan, dan mencegah agar dia tak terjatuh dalam jurang yang sama seperti Ursilla, Morgan yang berlutut terpaku pada senyuman Ursilla yang menambah kecantikannya.

Tak ada yang menyadari telinga Morgan yang memerah samar semakin lama dia mengamati wajah Ursilla. Morgan membuang tatapannya ketika merasakan jantungnya berdetak kencang. "Ugh, ada apa denganku?"

Morgan meremas dada kirinya yang berdetak kencang tak seperti biasanya. "Ck, apakah perempuan ini memberikan sihir jahat padaku? Sudah aku duga, dia perempuan yang berbahaya untukku seperti yang telah Bibi katakan."

Morgan berdiri sambil menarik napas menenangkan detak jantungnya yang tak kunjung normal kembali. Kening Morgan sedikit mengerut dengan kegelisahan yang terpasang di wajahnya.

Ursilla kembali mengalihkan perhatiannya pada Morgan. "Ada apa Grand Duke? Sepertinya ada sesuatu yang mengganggumu?"

Morgan menggelengkan kepalanya. "Saya tidak apa-apa, Putri. Terima kasih atas perhatian Anda. Saya hanya merasa tidak enak untuk undur diri karena teringat pada pekerjaan yang belum terselesaikan."

Ursilla tiba-tiba teringat akan isi novel. Keberadaan Morgan di Moon Palace pasti ada kaitannya dengan pelantikan gelar Grand Duke yang harus mendapatkan pengakuan dari Victor, Raja Kerajaan Victoria.

"Tidak perlu merasa sungkan, Duke. Aku mengerti bahwa kamu sibuk dengan pekerjaanmu karena gelar yang kamu dapatkan. Kamu bisa undur diri jika masih ada pekerjaan yang belum terselesaikan."

"Terima kasih atas kemurahan hati Anda, Putri. Morgan Winter Knight, mohon undur diri."

"Silakan, Grand Duke."

Morgan berbalik dan berjalan dengan tergesa-gesa. Dia harus segera menjauh dari Ursilla yang membuat dirinya tersihir. Berbahaya jika Morgan berada di satu tempat yang sama dengan Ursilla dalam waktu lama.

Yah, itulah yang ada dalam pikiran Morgan. Tidak tahu saja Morgan bahwa perasaan yang dia rasakan pada Ursilla bukanlah sihir jahat seperti yang dia pikirkan. Itu disebut terpesona.

avataravatar
Next chapter