17 Bertemu Digo (Lagi) 1

"Fir, kamu kenapa sih gelisah terus?" tanya Milie yang heran melihat tingkah Safira yang mondar-mandir dari tadi.

Saat ini jam istirahat makan siang. Seluruh siswa sedang berkumpul di ruang makan. Begitu masuk ke ruang makan, Milie dan Safira buru-buru membalikkan badan melihat menu makan siang hari ini. Nasi goreng, capcay dan mie goreng. Ini sudah kelima kalinya dalam seminggu kantin menyediakan ketiga menu ini. Milie dan Safira bosan setengah mati dengan menu itu. Mereka merindukan sup ayam, empal goreng, tempe goreng tepung dan sambal mangga muda. Akhirnya mereka memilih menghabiskan waktu istirahat di taman samping kantin sambil menguyah keripik kentang.

Safira frustasi. "Aku lagi berpikir keras, Mil."

Milie hanya bisa melihat sahabatnya sambil mengunyah keripik kentang. "Lagi mikir apaan sih? Siapa tahu aku bisa bantu."

Safira ragu. Haruskah ia bercerita pada Milie tentang rencananya?

[Ah, jangan. Nanti Milie pasti akan melarangku kabur]

"Eh, Mil, kamu tahu gak sih kalau di sekolah kita ada anjing besar namanya Digo?" tanya Safira.

Milie berpikir sejenak lalu menggeleng pelan.

"Yakin gak tahu? Namanya Digo."

"Digo," Milie mengelus dagunya. "Hmmm… sepertinya pernah dengar tapi gak pernah lihat. Kenapa sih?"

Safira menggeleng pelan. "Ah, gak apa-apa."

"Kenapa kamu gak tanya Keanu aja? Kayaknya dia tahu deh."

"Ide yang bagus. Nanti sepulang sekolah aku mau ke kelasnya dia," Safira bersemangat.

***

Begitu bel tanda pelajaran usai, Safira turun ke lantai 2 tempat siswa kelas 11 berada. Seingat Safira Keanu pernah bilang dia anak 11-1. Karena itu, ia langsung belok kanan begitu sampai di lantai 2 dan segera menuju ke kelas 11-1.

Safira mengintip dari jendela. Semua siswa kelas 11-1 sedang merapikan tas untuk bersiap pulang. "Keanu," panggil Safira dengan suara kecil.

Keanu menoleh ke arah sumber suara dan menemukan Safira sedang melihatnya dari jendela. "Hai."

Buru-buru Keanu merapikan semua buku dan alat tulisnya lalu memasukkannya ke tas ransel. Keanu senang sekali bisa bertemu Safira.

"Tumben kamu ke kelasku? Kangen nih?" goda Keanu sambil mengembangkan senyum khasnya.

Safira menyiku perut Keanu pelan. "Bisa aja, Ken."

Keanu tertawa. "Kenapa nyari aku?"

"Aku mau tanya sesuatu. Kamu tahu kan waktu aku pertama kali datang ke pulau ini aku hampir mati di kejar Digo. Entah kenapa aku pengen ketemu Digo supaya aku gak takut lagi." Kata Safira berbohong. [Safira, kenapa kamu tidak pandai berbohong sih?!]

Sedetik Keanu berusaha mencerna perkataan Safira. Seulas senyum tipis tersungging di bibirnya.

"Baiklah. Aku akan mengajakmu bertemu.."

"Sungguh?" Safira melompat kegirangan. Ia tidak menyangka membohongi Keanu sangatlah mudah.

"Psstttt…," Keanu menutup mulut Safira dengan wajah khawatir. "Jangan keras-keras suaramu. Nanti ada yang mendengar."

"Maaf," Safira malu.

Keanu melirik jam tangannya. "Nanti jam 8 malam temui aku di kebun belakang sekolah ya. Tapi jangan sampai ketahuan siapa-siapa. Oke?"

Safira mengangguk senang.

Tanpa mereka berdua sadari, ada sesosok mata yang memandang tajam ke arah mereka dari celah pintu kelas lain.

***

Penjaga asrama putri dikenal sebagai wanita tua berusia 50an yang ketus dan galak. Semua orang memanggilnya dengan sebutan Madam Rowina. Setiap pagi Madam Rowina meminta staf asrama untuk membunyikan alarm bangun pagi keras-keras. Safira sering mengumpat kaget karena suara alarm bangun pagi begitu kencang. Siswi-siswi lain juga mengeluh. Tapi tidak ada satupun yang berani protes pada wanita yang konon katanya adalah salah satu cucu pendiri SMA Andalas.

Safira tahu keluar dari asrama jam 8 malam adalah sebuah dosa besar dan menimbulkan konsekuensi hukuman yang serius. Tapi ia tidak peduli. Ia baru akan dihukum jika ketahuan keluar jam 8 malam dari asrama, tapi kalau tidak ketahuan tentu dia tidak akan dihukum bukan?

Oleh karena itu, Safira berjalan mengendap-endap menuju pagar belakang asrama. Pagar belakang selalu dikunci begitu jam 6 sore. Tidak ada acara lain untuk keluar dari asrama selain memanjat pagar belakang.

Lagipula penjagaan paling ketat hanya dilakukan di pagar depan asrama. Banyak orang meremehkan fakta bahwa perempuan tidak mungkin bisa memanjat pagar setinggi 2 meter. Sayangnya itu hanya berlaku untuk perempuan diluar sana, tidak dengan Safira. Safira mampu memanjat tembok setinggi 4 meter sejak SD!

Setelah memastikan tidak ada yang melihat. Safira mulai memanjat pagar perlahan tanpa suara. Ia berhasil memanjat dan turun dengan selamat. Tanpa babibu, Safira langsung berlari kecil menuju kebun belakang.

Tepat di jalan setapak yang meyambungkan sekolah dengan kebun belakang, Keanu menunggunya dengan sebuah senter kecil. Pria itu memakai setelah jumpsuit berwarna hitam lengkap dengan topi hitam. "Pakaianmu kok begini amat?" Safira heran.

"Karena kita akan ke tempat terlarang jadi harus menyamar dengan pakaian hitam-hitam," jawab Keanu sambil berjalan. Safira hanya bisa geleng-geleng kepala dengan pemikiran temannya ini.

Keanu dan Safira berjalan jauh di kebun belakang. Mereka melewat pepohonan rimbun dan semak-semak tinggi. Kalau Safira tidak mengenal Keanu dengan baik tentu ia akan berpikir pria ini mau menjebak dan memiliki niat yang tidak baik. Kemudian mereka berbelok ke sebuah bangunan tua dengan cahaya remang-remang.

Keanu mengajak Safira masuk ke bangunan tua itu. Safira kaget karena melihat interior dalam bangunan tua itu. Mirip penjara. Ruangan itu di sekat kotak dengan ukuran 9 meter persegi di setiap sekatnya. Lalu tiap sekat diberi pagar besi. Ya bisa dibilang tempat ini mirip penjara atau kandang hewan buas. Dari pintu masuk, bulu kuduk Safira berdiri. Ia mendengar samar suara geraman binatang besar.

"Ayo masuk," ajak Keanu santai.

Keanu dan Safira berdiri di depan sekat kotak yang berada paling dekat dengan pintu masuk gedung. Mata Safira menyipit melihat ke dalam sekat yang lebih pas disebut kandang. Seekor anjing raksasa berwarna hitam yang awalnya duduk bangkit berdiri berdiri dan mendekat ke arah pagar besi. Matanya menyala dengan seringai tajam. Digo mamerkan taring sepanjang 10 sentimeternya pada Safira. Tatapannya penuh kecurigaan.

"Tenang, Digo," Keanu berbicara pada anjing itu.

Safira memegang erat lengan baju Keanu dengan takut.

"Makhluk ini lebih menakutkan dari terakhir kali aku melihatnya," gigi Safira gemetaran.

"Tenang saja. Digo tidak akan menyakitimu. Dia mengerti bahasa manusia," Keanu berusaha menenangkan gadis disebelahnya.

Tangan Keanu maju perlahan. Ia mengusap-usap kepala anjing raksasa itu. "Tenang, Safira juga temanmu. Hari ini dia ingin berkenalan dengan anjing manis sepertimu."

Safira berusaha menyunggingkan seulas senyum namun raut ketakutan di wajahnya tidak bisa menutupi kegugupannya.

"Bagaimana kalau aku mengeluakan Digo dari kandang?"

Mata Safira terbelalak kaget memandang Keanu. "Apaaa?!"

avataravatar