67 Mellisa #6

Para siswa kelas XII kelihatannya tidak ingin tinggal di rumah, tak terkecuali Nadia. Walaupun sudah diumumkan bahwa setelah selesai ujian kelulusan mereka bisa menunggu pengumuman di rumah masing-masing, mereka tetap saja datang ke sekolah dan memenuhi lapangan, kolam renang indoor, sasana bela diri, ruang kelas, kantin, hingga perpustakaan.

Beberapa dari mereka bahkan datang ke sekolah hanya karena merasa bosan di rumah dan ingin bertemu teman-teman mereka. Ada juga yang membuat kelompok belajar bersama untuk mempersiapkan diri sebelum mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.

Nadia sedang duduk sendirian di bawah pohon tak jauh dari lapangan yang ramai. Seperti biasa, ia menutup telinganya dengan earphone dan menenggelamkan dirinya dalam lautan pemikiran dari buku-buku yang dibacanya.

Ia benar-benar tidak peduli apakah nilai ujiannya buruk atau tidak,

apakah teman-temannya sedang mencarinya karena ia tidak ada bersama mereka atau tidak,

apakah ibunya sedang mengikuti pertemuan atau tidak,

apakah kakaknya mencemaskannya atau tidak,

apakah ayahnya memperhatikannya atau tidak,

atau apakah Alex masih memperhatikannya atau tidak.

Bahkan Nadia tidak peduli bahwa sekarang Ia sedang diperhatikan oleh Daniel yang tersenyum manis sambil berjalan santai ke arahnya. Pemuda itu mendekat lalu duduk di sampingnya.

"Sendirian aja." Kata Daniel tiba-tiba. Nadia menghembuskan napasnya dengan keras lalu berpaling dari bukunya dan menatap Daniel.

Tanpa sepatah katapun gadis itu langsung berdiri. Nadia hendak pergi namun Daniel dengan cepat menarik tangannya.

"Lo mo ke mana, sih? Kan gue baru datang." Nadia menarik tangannya dari genggaman Daniel.

"Duduk aja lah. Nggak enak tauk!" kata Daniel lagi sambil menarik rok Nadia.

"Lo apaan, sih?!" bentak Nadia. Daniel ikut berdiri di hadapannya.

"Kan udah gue bilang, lo duduk aja. Kan gue nggak enak sama lo, kalo ada yang kelihatan." Jawab pemuda itu santai.

"Lagian lo tuh nggak diundang, tau!" jawab Nadia kesal.

Daniel tersenyum lalu menutup jalan Nadia dengan menyandarkan tangannya di pohon. Daniel membalas tatapan tajam Nadia dengan tatapan paling bersahabat yang pernah Nadia lihat dan hal itu sangat mengganggu baginya.

"Mau lo apa sih?" tanya Nadia tajam.

"Akhirnya lo nanya juga." Kata Daniel senang. "Ya, gue cuman mo ngobrol aja berdua sama lo, tanpa ada Alex ato temen-temen baru lo." Lanjutnya lalu tersenyum manis.

"Ganggu!" jawab Nadia singkat.

Daniel hanya tersenyum menatap Nadia dari jarak yang sangat dekat itu. Ia memang harus mengakui bahwa Nadia bukan gadis yang buruk rupa. Nadia hanya bisa menahan dirinya agar tidak memukuli Daniel karena telah menginvasi ruang geraknya.

"Lo nyadar nggak kalo kita udah pernah ada di posisi ini dua kali. Sekarang berarti udah tiga kali." Kata Daniel sambil terus menatap Nadia, menelusuri setiap inci wajah gadis itu.

"Posisi ini? Maksud lo posisi 'almost kissing' kayak gini?" tantang Nadia sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Daniel.

Daniel tersenyum. "Gue kira lo cewek yang bakal malu buat ngomongin hal kayak gini. Well, kayaknya gue udah mulai nyaman sama lo. Jadi, berhubung dua kali kissing scene kita terganggu, lo mau nyoba kali ini?" Daniel semakin tertarik dengan obrolan mereka.

"Why not?" jawab Nadia santai.

Daniel cukup terkejut dengan respon Nadia. menurutnya Nadia bukan tipe gadis yang akan dengan mudah melakukan hal seperti ini. "Lo, nggak lagi ngerencanain hal jahat yang bakal lo lakuin pas gue nyium lo, kan?" tanya Daniel ragu.

Nadia tertawa mendengar pertanyaan Daniel, yang terdengar jelas bahwa ia tak percaya saat Nadia menjawabnya seperti itu. Untuk pertama kalinya, Daniel mendengar Nadia tertawa. Suara tawanya yang renyah, dari jarak sedekat ini.

"Nggak lah. Kenapa juga gue harus nolak ciuman dari lo? Lo lumayan ganteng kok." Jawab Nadia santai. "Lagian kalo lo berani nyium gue, berarti lo bakal berurusan sama pacar lo. Dan itu sama aja kayak gue nimpuk dua kodok pake satu batu. Lo berdua yang berantem. Gue kan biasa aja." Jelas Nadia santai.

Sekali lagi Daniel tidak percaya dengan jawaban Nadia. Apakah ini sisi lain Nadia yang tidak diketahui oleh banyak orang? Atau mungkin Nadia hanya ingin mempermainkan dirinya? Astaga!

Daniel merasa ia sepertinya baru saja membuat kesalahan dengan mengganggu Nadia hari ini. Nadia rupanya sedang bertingkah seperti nenek sihir menyebalkan.

avataravatar
Next chapter