79 Mellisa #18

Begitu sampai di rumah, Nadia dan David segera membawa semua belanjaan mereka ke dapur untuk dibereskan. David lalu duduk di depan tv. Acara sore kesukaannya sepertinya akan dimulai.

Nadia segera masuk ke kamarnya dan gadis itu sangat terkejut saat melihat Alex yang sedang tidur di ranjangnya. Ia segera menghampiri pemuda itu yang sedang asyik memainkan game di ponselnya.

"Elo! Lo mo maling, ya?" tanya Nadia mengejutkan Alex.

Pemuda itu berbalik dari permainannya lalu tersenyum melihat Nadia. "Iya. Gue mo maling hati lo." Jawabnya riang lalu bangun dan duduk.

"Lo ngapain di kamar gue? Nggak punya kerjaan lo?" tanya Nadia dingin.

"Gue cuman lagi kangen aja sama lo." Nadia berbalik hendak keluar dari kamar, saat Alex seketika mengejarnya dan menahannya.

"Lo mo ke mana?"

"Ke tempat yang nggak ada elo." Jawab Nadia cepat lalu melepaskan tangannya dari Alex dan segera pergi.

Pemuda itu tidak menyerah dan mengejar Nadia sampai ke kolam renang di halaman belakang.

"Gue itu mo cerita sesuatu sama lo." Nadia tidak menggubris. "Gue barusan diputusin sama Mellisa." Kata Alex cepat.

"Tampang lo nggak kayak orang yang abis putus." Komentar Nadia datar.

"Nah itu! Itu makanya gue mo cerita ke elo. Gue juga bingung, kenapa kali ini pas gue putus dari Mellisa, gue malah nggak ngerasa kalo gue harus galau dua hari karena nyesel." Kata Alex yang lebih terlihat bersemangat dari pada galau. "Padahal nih ya, rekor pacaran gue yang paling lama, ya sama Mellisa. Bayangin deh! Enam bulan! Gokil kan? Dari pada sama yang dulu-dulu. Sebulan, seminggu, dua minggu. Haaaahh..." Lanjut Alex lagi.

"Dia bilang apa pas mutusin elo?" tanya Nadia basa-basi.

"Dia bilang kalau kakaknya pernah liat gue, dan kakaknya itu nggak suka sama gue. Dan herannya gue nggak protes dan cuman bilang oke ke dia." Jelas Alex takjub.

"Itu karena lo sayang sama dia, bego. Makanya lo mau aja ngikutin maunya dia. Kalo yang dulu-dulu kan mesti elo yang mutusin mereka. Karena lo udah bosen. Lagi pula yang dulu itu lo cuma nerima mereka karena kasian, kan? Ya jelas sama Mellisa beda. Keliatan banget sih, kalo lo emang punya perasaan sama dia. Yaudahlah, ya! Biasa aja." Komentar Nadia datar.

"Uu… Nadia gue udah mulai tau soal rasa sayang, sekarang?" goda Alex sambil mencubit kedua pipi Nadia dan membuat tangannya dipukuli. "Steven yang ngajarin?" tanya Alex lagi dengan tatapannya yang menggoda.

"Nggak usah bawa-bawa Steven. Gue juga barusan putus sama dia." Kata Nadia cepat.

"Ha? Serius? Kenapa? Kok lo nggak galau?" tanya Alex bertubi-tubi.

"Iya, serius. Karena kakak kita pada mau tunangan." Alex mengangguk paham. 'Pantes aja Nadia nggak galau. Walaupun nggak jadi pacar, mereka malah bakalan jadi sodara ipar... hmmm...'

Keduanya terdiam untuk sesaat hingga Alex tiba-tiba menggendong Nadia yang sedang duduk di kursi santainya dan membawanya masuk, tanpa menghiraukan pukulan-pukulan Nadia yang menyuruh Alex untuk meturunkannya. David yang sedang duduk santai di depan televisi hanya tersenyum senang melihat tingkah Alex dan Nadia. Sama saja seperti saat mereka masih kecil dulu. Lucu dan menggemaskan, juga berisik.

avataravatar
Next chapter