4 Fall

"kau!!" teriak histeris clarysa saat sosok yang ingin dijauhinya kini terpampang jelas di depan mata.

'kenapa dia berada disini? astaga ya tuhan tolong aku, aku ingin menghilang sekarang juga, aku tidak mau bertemu orang itu - batin clarysa'

"jawab, jangan mengalihkan" tegas orang itu.

"dari mall bersama teman temanku" jawab clarysa gugup dan mencoba cuek, padahal tadi alvaro dan pacarnya bertemu dengannya kenapa sekarang pura pura tidak tau. ya.. orang itu alvaro.

"diantar dengan siapa tadi?" tanya alvaro dengan nada posesif

clarysa mulai tidak suka dengan sifat alvaro yang seenaknya, segala hal tentang dirinya selalu saja harus diketahui alvaro, sementara hal tentang alvaro tidak boleh ada yang ikut campur.

'kenapa aku harus menikah dengan lelaki seperti ini ya tuhan, coba saja kalau aku tidak bodoh saat itu, saat alvaro tiba tiba menciumku dan memutuskan bahwa kita menjadi sepasang kekasih saat itu dan dia menikahiku, coba saja kalau aku memberi tau masalah ini pada mami dan papi, mereka pasti menolongku dan aku tidak akan berakhir menjadi clarysa yang sekarang sedang berdiri serta di interogasi oleh alvaro sanjaya, yang kini berstatus suamiku, apakah ini takdir? atau ini nasib? jika ini nasib aku akan pergi mengubah nasibku menjadi lebih baik lagi, kalau ini takdir kumohon kuatkan lah aku untuk menghadapi ini ya tuhan, aku yakin ya kau berikan ini yang terbaik tapi tolong beri aku kekuatan kali ini saja' - batin clarysa

clarysa menghela nafas

"bukan urusanmu" jawab clarysa mulai acuh.

alvaro yang mendengar kata itu pun tersulut amarahnya, dia mencengkram kuat tangan clarysa dan berbisik ditelinga nya.

"jawab aku sayang" bisik alvaro penuh penekanan

saat alvaro mencengkram tangannya lidah clarysa terasa kelu, tidak bisa mengucapkan apa apa, rasanya seperti mati rasa.

"a-aku, aku, aku dengan teman temanku, jane dan revan" jawab gugup clarysa, lidah nya keluh hingga terbata bata saat menjawab pertanyaan alvaro dia takut alvaro berubah lagi menjadi pyscho.

"revan, dia hanya temanmu?" tanya alvaro

"..."

"jawab sayang" bisik alvaro

"..."

"JAWAB!!" teriak alvaro tepat dia telinga clarysa hingga telinganya berdengung

deg!

deg!

deg deg deg deg deg deg deg!

detak jantung clarysa berdetak kencang tangannya gemetar saat alvaro membentaknya, clarysa mulai merasa takut tapi dia berfikir kalau dia takut bagaimana ini akan berakhir? akhirnya ia memberanikan diri untuk membalas ucapan alvaro.

"BUKAN URUSANMU! KAMU SELALU SAJA INGIN MENGETAHUI APAPUN TENTANGKU! SEMENTARA KAMU SELALU MENUTUPI URUSANMU, BAHKAN KAMU MEMILIKI KEKASIH DILUAR SANA SAJA AKU TIDAK TAHU, JIKA TADI JANE TIDAK MENGAJAKU KE MALL DAN MEMERGOKI KAMU DAN KEKASIHMU MUNGKIN AKU AKAN MENJADI ISTRI BODOH YANG PERNAH ADA YANG DI BOHONGI SUAMINYA, NIKAHI SAJA WANITA ITU DAN KITA CERAI, HIKS! KAMU KETERLALUAN! KAMU SIALAN, BAJIANGAN! MARI KITA BERCERAI, AKU MAU KITA CERAI!!!!" air mata clarysa tidak bisa terbendung lagi, air matanya itu mengalir deras melalui celah celah matanya, hingga terisak. clarysa telah mengorbankan masa mudanya demi pernikahan ini.

sementara alvaro, merasa sesak didadanya ketika clarysa menyebut kata 'cerai' apa pernikahannya akan bertahan 1 minggu saja? apakah setelah ini clarysa akan meninggalkannya?

'GREP'

alvaro memeluk clarysa dengan erat seolah clarysa akan pergi meninggalkannya sekarang juga, sudah cukup alvaro merasakan sakit hati saat dia remaja dulu, dia tidak mau kehilangan orang yang dia cintai untuk kedua kalinya. alvaro memeluk clarysa semakin erat sambil menutup matanya, merasakan kehangatan tubuh clarysa, wanita yang di peluknya.

"kumohon maaf kan aku" bisik alvaro

"..." clarysa tidak menjawab

"jangan tinggal kan aku clarysa, aku mencintaimu" bisik alvaro lagi

"..." clarysa tetap tidak menjawab

alvaro perlahan melepaskan pelukanya,menahan pundak clarysa dan menatap matanya.

"kumohon" lirih alvaro

lagi lagi clarysa diam, perlahan pandangannya kabur dan dia jatuh pingsan di pelukan alvaro.

"clarysa" lirih alvaro panik, alvaro langsung membopong tubuh clarysa ke atas kasur dan menelepon dokter keluarga nya.

****

"bagaimana keadaan-nya gavin?" tanya alvaro pada dokter yang bernama gavin itu.

"tidak apa apa hanya kelelahan, jangan biarkan dia banyak pikiran, itu bisa membuatnya stress, hanya perlu biarkan dia istirahat dan jangan biarkan dia banyak berpikir" ucap dokter gavin.

"baiklah, terimakasih" ucap alvaro seraya mengantarkan gavin sampai depan pintu kamarnya, lalu menutup pintu kamar dan tidur di sebelah clarysa.

tak lama clarysa membuka matanya, dan melihat alvaro terlelap di sampingnya, clarysa bangun perlahan agar tidak membuat alvaro bangun.

clarysa ingin melarikan diri dari rumah yang terasa seperti kandang singa ini, tidak! bukan! lebih tepatnya kandang buaya ini, iya ingin pergi sejauh mungkin dan memulai kehidupan baru melupakan alvaro dan pernikahan yang tidak di inginkannya ini.

clarysa membuka lemarinya mengambil sweater lalu memakainya, mengambil tas dan kunci mobil, mengendap ngendap karena sekarang sudah larut malam jadi para pelayan pun pasti sudah istirahat jadi clarysa sedikit lega, hanya tersisa para penjaga yang menjaga halaman depan yang harus clarysa lewati.

saat menyalakan mesin mobil para penjaga menoleh ke arah mobil tapi clarysa langsung tancap gas. karena jarak pagar dan rumah alvaro jauh jadi clarysa masih harus keluar melewati pagar, tapi bagaimana caranya?

'sial, banyak sekali penjaga nya' batin clarysa

karena para penjaga curiga mereka tidak membukakan pagar untuk mobil clarysa membuat clarysa menabrak pagar nya dan mobil itu rusak cukup parah di bagian depan.

dahi clarysa membentur stir dan mengeluarkan darah dari dahinya.

seketika para penjaga heboh dan membantu mengeluarkan clarysa dari dalam mobil, salah satu penjaga menelepon alvaro yang sedang tertidur di lantai 2 mansionnya.

tut.. tutt. t-

"hallo?" suara berat alvaro terdengar dari ujung telepon sang penjaga.

"hallo tuan sanjaya?" sapa penjaga itu

"hm, ada apa?" tanya alvaro

"nyonya sanjaya tuan, nyonya kecelakaan!" ucap penjaga itu

"APAA??!!!"

TBC

avataravatar
Next chapter