3 Dia adalah..

"ada apa ini?" tanya seorang pria yang baru saja datang

"sayaaang wanita ini merebut lingerie ku" ucap wanita itu,membuat clarysa revan dan jane menengok kearah pria itu.

"a-alvaro??" ucap clarysa terbata bata, alvaro suami nya itu kencan dengan wanita lain dan memanggil nya sayang?

"cla-clarysa" ucap alvaro gugup

wanita itu berdecak kesal karena alvaro mengabaikan aduan nya dan malah bicara pada clarysa.

"sayang apa kau tidak mendengarku! lihat wanita ini merebut lingerie ku, padahal ini akan ku pakai untuk malam nanti bersamamu, sayang bantu aku menghadapi wanita ini apa kau tidak mau aku tampil seksi di depanmu nanti malam? kenapa kau hanya bicara pada wanita murahan itu!!" ucap wanita itu yang terlihat kesal, sementara clarysa memandang alvaro dengan tatapan tidak percaya.

jane melihat clarysa yang menatap alvaro dengan tidak percaya, jane merasakan sakit hati yang clarysa rasakan, jane tau kalau alvaro yang bersama wanita itu adalah suami sah clarysa, jane sangat kesal melihat alvaro hanya diam. tapi jane menahan untuk bilang kalau clarysa adalah istri alvaro.

"siapa yang kau sebut murahan?!! temanku tidak murahan, kau lah yang murahan!" ucap jane tidak terima clarysa di fitnah oleh wanita itu

"harus nya kalian yang mengaca apa kalian tidak memiliki kaca?! ah kalian pasti terlalu miskin jadi tidak bisa membeli kaca" ucap wanita itu sombong.

"APA?! KAU BILANG AKU DAN TEMANKU MISKIN! DAN KAU MENYEBUT TEMANKU MURAHAN?! APA KAU TAU KALAU TEMANKU YANG KAU SEBUT MURAHAN ITU SIAPA NYA KEKASIHMU??! DIA ADALAH IS-" ucapan jane terpotong karena alvaro mengeluarkan ucapannya.

"dia adalah keponakanku" ucap alvaro

deg! hati clarysa sakit mendengarnya, suaminya bilang kalau dia keponakannya? kenapa? kenapa tidak bilang kalau clarysa istri nya bukan kah tadi pagi dia bersifat romantis pada clarysa? ini sekarang tidak? apa dia hanya berpura pura manis pada clarysa?

jane yang mendengar itu pun sangat kesal tapi clarysa pasti akan marah kalau dia membocorkan rahasianya, tadi hampir saja dia keceplosan tapi ditahan alvaro.

"hah? keponakanmu? jadi dia yang akan menjadi keponakanku juga, ah maaf keponakan aku bibimu, perkenalkan aku LIA kekasih pamanmu" ucap perempuan itu.

"ah iya bibi salam kenal semoga hubunganmu dan paman lancar sampai pernikahan nanti" ucap clarysa seraya tersenyum kecut.

jane yang melihatnya menitikan air matanya tapi langsung menyeka air matanya, betapa kuat sahabatnya itu menahan perasaannya, jane memberikan pakaian itu pada lia dan memeluk clarysa menenangkan nya.

"ahk terima kasih untuk lingerie nya aku akan mengambil ini, dah keponakan" ucap lia mengejek, dan berjalan dengan alvaro seraya memeluk lengan varo.

"kau wanita tangguh clarysa aku bangga menjadi temanmu" bisik jane dia telinga clarysa yang membuat clarysa sedikit tenang dan membalas pelukan jane.

revan yang melihat itu bingung

"kalian kenapa?" tanya revan

"tidak,tidak apa apa kita hanya bingung ingin memilih yang mana" jawab clarysa

"tadi itu pamanmu?" tanya revan

"iya itu pamanku" jawab clarysa berbohong pada revan.

"yasudah ayo kita cari baju yang lain" ucap jane menarik tangan clarysa

"tapi apa tidak masalah lingerie itu di beli wanita tadi?" tanya revan

"tidak, aku sudah tidak suka dengan itu, kita bisa beli yang lain" jawab jane

"yasudah" ucap revan.

clarysa dan jane berbelanja sepuasnya ditemani dan di traktir oleh revan. hingga mereka puas dan kembali ke rumah masing masing.

revan mengantarkan jane dan clarysa, tapi jane yang terlebih dahulu turun, dan tersisa clarysa bersama revan.

"apa kau merindukanku?" tanya revan dengan tatapan yang masih fokus ke depan karena sedang menyetir.

"ya aku merindukanmu" jawab clarysa menoleh ke arah revan, revan tersenyum.

"aku sangat merindukanmu, sampai aku tidak tahan dan kembali lagi padamu, entah kenapa kau tiba tiba menghancurkan pendekatan kita waktu itu, tapi tidak masalah aku tau hubungan jarak jauh itu memang sulit, jadi mari kita ulang dari awal" ucap revan

"ah.. revan kau mengarah ke rumah mamiku? aku sudah punya rumah sendiri bisakah kau mengantarku ke rumahku? dijalan wesley no. 125" clarysa mengubah topik pembicaraan nya dengan revan, karena dia tidak bisa menjawabnya hatinya sangat gelisah.

"kau memiliki rumah sendiri? kau tinggal sendiri?" tanya revan seraya menoleh ke arah clarysa

"HEII! FOKUSKAN PANDANGANMU KEDEPAN!!" ucap clarysa setengah teriak pada revan yang hanya terkekeh dengan sikap clarysa.

"kau terlihat cantik saat sedang kesal, tapi kau mengalihkan pembicaraan ku dari tadi, kenapa?"

"hmm, aku tidak mengalihkan, revan belok kanan, ini blok rumahku, nah itu dia rumahku yang disana" ucap clarysa seraya menunjuk rumahnya, ah bukan.. rumah alvaro.

"ASTAGA CLARYSA APA KAMU MENJADI BODOH SEKARANG? ITU BUKAN RUMAH CLAR, ITU MANSION!" ucap revan

"iya, aku tinggal di sana"

"apakau menjadi sukses mendadak? maksudku kau membeli mansion itu yang setara dengan mansionku tapi aku memerlukan 5 tahun untuk bisa membangun mansion itu dengan uang hasil keringatku, sedangkan kau? sekarang kau sudah memilikinya, hebat!" ucap revan

"itu pemberian dari seseorang.." jawab clarysa dan menunduk, revan memujinya tapi bukan sesuatu yang dia miliki. mansion itu punya alvaro dan clarysa mengingat kejadian di mall tadi.

"pasti orang itu sangat sukses, aku jadi iri padamu yang bisa diberi mansion sebesar itu, kau harus mengenalkan aku dengannya kau tau? di dunia ini jarang menemukan orang yang dermawan, aku berniat menawarkan orang itu untuk menjadi investor di perusahaanku" ucap revan seraya memarkirkan mobil nya di depan gerbang mansion, dan clarysa berniat turun.

"terima kasih revan, sampai jumpa" ucap clarysa seraya membuka pintu mobil revan.

"tunggu!!!" cegat revan memegang tangan clarysa, clarysa menoleh dan menaikan alisnya menunjukan bahwa dia bertanya 'ada apa' pada revan.

"kau tidak menawarkan aku untuk masuk atau mampir ke dalam mansionmu?" tanya revan yang membuat clarysa menunduk berfikir, dia tidak mungkin mengajak revan masuk itu adalah mansion alvaro apa jadinya kalau dia membawa lelaki lain ke mansionnya walaupun itu teman clarysa tapi alvaro pasti tidak akan langsung percaya.

revan yang melihat clarysa pun merasa bersalah atas ucapannya

"tak apa kalau kau belum bisa mengajakku mampir, aku mengerti lain kali saja aku mampir aku juga baru ingat aku ada meeting mendadak di kantorku, kau tau kan kuliah sambil kerja menjadi CEO memimpin perusahaan itu sulit" ucap revan yang di balas anggukan oleh clarysa.

"terima kasih revan, sampai jumpa besok, byee" ucap clarysa seraya membuka pintu mobil lalu menutup nya dan melampaikan tangannya dibalik kaca mobil revan.

setelah mobil revan pergi clarysa masuk ke dalam mansion disapa oleh para pelayan tapi dia hanya membalas senyuman dan masuk menuju kamarnya. dia lega mengingat alvaro lembur, dia tidak perlu bertemu alvaro, dia hanya harus menguatkan dirinya ketika besok saat dia membuka matanya alvaro akan ada disamping nya.

saat clarysa membuka pintu kamarnya dia terkejut karena ada seseorang yang tidak asing, duduk di sofa kamar nya dan menatapnya.

"darimana saja kau!!" ucap orang itu..

TBC..

avataravatar
Next chapter