1 Prolog.

Amerika Serikat, Alaska, Fairbanks.

Gadis cantik berwajah Asia-Eropa yang menarik koper Dorarmonnya menelusuri bandara mencari jalan keluar. Ia mengikuti gerombolan yang baru saja turun dari Pesawat Alaska Airlines, sama sepertinya.

Berbagai wajah, penampilan dan negaranya terlihat berlalu-lalang di bandara. Sampai gadis itu melihat seseorang memegang papan bertuliskan Namanya.

Alqueena Scarlett Mikhaella.

Gadis itu menepi, menghampiri wanita paruh baya yang memegang papan itu. Ia buka kacamata hitamnya dan masker yang ia pakai. Kemudian langsung memeluk wanita itu dengan senyum di wajahnya.

"Mommy Stefani... " Seru gadis itu dengan riang.

Wanita itu membalas pelukan gadis itu. "Oh, Dear... Kau menjadi sangat-sangat cantik sekarang. Bagaimana kabarmu?" Tanya wanita itu sambil melepas pelukannya agar bisa melihat wajah gadis yang di peluknya.

Gadis cantik itu tersenyum. "Seperti biasa. Very very good. How about Mom Stef and Dad Arkan?" Tanyanya sambil menyeret kopernya kembali, sambil berjalan pelan di samping sang Ibu angkatnya, Stefani Mizarell.

Dengan senyum wanita itu menjawab. "Alhamdulillah, Baik. Ayo kita pulang, Daddymu mungkin sudah menunggu di mobil"

Gadis itu menganggguk. "Baik, Mom"

"Mom dengar dari Bundamu kalau kau mendapat beasiswa di salah satu universitas Di Alaska. Dimanakah itu, Dear?" Tanya Wanita itu kembali.

"Kalau gak salah itu di kota Anchorage, Mom" Jawabnya sambil menatap layar ponselnya.

Wanita di sampingnya langsung terkejut. "Benarkah, sayang?"

Gadis itu mengangguk. "Karena penerbanganku besok jadi aku hanya akan tinggal satu hari saja di sini, Mom. Maaf kalau aku merepotkan Mom dan Dad"

"Kau ini! Seperti sama siapa aja, kamu itu sudah Mom Stef dan Daddy Arkan anggap sebagai anak sendiri, jadi untuk apa meminta maaf kalau merepotkan. Mom malah senang kok kalau di repotkan olehmu tapi tidak dengan Rafan" Ucap Stefani sambil menghela nafas.

"Kenapa Mom sama Ka Rafan?" Tanyanya penasaran kenapa sang Mommy tidak ingin di repotkan oleh kakaknya, Rafanel Milkhaella.

Saat Stefani ingin menjawab terdengar teriakan dari jauh memanggil nama gadis itu.

"Queennnna... " panggil pria paruh baya yang berada di dalam mobil Range-Rover-Sport berwarna hitam sambil melambaikan tangannya keluar dari mobil.

Gadis itu tersenyum gembira. Ia lepas kopernya dan berlari menghampiri pria paruh baya itu yang sekarang sudah di luar mobil.

"Daddy Arkan!" Serunya sambil melompat ke dalam pelukan pria itu. Dengan spontan Pria itu menahan agar gadis itu tidak terjatuh dalam pelukannya.

Pria itu, Arkana Mizerall. Mengusap-usap sayang kepala gadis itu kemudian menurunkannya dengan pelan.

"Kok di turunin? Aku masih mau di gendong sama Daddy Arkan" Protes Queen sambil mengerucutkan bibirnya ke depan.

Melihat itu membuat Arkan menjetik bibir mungil itu dan membuat sang empunya meringis. "Kamu ini, yah! Masa Daddy di suruh ngangkat kamu yang berat ini. Usia kamu itu udah 18 tahun bukan bocah usia 5 tahun atau 7 tahun, yang masih bisa Daddy angkat. Ingat umur dong" kekeh Arkan sambil mengusap pelan puncak kepala gadis itu.

"Ck, ck, Anak itu memang begitu. Udah tua juga masih aja berperilakuan seperti anak-anak. Gak baik loh, kamu kan udah mau jadi mahasiswa jadi di ubah sikapnya, yah" Tambah Stefani sambil menarik koper Queena yang ia tinggalkan begitu saja.

"Yed, Mom, Dad"

Setelah itu mereka pun berangkat. Gueena duduk di belakang bersama Stefani sambil bercerita-cerita. Entah cerita apa itu tapi membuat mereka semua tertawa gembira.

*****

avataravatar
Next chapter