1 Panggilan

Alrez POV

Namaku Alrez Alviero, Sebulan yang lalu Bunda Alen memasukkan ku ke sekolah terkenal di kota tempat tinggal ku, meskipun Bunda Alen bukanlah orang tua kandungku, ia sangat menyayangi ku dan menginginkanku untuk memiliki masa depan yang cerah.

Kalian pasti bertanya orang tuamu mana? Orang tua ku sudah meninggal sejak aku masih bayi, jadi aku tidak pernah melihat wajah ibu ataupun ayahku.

SMA Danueza, SMA favorit di kota Taluk Kuantan, sekolah yang memiliki fasilitas yang bagus dengan seluruh muridnya diasramakan

Aku ingin bertanya, akankah aku bisa memiliki masa depan yang cerah? Disekolah, kelas memiliki beberapa tingkat dari kelas 10/1 sampai 10/8. Aku? Oh, tentunya aku tidak akan masuk kelas 10/1, karena aku murid yang malas dan tidak suka bersosialisasi, aku masuk kelas 10/4, lumayan kan?

Dikelas 10/4, entah mengapa aku bisa masuk kelas ini, kelas dengan anggotanya yang sangat aneh

Axel Mahendra , dia adalah orang yang suka menganggu ku, entah apa yang dia inginkan dariku, bukan aku membencinya, hanya saja aku kesal kepadanya dengan sifat temperamennya itu, dia sering keluar masuk ruangan komite sekolah karena melanggar peraturan sekolah

Reynal Aditama, tukang rusuh dikelas, selalu membuat ulah, ia sebenarnya orang yang sangat seru diajak untuk berteman, namun yang aneh dia tidak dekat dengan siapapun walaupun dia sangat care dan baik

Zeco Davrenz, orang yang suka sekali membaca komik, orang yang sangat tenang, jika dikelas ada perkelahian dia sebagai penengah, kelas akan tentram jika ada dia, tapi! jangan pernah membuat dia marah.

Gazala Jovanka, dia lebih dikenal dengan ketidak pedulian nya, ia lebih sering bermain game online di hapenya, tapi dia tipe orang yang bisa dikatakan jenius

Gibran Yuananda, Dia baik, sebelas duabelas dengan Rey, tapi lebih suka cari perhatian kepada semua cewek

Yah... Kira-kira merekalah yang paling menonjol dikelasku. Ah iya, Wali kelasku Bernama Pak Kelpin, ia orang yang misterius, seolah ia ingin menyampaikan sesuatu kepada ku, tapi mungkin itu hanya pikiranku saja

Alrez POV end

***

Al berjalan keluar dari kamarnya, ia satu kamar dengan lima orang yang sudah ia ceritakan kemarin,

"Hey Alrez! Mau berangkat sekolah dengan aku dan Rey" Ucap Axel menatap Al

Al menoleh dan menggeleng sebentar, lalu hendak membuka ganggang pintu, namun tertahan akibat ucapan Zeco

"Al, kita sudah satu bulan satu kamar bersama, apa kau tidak ingin gabung dengan kami?" tanya Zeco, kali ini dia yang berbicara

Tangan Al yang hendak membuka pintu jadi terurung kan, akibat ucapan Zeco. Benar, mereka sudah bersama-sama sejak satu bulan yang lalu. Al sebenarnya ingin

"Sendirian itu tidak seru!" Timpal Rey

"apa kau tidak suka karena Axel sering mengganggumu?" Tanya Gibran tiba-tiba

Axel mendelik,

"kenapa aku?"

"Axel seperti itu hanya ingin mengajak mu bermain bersama kami" Jelas Zeco

"Iya Al, lihatlah si Gazala, ia dulu juga sepertimu tidak mau ikut dengan kami, tapi akhirnya ia bersama kami" Jelas Rey

Gazala yang sedang bermain game di hp hanya menatap mereka sekilas lalu menatap fokus kearah hpnya lagi

Al membalikkan badannya menatap mereka dan mengangguk setuju, lebih tepatnya pasrah, membuat Zeco, Rey, Axel dan Gibran tersenyum mengerti

***

Diperjalanan dari gedung asrama putra ke sekolah, Geng mereka selalu menjadi bahan tontonan, bagaimana tidak bad boy seperti Rey, Axel dan Gibran dan murid baik-baik seperti Zeco, Gazala dan Al mereka bisa bersatu

Terlebih lagi, Al yang kelihatan sudah bergabung dengan Geng itu, sudah lama Rey dan Axel memancing Al untuk bergabung namun tidak bisa, namun sekarang Al sudah bergabung dengan mereka.

Tampaknya Si ketua komite dan wakil ketua komite berjalan kearah mereka,

"Mereka selalu mengincar kita" Ucap Rey menatap benci dua orang yang berjalan kearah mereka

"Ingin rasanya ku hancurkan muka mereka itu" Ujar Axel mengepalkan kedua tangannya

Jack berhenti didepan Al dan ia bersedekap dada, menatap mereka satu persatu

"Baru beberapa Minggu kalian disini sudah berani melanggar peraturan sekolah?" Tanya Jack menyindir

Jack menatap seragam mereka yang dikeluarkan dan dasi yang tidak terpasang, jas sekolah yang entah kemana oleh mereka

"Mana perlengkapan seragam kalian?" Tanya Artur

"Hilang" Jawab Gibran kesal

"Baru beberapa Minggu saja sudah hilang? Kalian baru kelas sepuluh, sudah berani?!" Ucap Jack marah sambil menatap pin mereka yang tertera dengan tanda "X" yang berarti mereka baru kelas sepuluh

Artur memegang bahu Jack untuk berhenti marah

Axel menatap tajam Jack

'baru saja jadi komite sekolah' Batinnya

"Rapi kan seragam kalian, lalu ambil perlengkapan seragam di ruang koperasi sekolah, disana ada dasi, pin dan juga jas sekolah, kalian bisa ambil disana, ini peringatan! jika kalian mengulanginya lagi aku akan menghukum kalian" Perintah Artur

"Baik, Kak!" Ucap Zeco sopan, lalu mengajak teman-teman nya untuk pergi

sementara Axel melayangkan kepalan tangannya ke udara, dan menatap sinis Jack dan Artur

"Mereka siapa?" Tanya Al

"Kau tidak tau?" Tanya Gazala balik, Al hanya menggeleng

"Mereka komite disiplin sekolah" Jawab Gazala meletakkan hapenya di sakunya

Mereka mengambil perlengkapan seragam di koperasi dan pergi ke kelas mereka 10/4

***

Suasana kelas yang ribut oleh Axel dan Rey seperti biasa dan Gazala sudah larut dalam gamenya, Zeco yang sudah fokus pada Komiknya dan Al yang menutup matanya dengan mendengarkan musik lewat earphone nya

"Ayo tangkap bola kertas ini Rey!" Teriak Axel membuat bola kertas dan bersiap-siap melemparkannya kearah Rey yang tidak jauh dari bangku Al

"Lempar saja akan ku tangkap!" Balas Rey semangat dan siap-siap untuk menangkap bola kertas tersebut

Axel melempar bola kertas itu dan melayang dengan cepat, namun lemparan Axel meleset hampir mengenai Al namun...

Tap!

Dengan mata tertutup dan earphone ditelinga Al, ia dapat menangkap bola kertas yang dilempar Axel

Rey terkejut

"Wah Al! keren sekali" Ucap Rey

Al membuka matanya lalu hanya mengedikkan bahunya dan melempar asal bola kertas tersebut dan kembali menutup matanya

Zeco hanya tersenyum tipis melihat interaksi itu.

***

Al sendiri berjalan dengan memasukkan kedua tangannya disaku celananya, entah kenapa ia merasa haus dan memutuskan untuk pergi ke kantin yang mengharuskannya untuk berjalan melewati lapangan bola kasti

Sedangkan dilapangkan Siswi kelas 10/1 sedang bermain bola kasti, namun disaat Ansel hendak melempar bola kasti kearah temannya yang bernama Viona, namun malah meleset

Bam!

Hampir mengenai Al yang sedang lewat, tapi bola kasti itu ia tangkap dengan sigap

Ansel terpaku dan takut dengan tatapan tajam Al

"Sel, itu bolanya ada di tangan Al" Ucap Mily

Ansel mengangguk

"Iya! aku tau, tapi bagaimana ini? Aku takut" Gumam Ansel

"Lebih baik kesana dan minta maaf, lalu ambil bola itu" Saran Rara

Ansel berjalan keluar lapangan bola kasti dan berjalan perlahan mendekati Al yang menatapnya seakan hendak memakannya

Al kesal dengan hari ini

' untung tidak kena kepalaku ' Batinnya

Ansel berdiri didepan Al dan menatap Al dengan takut-takut

"M--maaf ya.. Aku tidak sengaja, tadi aku hanya ingin melempar kearah temanku, tapi gak tau nya hampir mengenai mu, sekali lagi aku minta maaf" Ucap Ansel panjang lebar supaya Al tidak lagi menatapnya horror seperti ini

Al melangkah maju mendekati Ansel membuat Ansel takut sekaligus jantungnya berdegup kencang

"Ya. Maaf mu kuterima" Jawab Al tepat ditelinga Ansel

Ansel memegang rok nya dengan kuat, ia gugup, lalu ia mengangguk dan kembali kelapangan

"Hei!" Panggil Al

' aduh apalagi sih?!' Batin Ansel, ia membalikkan badannya dan menatap Al

"ya?"

Al mengangkat tangannya yang menggenggam bola kasti itu ke pada Ansel, Ansel menggerutu kepada dirinya sendiri kenapa bisa lupa mengambil bola kasti itu

Ansel hendak mengambil bola kasti itu, namun Al menjauhkan bola kasti tersebut

"lain kali hati-hati" Ucap Al pelan

Ansel mengangguk, Al memberikan bola kasti tersebut kepada Ansel, lalu ia berjalan meninggalkan Ansel yang terpaku, perlahan senyum Ansel mengembang

Ansel kembali berjalan kearah teman-temannya yang berada di lapangan bola kasti

"Apa saja yang kau bicarakan kepada Al, Sel" Tanya Viona ingin tahu

"Tidak ada cuma ingin mengambil bola itu dan minta maaf" Jawab Ansel

Mily tersenyum menggoda

"Suka ya sama Alrez?"

Kedua pipi Ansel bersemu merah, ia menggeleng

"Tidak lah, sudahlah ayo pergi ke kantin aku lapar" Ucap Ansel cepat dan meninggalkan teman-temannya yang menertawakannya

***

"Hai" Sapa Rey kepada Al

"kulihat kau sedang lagi dekat dengan anak kelas 10/1" Ujar Gibran berniat menggoda Al

Al menatap Gibran dengan tajam

"Dia hampir melemparkan bola kastinya kepadaku tadi" Ujar Al

"Kemajuan yang bagus Al, kau sudah mau berbicara, setidaknya beberapa kata" Ujar Zeco terkekeh sebentar

Gazala yang sedari tadi sibuk memainkan hpnya mendengar itu hanya tersenyum tipis, lalu mereka semua larut dalam cerita dan makan bersama di kantin

"Ah itu mereka" Ucap Pak Kelpin melihat muridnya.

Pak Kelpin berjalan kearah meja kantin yang diisi oleh Zeco dan teman-temannya

"Hai Pak" Sapa Rey melihat Pak Kelpin mendekat

Pak Kelpin tersenyum simpul

'Ada apa lagi ini? Perasaan aku tidak berbuat ulah' Batin Axel

Pak Kelpin tersenyum seakan tahu apa yang di utarakan oleh murid-murid nya ini

"Kalian nanti siap pulang sekolah keruangan saya" Ucap Pak Kelpin

"Ada apa ya, Pak?" Tanya Gazala sambil melotot kearah Gibran, Rey dan Axel

"Nanti jika kalian ke ruangan saya kalian juga akan tahu" Jawab Pak Kelpin, Lalu ia berjalan pergi meninggalkan mereka yang kebingungan

"Kalian ada buat ulah tadi pagi?" Tanya Zeco kepada Rey, Axel dan Gibran, sontak mereka bertiga menggeleng

"Kami bertiga hanya bersama kalian kan" Ujar Rey

"Sudah datang saja ke ruangannya" Ucap Gazala

Alis Al berkerut, namun ia tidak terlalu memikirkannya, kalaupun kena hukum, bukan hanya dia seorang tapi ada mereka juga

......

avataravatar