1 prolog

Ditengah terik siang hari, berdirilah seorang gadis yang sedang menatap lurus ke arah plaza lama di Kota Pariaman. Gadis itu menggenggam eskrim yang perlahan-lahan mulai meleleh. Dia merasa tubuhnya kaku, namun tidak dengan tangannya yang sudah beleak akibat eskrim yang semakin lama, semakin mencair. Orang-orang berulang kali bolak-balik dihadapannya, namun ia tidak memberikan respon apapun. Tatapannya datar dan menakutkan. Mulutnya menggeram seperti ia dipaksa dikunci oleh sesuatu hal. Ternyata, dalam sudut yang diketahui oleh semua orang gadis itu terperankap oleh waktu yang dimana ia tidak tau dimasa apa sekarang.

"Sekarang aku dimana?"

Dia melihat sekelilingnya mereka memakai baju kurung. Kepala perempuannya ditutupi oleh selendang. Dia tidak mengerti, kenapa ada sekelompok bendi yang berkumpul disana? Serta melihat segerombolan pria-pria Londo yang sedang menyeret seorang pemuda.

Gadis itu bernama Risuu. Dia melihat para pria Londo, sepertinya itu adalah tentara Belanda yang akan menghukum seseorang. Mereka menyeret seorang pemuda yang dia menatap seseorang dengan wajah penuh rasa bersalah yang amat dalam. Dia sekarang berada didepan tali gantungan. Risuu melihat pemuda itu sedang melihat seorang wanita tua, dimana wanita tersebut terlihat hatinya tersayat.

Kejadian ini membuat Risuu tidak mengerti. Diapun lalu bertanya dalam hati, apakah perempuan ini adalah ibunya. Kemudian pria mulai menggerakan mulutnya dengan linangan air mata. Lalu setelah itu para tentara Belanda mulai mengalungkan tali keleher pemuda tersebut. Hingga ia digantung dan Risuu tepar melihat kejadian itu.

Gadis itu pingsan beberapa saat. Ia terbangun kala ia mencium aroma minyak kayu putih. Bau ia tidak sukai. Ketika ia terbangun, ia sudah berada disuatu tempat. Tepatnya disebuah kios. Orang-orang yang tinggal disitu mulai membawakan roti, ada yang memaksa membawa secangkir, dan ada mengurut tangannya tepatnya disela-sela ibu jari.

Kepalanya pusing. Tenaga seakan terkuras habis dengan suatu kejadian yang ia tidak mengerti.

Ia melihat seorang gadis lain yang begitu khawatir padanya.

"Risuu" ujar gadis itu terus mengurut tangan Risu. Seorang ibu-ibu datang menyodorkan air hangat kuku ke Risuu.

"Minum nak" ujar ibu itu. Risuu kemudian minum dalam keadaan terbaring. Ia melihat disekitarnya, ternyata ia sudah kembali ke waktu saat ini 2022.

"Nisa?"

Dia memanggil seorang gadis yang ada didepannya. kerumunan orang khawatir akan keadaannya. Bau minyak kaya yang ia tidak sukai membuat ia serasa ingin muntah.

"baok nyo pulang beko amaknyo cameh(bawa dia pulang nanti ibunya cemas)"

"ia bu saya akan bawa dia pulang"

Nisa kemudian membantu Risu berdiri. Gadis itu mencoba untuk menegakkan seluruh tubuhnya dan ia bisa berdiri,dia sedikit pusing. Namun jangan khawatir ada teman yang selalu memapahnya.

"terimakasih banyak ya buk?" kata Nisa. Risuu mengucapkannya juga tapi karena ia tidak sanggup berbicara, akhirnya diwakilkan oleh kawannya yang saat ini memapahnya. Nisa membawa pulang Risu yang masih lemas. Nisa kemudian menyuruh Risuu berdiri sebentar karena ia sedang membuka kunci stank motor. Ketika Nisa sedang membuka kunci, mata Risuu masih tetap berpusat pada plaza lama yang membuatnya terkunci. Sebenarnya, apa yang sedang terjadi?

avataravatar
Next chapter