1 01. Awal Mula

SMA Garuda Bangsa, SMA Garuda Bangsa adalah sekolah yang di kenal elit oleh masyarakat luas. Bagaimana tidak? Bentuk sekolah SMA Garuda Bangsa lebih mirip rumah mewah ketimbang sekolah SMA. Di SMA Garuda Bangsa terdapat sebuah kelompok siswa paling kaya di sana, namanya Orion. Apa dan siapakah Orion itu? Orion adalah suatu rasi bintang yang sering disebut-sebut sebagai sang Pemburu. Rasi ini mungkin merupakan rasi yang paling terkenal dan mudah dikenali di angkasa. Orion melambangkan Orion sang pemburu, anak dewa laut Poseidon dan putri Cretan. Dan sekarang, siapakah para Orion SMA Garuda Bangsa?

Yang pertama ada anggotanya yang sangat ramah pada guru atau murid lainnya, Kalandra Dwipardipta Galen Hades Demandhra— atau biasa di panggil Kalandra atau Kala atau Galen— biasanya sih di panggil Kala atau Galen. Kala ini anaknya super duper ramah, dia sangat suka tersenyum dan dia paling ramah di antara anggota Orion lainnya.

Nah, yang kedua ada yang namanya Mercelo Davi Indra Ganapathi Laksmana, biasa di panggil Davi. Davi ini dingin dan cuek, paling susah untuk senyum. Davi ini paling kaya ke dua setelah Kala, papanya Davi adalah investor untuk sekolah SMA Garuda Bangsa, wajar kalau Davi di segani banyak orang.

Kalau yang terakhir namanya Reynard Ibrahim Dani Regzan Danisharo, anak tunggal dari pasangan Azkha Bakhtiar Danisharo dan Dania Aisyah Hafisa. Pak Azkha ini pemilik SMA Garuda Bangsa sekaligus investor terbesar di antara orang tua Davi dan Kala. Sudah papanya investor, mamanya model gamis terkenal, Regzan sendiri tampan, mapan, famous, siapa yang tidak tertarik pada Regzan? Tidak ada. Sifat Regzan ini tidak suka di tentang dan agak kasar, tidak jarang dia kasar pada perempuan yang mengganggunya.

Pertemuan mereka dengan seorang gadis cantik terjadi saat istirahat pertama. Gadis cantik beruntung itu bernama Bella. Bella adalah anak murid kelas sebelas yang baru pindah tiga Minggu yang lalu. Faktor itu membuatnya menjadi sasaran bullying kakak kelasnya yang juga anak orang kaya. Selama hampir tiga Minggu menjadi sasaran bullying, akhirnya Bella muak dan melawan balik kakak kelasnya. Tidak, bukan menggunakan kekerasan, Bella melawan balik menggunakan perkataan.

"Heh, lo tuh kalo cuma murid pindahan karena beasiswa nggak usah sok-sokan. Kalo miskin udah miskin aja, nggak usah sombong gitu."

Bella di katain seperti itu malah mendengus. "Hadeuh... untung tuhan ngasih aku akhlak. Kalo enggak, mungkin kakak udah mati, kalo kakak mati di tangan aku kan nggak lucu ya kan? Malah dosa nanti. Mending kakak itu tobat deh, udah banyak dosa malah nambah dosa pake bully adek kelasnya, ckckck. Bodoh... nan goblok."

"Hah?! Apa lo bilang?! Bodoh?! Goblok?!" Kakak kelasnya dan teman-temannya terlihat tidak terima karena perkataan Bella. Kita panggil kakak kelas Bella dengan nama Naila. "Wah... Nai, kayaknya ngajak gelud nih." Celetuk teman Naila yang bernama Yeva. Tatapan Naila semakin tajam pada Bella.

"Maaf jangan berantem deh, kita kan sama-sama cewek. Lebih baik jangan berantem, kita adu mulut aja. Cewek kan mulutnya pedes. Apalagi cewek-cewek kayak kalian." Bella menyilangkan tangannya di dada.

"Jadi maksud lo kita cabe?!"

Bella tertawa meremehkan. "Akhirnya sadar diri."

"Gak ada sopan santunnya banget sih lo sama kakel!"

"Ngapain harus pake sopan santun kalo kalian sendiri nggak bisa menghargai adek kelasnya?"

"Dasar jelek! Gak ada akhlak! Miskin sok belagu!"

"Gak ada adab sama yang lebih tua!"

Bella malah berlagak batuk dan tertawa meremehkan lagi, lalu melangkah mendekati Naila dan teman-temannya. "Maaf aku bukan kaca."

Naila dan teman-temannya malah kompak berkata. "Hah?"

Bella memundurkan langkahnya. "Ternyata IQ nya rendah juga. Cuma kayak gitu aja gak paham."

"Bullshit sama apa yang elo bilang. Ayo girls kita pergi aja," Naila berkata lalu menunjukkan jarinya tepat di depan kepala Bella. "Gue nggak akan berhenti nge-bully lo! Camkan itu." Lalu Naila dan teman-temannya berbalik dengan sombongnya.

"Aku tunggu kedatangannya kakak alay!"

Naila dan teman-temannya semakin menjauh mengabaikan kata-kata Bella. Di tempatnya Bella malah tertawa terbahak-bahak. Tapi diam-diam ada tiga orang yang sedang melihat kelakukan mereka, tiga orang itu yang tak lain adalah para anggota Orion. "Jarang banget gue ketemu cewek mulut pedes kayak dia." Kata Kala.

Mengabaikan kata-kata Kala, Regzan malah keluar dari tempat mereka memperhatikan Bella, lalu menghampirinya. "Ekhm, lo ngatain kakak kelas." Deheman Regzan membuat Bella terkejut. "aigoo kamjagiya!"

"Lo ngomong apaan." Nada Regzan masih dingin.

"Gue kaget! Lo siapa? Kok tau gue ada di sini?"

"Oh? Gue?"

"Kita anggota Orion, anak terkaya di SMA Garuda Bangsa." Davi menjawab tiba-tiba dan datang bersama Kala.

"Hah siapa? Orion? Apaan tuh?"

"Lo nggak tau Orion?! Sumpah demi apa?! Sekolah berapa lama lo di sini sampe nggak tau Orion?!" Kala heboh sendiri.

"Gue pindahan dari SMA Tunas Harapan, tiga Minggu yang lalu."

"SMA Tunas... Harapan? Bukannya itu sekolah anak-anak kalangan bawah? Kok lo bisa ke sini? Padahal dari SMA Tunas Harapan." Kala masih setia mengomel.

"Kal, diem." Kala langsung kicep. "Bodo amat lo siapa, gue cuma nawarin lo mau masuk Orion?"

Davi dan Kala yang mendengar jadi tergagap, Regzan mengajak anak baru pindah sekolah masuk ke Orion? Regzan... ini benar-benar bukan Regzan. "Reg... lo ngapain..."

"Mau gak?" Regzan mengabaikan kata-kata Kala. "Gue kasih waktu buat lo pikirin. Dua hari."

Bella malah jadi bingung sendiri, wajahnya sudah cocok jadi meme face. "Lo ini siapa sih? Dateng-dateng nawarin sesuatu yang nggak jelas, jelasin gue dulu... Orion itu apa...?"

"Cari tau sendiri, lo punya temen, tanyain." Ketika Regzan hendak berbalik, suara Bella menghentikannya. "Gue nggak punya temen." Dengan wajah datarnya Regzan berbalik dan mendekat pada Bella.

"Bodo amat." Regzan lalu berbalik lagi dan meninggalkan Bella, Davi, dan Kala. Davi juga dengan wajah datarnya berbalik mengikuti Regzan dan hanya menyisakan Bella dan Kala. Dengan wajah sebal Bella menyilangkan tangannya di dada.

"Kalian siapa sih? Orion itu apaan...?"

"Lo mau tau Orion itu apa?" Bella mengangguk sebagai jawaban. "Orion itu suatu rasi bintang yang sering disebut-sebut sebagai sang Pemburu. Rasi ini mungkin merupakan rasi yang paling terkenal dan mudah dikenali di angkasa. Orion melambangkan Orion sang pemburu, anak dewa laut Poseidon dan putri Cretan."

"What the fuck, Yunani? Kok sampe cerita-cerita Yunani?!"

"Tapi emang itu artinya. Kalo Orion yang tadi kan menurut mitologi Yunani, nah kalo Orion di geng gue bukan itu,"

"Terus apa dong?"

"Orion tadi ada tiga kan? Nah tiga itu gue, Regzan ama Davi."

"Regzan Davi siapa anjir?"

"Regzan itu yang ngajak lo gabung di Orion, Davi yang diem doang."

"Terus Orion yang di maksud geng lo apaan?"

Kala berlagak sok keren. "Trio tajir."

Bella membuat meme face lagi. "Hah? Trio tajir apaan lagi sih?!"

"Gue sama mereka berdua itu orang paling kaya di sekolah ini. Bokap gue ama Davi investor terbesar sebelum bokap-nya Regzan. Bokap-nya Regzan itu pemilik SMA ini sekaligus investor terbesar di sini. Lo tau gak? Lo itu cewek paling beruntung."

"Kok gitu?"

"Sambil jalan aja lah. Bentar lagi masuk kelas."

"Kita sekelas?"

"Iya."

"Kok gue baru tau?"

"Lo nggak pernah liat gue, tapi gue selalu liat lo."

Bella menghembuskan nafas jengah. "Ya udah, ayo." Mereka pun berjalan menuju kelas. Kebetulan Kala dan Bella satu kelas. "Jadi, kenapa gue jadi cewek paling beruntung di sini?"

"Regzan kayaknya tertarik sama lo."

"Interested? Why?"

"Gue nggak tau, tapi yang pasti lo beruntung. Gue saranin lo masuk aja ke Orion, lo nggak akan lagi di ganggu kakel yang kata lo alay tadi."

Bella mendengus. "Enggak ah, mending gue di bully habis-habisan daripada masuk geng yang isinya cowok semua. Nggak." Bella hendak mendahului jalannya tapi di tahan oleh Kala.

"Eh, eh dengerin gue dulu! Jangan langsung nolak gitu! Regzan ngasih lo waktu dua hari, pikirin dua hari itu! Plis... masuk ya..."

Bella melepas tangan Kala dari tangannya. "Gini ya... lo— gue nggak tau lo siapa— but! Lo bilang plis masuk ya... lo kesannya malah maksa. Gini aja deh, iya dua hari itu bakal gue pake buat pikirin tawaran temen lo itu. Tapi—!"

"Tapi apa?!"

"Kalo misalnya gue nolak, kalian jangan paksa dan temui gue lagi."

Bella langsung mengacir pergi meninggalkan Kala yang terlihat kecewa. "Eh lo! Weh lo! Terima ya! Awas kalo nggak lo terima!"

"Nama gue Bella! Bukan lo!"

— TO BE CONTINUED —

avataravatar
Next chapter