webnovel

Siapa Kau?

Aku berjalan menelusuri jalanan setapak yang ada di sekitar taman-taman akademi. Sudah menjadi salah satu rutinitasku untuk terus berjalan-jalan tanpa tujuan seperti ini, sampai akhirnya aku lelah dan memilih untuk beristirahat.

Akademi tempatku bersekolah ini adalah akademi terbaik kedua setelah Akademi Aolithas yang merupakan akademi terbaik yang pernah ada sepanjang sejarah, perbedaan yang cukup menonjol memang dari kedua akademi yang saling bersaing ini, contohnya: akademi tempatku sekolah menggunakan rumah-rumah tradisional untuk digunakan sebagai asrama sedangkan Akademi Aolithas lebih cenderung menggunakan bagunan megah dengan desain unik dan klasik sebagai asrama.

Aku tersadar dari lamunanku dan tertegun melihat seorang gadis yang hampir kutabrak saat berjalan. Perawakannya yang lebih tinggi dariku membuatku mau tak mau harus mendongakkan kepala saat menatap matanya yang menyiratkan sebuah ejekan.

"Maaf"Aku berlalu begitu saja meninggalkan gadis itu bersama beberapa teman-temannya.

"Dasar aneh"Gadis itu berbisik begitu aku berjalan melewatinya tapi aku tak mengubrisnya sama sekali dikarenakan ejekan itu sudah terlalu sering kudengar dari berbagai mulut dengan berbagai nada pula. Terkadang aku selalu bertanya-tanya kenapa mereka selalu mengejekku, apakah karena latar belakangku? atau karena penampilan dan sifatku yang terbilang aneh dari sekian banyak siswa?

Mau tak mau tapi memang opsi kedualah yang paling mendekati dari pada opsi pertama, tapi tak apa aku sudah terbiasa. Kebiasaanku berpakaian memang kuakui sedikit aneh untuk anak seumuranku dengan dres selutut dan berlengan panjang beserta jubah yang menutupi seluruh tubuhku tak terkecuali wajahku dan ditambah dengan sikap yang dingin. Sempurna, SANGAT SEMPURNA bagiku.

Aku berjalan cukup jauh dari kerumunan itu, menghindari semua tatapan aneh dan akhirnya aku sampai di sebuah taman yang hampir sepi oleh para siswa tepatnya aku berada di taman dekat jurang terjal, walaupun sudah di pagari oleh pagar kayu yang hampir sedada tingginya hal itu tidak memungkiri kalau itu yang membuat taman ini sepi.

"Kiira"Seseorang memanggilku dari belakang tepat sebelum aku benar-benar masuk ke dalam taman, dia adalah Aimi putri Kerajaan Eru yang merupakan kerajaan terbesar dan terhebat di daratan Terra dan juga sahabatku.

"Kenapa?"Aku menengok kebelakang kepalaku dan mendapati Aimi berdiri disana menungguku menghampirinya.

"Sudah waktunya."

"Oh,baiklah"Aku menghampiri gadis yang tampak setahun lebih tua dariku itu,walaupun dia lebih tua dariku hal itu tak dapat dipungkiri bahwa aku adalah seniornya.

Yap, aku sudah berada di akademi ini sejak aku berumur tiga tahun dan mulai belajar saat berumur lima tahun.Ada tiga tingkatan dalam akademi ini.

Pertama, tingkat junior atau pemula, di tingkat ini para siswa yang baru masuk pada umumnya berumur tujuh tahun dan akan diperkenalkan pada berbagai jenis perlengkapan perang khususnya bagi pria sedangkan wanita akan lebih ditekankan pada hal-hal yang mencakup kefeminiman selain itu juga harus mempelajari tata krama, filsafat, sejarah, bisnis, seni, dansa, sastra dan masih banyak lagi dan tentu, tergantung kelas yang di pilih. Biasanya seorang siswa maximal hanya dapat memilih lima pelajaran. Dan kelas ini membutuhkan kurang lebih dua tahun untuk menyelesaikannya.

Kedua, tingkat senior, umumnya hanya terus memperdalam seluruh mata pelajaran umum dan mulai mengelola talenta yang ada dari para siswa sesuai kelompok yang telah di bentuk pada tinggkat junior akhir. Dan dalam tingkat ini membutuhkan sekitar tiga tahun untuk selesai dan jika telah selesai berarti siswa telah lulus dari akademi.

Ketiga, tingkat khusus atau lanjutan, tingkat ini digunakan untuk lebih memperdalam semua ilmu yang telah di dapat selama pembelajaran atau siswa-siswa yang memiliki talenta dan kecerdasan hampir dalam semua bidang dan kebanyakkan memang berusia sekitar sepuluh hingga lima belas tahun paling lambat. Dan tingkat ini membutuhkan waktu selama tiga tahun dan apabila telah selesai maka siswa telah lulus secara menyeluruh dari semua bidang yang ada. Dan tahun ini aku berada di tingkat khusus akhir lebih tinggi di banding Aimi yang kini berada di tingkat senior akhir.

Aku dan Aimi berjalan beriringan menuju tempatku biasa latihan, dalam perjalan banyak siswa yang berlalu lalang dan tak sedikit yang memperhatikan kami berdua, entah apa yang mereka pikirkan ketika melihat kami berdua berjalan beriringan seperti ini, mungkinkah putri yang cantik nan bijaksana dengan seorang rakyat biasa.

Huft, sudahlah Kiira mereka hanya iri padamu.

"Hei, apa yang kau fikirkan?"Aku menggeleng membalasnya.

"Kau siap?"Dia kembali bertanya dengan nada ceria yang selalu di tunjukkannya kepada setiap orang dan aku hanya menggangguk menanggapainya.

Aimi mulai membuka pintu yang terpampang jelas di hadapan kami sejak tadi. Terlihat seorang wanita paruhbaya yang tengah duduk bersila di tengah ruangan itu terlihat tenang dan tentram dengan semua dekorasi sederhana yang melingkupi seluruh isi ruangan. Kami berjalan masuk dan memberi hormat.

"Guru, maaf atas keterlambatan kami"Aimi berbicara dengan penuh sopan santun kepada wanita itu.

"Tak apa, cepat mulai latihannya"Guru mulai berdiri dan berjalan ke salah satu sisi ruangan untuk memperhatikanku dan Aimi berlatih pedang kayu.

"Tapi guru, aku belum melepas jubahku"Aku yang merasa keberatan menyangkal begitu saja.

"Kiira, apakah jika kau diserang secara mendadak kau punya waktu untuk memikirkan jubahmu itu?"

Baiklah, memang itu yang selalu dilakukan guruku satu ini selalu menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya dan alhasil itu selalu berhasil membuatku terpojok.

"Kau siap?"

"Hm"Aku mengatakan itu sembari menaikkan kedua alisku.

Fokus dan kalahkan dia.

Next chapter