webnovel

Makhluk Chaos

Kota Kuoh, Jepang.

Di salah satu kamar di sebuah kondomonium yang mewah, terdapat seorang pria berbaring telanjang di kasurnya.

Tubuhnya tinggi dan berotot dengan otot-ototnya yang ramping. Di beberapa bagian tubuhnya, juga terdapat tato. Seperti naga dan iblis dipunggungnya dan bunga merah di lengan dan dadanya. Rambutnya hitam panjang sampai ke punggung, yang sekarang tergerai dikasurnya. Matanya yang hijau, kadang-kadang menjadi ungu bersinar di ruangan yang remang-remang ini.

Disampingnya terdapat kecantikan berambut putih seperti salju dan memiliki mata merah menggoda. Sosoknya sangat menggairahkan saat ini karena wajahnya yang memerah. Jelas, dia telah menghabiskan beberapa waktu eksklusif dengan aktivitas malam mereka berdua. Lekuk tubuhnya yang ramping dan dadanya yang menonjol terlihat dari balutan selimut. Saat orang-orang melihatnya, mereka pasti akan mengira bahwa mereka sedang melihat seorang dewi.

"Ini jelas sudah setahun sejak kita tiba disini, dan apa yang kamu bicarakan masih belum terjadi. Adakah alasan kita masih bertahan selama ini?" Kecantikan berambut putih itu berkata pada pria disampingnya.

"Sera..." Pria itu perlahan membelai wajahnya, matanya saling menatap, yang membuat kecantikan itu tersipu. "Sebenarnya aku juga tidak tahu, tapi menyenangkan tinggal disini, rasanya kita sudah menjadi pasangan dewasa yang bahagia."

"Memang benar, tapi aku menginginkan seorang anak!" Kecantikan yang disebut Sera berkata.

"Aku juga menginginkannya, tapi sepertinya tidak semudah itu. Dengan garis keturunan kita, akan membutuhkan waktu jika aku bisa menghamilimu." Kata pria itu.

"Hmmpt! Pasti itu berkat asalmu yang kacau, Asheel!" Sera cemberut dan mengejeknya.

"Apapun yang kamu katakan, sayang." Kata Pria bernama Asheel sambil memeluknya.

"Ngomong-omong, kamu selalu membuat alasan yang berupa mimpimu yang tidak berharga itu. Benarkah kita pergi hanya karena kamu takut pada sebuah mimpi kali ini?" Sera bertanya saat dia menggeliat di dadanya.

"Apakah aku belum memberitahumu?" Asheel memiringkan kepalanya.

"Ya, kami ikut denganmu karena kami mempercayaimu." Kata Sera.

"Terima kasih sudah mempercayaiku, sayang. Dan kalian semua juga." Kata Asheel saat dia membelai kepalanya yang lembut.

Sera memiliki senyuman di wajahnya, dia suka diperlakukan seperti ini oleh pacarnya. "Jadi, apa alasan kita harus kabur seperti ini?"

Asheel menghela nafas dan berkata, "Makhluk Chaos."

Sera sedikit terkejut saat mendengarnya. "Oh, bukankah itu jenismu. Jika itu alasan kita kabur, pasti makhluk itu memiliki kecerdasan, kan?"

"Kurasa begitu, juga makhluk itu jauh lebih kuat daripada saat aku bangkit pertama kali."

Makhluk Chaos biasanya tidak memiliki kecerdasan, dan hanya menyerang atau bertahan secara membabi buta. Asheel adalah masalah lain, dia lahir dari kekacauan dan memiliki kecerdasan yang luar biasa sejak lahir. Jika ada Asheel kedua, dan itu yang memiliki sifat bebas atau tidak terkekang, situasinya tidak akan terbayangkan.

Sera hanya bisa mendesah saat memikirkannya. "Jika makhluk yang ada didalam mimpimu itu nyata, itu akan menjadi masalah."

Setelah diam sejenak, Sera bertanya lagi. "Sudahkah kamu bilang ke Ayah soal masalah ini?"

"Ayah? Belum!" Asheel menggelengkan kepalanya.

"Apa? Kenapa? Bukankah masalah ini penting?" Sera terkejut.

"Err, apa yang harus kukatakan. Orang tua itu masih mabuk dan bersenang-senang dengan para wanita." Jawab Asheel sambil menggaruk kepalanya.

"Orang tua sialan itu.." Ekspresi Sera berubah saat dia mendengarnya. Orang yang dibicarakan adalah Ayah Sera itu sendiri, dan saat mendengar bahwa ayahnya lepas kendali, rasanya menjadi aneh. "Aku akan memukul kepalanya saat aku kembali!"

"Ngomong-omong, sudah berapa wanita yang sudah kamu tiduri di dunia ini?" Kata Sera saat dia menatapnya dengan tajam. Dia bertanya seperti itu karena dia tahu bahwa pria penuh kebencian didepannya juga seperti ayahnya, mempunyai banyak wanita.

"Tidak mungkin, kamu adalah satu-satunya dipikiranku.." Kata Asheel saat dia mencium keningnya. Dia melanjutkan dengan suara rendah, " ...saat ini."

"Hmph! Setidaknya, beritahu aku jika kamu menambah wanita baru. Aku sendiri yang akan memutuskan kelayakannya. Ingat, aku istri utamanya disini!" Kata Sera dengan cemberut.

"Kamu sangat murah hati, sayang." Kata Asheel sambil memeluknya sekali lagi.

Setelah percakapan sedikit, pasangan itupun akhirnya tertidur.

...

Keesokan harinya!

Asheel bangun pagi dan menguap, dia melihat sekeliling dan melihat bahwa Sera masih tidur. Dia turun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dan menyegarkan diri.

Kemudian, dia pergi ke dapur dan membuat coklat panas. Setelah selesai, dia merasakan ada seseorang di belakangnya.

"Asheel-sama, kenapa repot-repot melakukan tugas yang dilakukan bawahan. Anda tidak perlu mengotori tangan Anda, Tuanku." Suara yang terdengar dingin dan elegan terdengar di belakangnya.

Asheel menoleh sambil menyeruput minuman yang baru saja dibuatnya. Dia melihat pria berambut hitam dengan coretan merah dan kuning di poninya, matanya emas dengan sklera hitam, dan mengenakan pakaian butler berwarna hitam. Sosoknya berdiri dengan elegan, kakinya dirapatkan, dan mengenakan sarung tangan putih yang menambah keanggunannya.

"Diablo!"

Pria didepannya adalah Diablo. Dia adalah seorang Demon God, saat pertama kali dipanggil dia adalah seorang Arch Demon. Diablo juga dikenal sebagai salah satu leluhur iblis, Black Primordial.

Asheel melihat orang yang datang dan mengangguk. Dia lalu bertanya, "Dimana Rimuru?"

"Rimuru-sama berada di negaranya." Jawab Diablo.

"Oh, kamu tidak perlu repot-repot, aku hanya tidak ingin membangunkan yang lain." Kata Asheel sambil berjalan ke teras balkon. "Kamu boleh kembali."

"Terima kasih, Anda selalu murah hati." Jawab Diablo lalu menghilang dari tempatnya.

Saat duduk di teras, dia mendengar suara langkah lagi. Tanpa menoleh pun, dia sudah tahu. Yang datang adalah dua orang.

"Selamat pagi, Aura, Mare!" Asheel menyapanya.

"Selamat pagi Asheel-sama, apa yang sedang Anda lakukan?"

Yang berbicara adalah seorang anak pirang dengan kulit coklat, dan memiliki telinga yang runcing. Itu adalah ciri khas para Dark Elf. Selanjutnya, dia memiliki mata heterochromia, mata kirinya berwarna biru dan mata kanannya berwarna hijau. Dia memakai piyama putih dengan garis-garis kuning. Namanya Aura Bella Fiora.

"Rutinitas biasa, bersantai di pagi hari." Kata Asheel.

Aura mengusap matanya yang masih mengantuk, dia lalu menyenggol bahu orang disampingnya. "Hei, Mare! Kita berada dihadapan Supreme Being yang Agung. Walaupun Asheel-sama memerintahkan kita untuk berbicara normal dengannya, setidaknya kita harus menyapanya!"

"Tapi, Onee-chan!" Ucap Mare dengan malu-malu. Dia adalah Mare Bello Fiore, saudara kembar Aura. Dia memiliki rambut emas dan mata heterochromia sama seperti kakaknya, tapi bedanya mata kirinya berwarna hijau dan mata kanannya berwarna biru.

"S-selamat pagi, Asheel-sama!" Ucap Mare sambil menunduk, tidak berani menatapnya.

Tidak seperti Aura yang memiliki rambut tidak terarah, rambut Mare dipotong dengan potongan bob dan poni yang menutup dahinya.

Aura dan Mare adalah sepasang saudara kembar, dan seorang Dark Elf. Sosoknya masih kanak-kanak karena Asheel menginginkannya seperti itu. Umur aslinya sudah ratusan tahun.

Asheel ingat saat mereka berdua menginjak umur 100 tahun, Mare berubah menjadi kecantikan berkulit coklat dan memiliki payudara besar, membuat saingannya iri yang memohon kepadanya untuk menumbuhkan payudara juga. Sementara itu Mare menjadi pria tampan dan elegan. Asheel tidak tahan dengan sosok mereka yang kehilangan keimutannya dan membuat mereka muda lagi dengan alasan bahwa pencipta mereka, Bukubukuchagama, menciptakan mereka untuk menjadi anak-anaknya yang imut.

Akhirnya mereka setuju dan jadilah itu, mereka tampil sekali lagi menjadi sosok anak-anaknya, yang juga membuatnya dicap sebagai 'lolicon' oleh Sera dan yang lain. Asheel sangat menyukai mereka dan memimpikan mempunyai anak yang imut juga.

Saat Asheel memikirkan itu, dia tersentak oleh ingatannya. 'Sebenarnya aku mempunyai satu sih.'

Cerita ini hanya untuk melampiaskan imajinasiku, jangan dibuat serius!

Nobbucreators' thoughts
Next chapter