1 Worst

Bodoh , hanya itulah satu kata yang amat sangat menggambarkan diriku. Meninggalkan pria yang mencintaiku tulus dan mau menerimaku apa adanya.

Semua teman memarahiku saat aku bercerita tentang hal ini, mereka berpikir entah apa yang ada di dalam otakku hingga aku mengambil keputusan ini.

Semuanya berawal dari kecerobohanku yang dengan mudahnya menerima seorang pria , yang lebih tepatnya adalah kakak tingkatku di dunia perkuliahan.

Alasan yang mendasar saat aku menerimanya adalah karena aku berpikir tidak akan ada lagi pria yang bisa mencintaiku dan menerimaku seperti dia. Dan dia amat sangat mengerti dan memahamiku , dia adalah pria idaman yang kutunggu , pikirku kala itu.

Tetapi ada hal yang aku lupakan , bahwa ternyata hati dan perasaanku tidak bisa berbohong , sejak awal aku tidak pernah serasa dengannya , aku menerimanya hanya karena euforia sesaat.

Aku terlalu terlena hingga aku menyakiti diriku sendiri dengan kebohongan ini, aku berbohong jika aku menyayanginya , aku berbohong jika aku mencintainya , semuanya hanyalah kebohongan.

Hingga di saat hati ini sudah tidak dapat bertahan lagi dan memilih untuk mundur dan kemudian pergi.

Tidak tega , ya hanya itu yang ada dipikiranku kala itu , tetapi semakin lama akan semakin menyakitkan bagiku dan baginya jika hubungan ini tetap ada.

Aku memutuskannya, dibantu dengan teman dekat , aku menangis saat mengucapkan kata perpisahan.

Dia selalu ada di saat jatuhku dan dia selalu menunggu kehadiranku , aku saja yang terlalu bodoh di dalam hubungan ini.

Dan di saat aku menuliskan ini , aku menangis.

avataravatar
Next chapter