1 The First Meeting

"Oke good job Reno."

"Terimakasih semuanya."

Reno segera duduk di kursi yang tersedia khusus untuknya. Para kru yang berada di lokasi pemotretan sebuah brand ternama ini sedang sibuk merapikan peralatan mereka.

Pemotretan sudah selesai dan Reno sedang beristirahat karena lelah berpose di depan kamera hampir 2 jam lamanya.

"Nih."

Karin memberikan botol minuman ke arah Reno yang sedang melihat ponselnya.

"Thanks."

"Kita gak pulang bang?."

"Bentar lagi dek."

Karin yang sedang bad mood pun duduk di dekat sang kakak. Karin adalah adik kandung Reno. Hari ini manajer dan asisten Reno gak ada karena kemarin kecelakaan . Karin yang lagi nganggurpun jadi korban babu sang kakak.

"Kak.."

"Hmm?."

"Karin pengen pup."

Karin menatap kakaknya dengan mata yang berkaca-kaca. Reno tersenyum.

"Ya udah sana ke toilet. Tapi jangan lama-lama. Ini bukan rumah."

"Iya. Tungguin Karin pokoknya."

"Iya."

Sembari menunggu Karin, Reno memainkan ponselnya. Reno iseng buka instagram dan mencari akun Lambe Turah.

Reno melihat ada berita tentang dirinya yang sedang jadi tranding topik.

Aktor sekaligus model terkenal..  Reno Febian Anggara terlihat disalah satu pusat perbelanjaan bersama aktris Zahra Agustina.

Reno hanya tersenyum miring membaca isu tentang dirinya dengan Zahra.

"Ck.."

"Kakak lihat apaan?."

Reno kaget dan hampir saja menjatuhkan ponselnya.

"Adek! Ngagetin kakak aja sih."

"Ya sorry. Habisnya kakak kenapa serius banget sih."

"E.. kita pulang yuk. Kakak capek."

"Ya hayuk."

Selama perjalanan menuju mobil, Reno sesekali menyapa para kru yang masih mondar mandir membersihkan alat pemotretan.

"Kak.. Karin laper."

Baru saja mereka masuk mobil dan siap untuk pulang, suara perut Karin bunyi. Sang empu hanya tersenyum.

"Iya.. kakak tau. Mau makan apa?."

"Mau.. enaknya apa kak?."

"Terserah adek lah. Kan yang mau makan adek bukan kakak."

"Kakak gak makan?."

"Gak."

"Kenapa?."

"Males kakak."

"Ya udah. Karin makan sendiri. Karin mau makan di M*D."

"Otw."

Selama perjalan menuju tempat makan, Karin ngoceh ini itu bahas soal wanita-wanita genit di lokasi pemotretan kakaknya. Reno hanya terkekeh pelan.

"Kak.."

"Hmm?."

"Kakak masih sama kak Naura kan?."

Naura, wanita yang entah keberapa yang berstatus kekasih Reno.

"Udah putus."

"Ha....?!"

"Kakak udah putus sayang ku. Udah 2 hari yang lalu."

"Jadi berapa lama kakak sama kak Naura?."

"2 minggu."

"Wtf."

Reno hanya tertawa. Yah memang jangka waktu hubungannya  bersama para wanita-wanita itu hanya berjarak 2 minggu dan tak lebih.

Jika lebih artinya Reno benar-benar mencintai wanita itu dan itu hanya sekali terjadi. Sekarang Reno menjadi playboy si aktor bermulut perayu ulung.

"Karin baca loh skandal kakak sama siapa tu namanya.. Zahra. Iya Zahra. "

"Kami hanya sebatas teman bisnis."

"Kakak yakin?."

"Cerewet banget sih dek. Yuk turun."

Tanpa terasa mereka sudah di tempat parkir M*D.

Reno tanpa melihat keluar langsung membuka pintu mobil dan mengenai seorang wanita.

"AW..."

wanita itu jatuh ke belakang. Reno segera melihat orang itu.

"RINDU! .. Kamu gak papa Rin?."

"Gak papa kok Shel."

Wanita yang agak gendut itu meringis dan segera berdiri dibantu oleh temannya.

"Mas kalau buka pintu mobil itu lihat-lihat sekitar.. dong."

Shella berniat memarahi Reno yang tanpa sengaja membuka pintu mobil kaget saat melihat Reno.

"RENO!."

Shella heboh sendiri saat melihat Reno yang nyata di depannya.

"Mbak gak papa?."

Shella terlalu heboh hingga lupa Rindu.

Karin mendekat ke arah Rindu yang sedari tadi memegangi sikut tangannya.

"Cuma lecet kok. Gak papa."

"Duh.. maafin kakak saya ya mbak. Mata kakak saya agak rabun."

Reno melotot ke arah adiknya yang mengatainya rabun.

"Gak papa kok. Masnya lain kali hati-hati kalau mau buka pintu mobil."

"Iya mbak. Maafin saya ya. Siku mbak berdarahkan? ayo saya antarkan ke rumah sakit."

"Gak perlu mas. I'm fine."

"Yakin mbak?."

"Yakin mas."

"Gak papa kan sikunya?."

"Gak papa kok mas."

"Gak luka dalam kan mbak?."

Rindu ingin sekali menutup mulut Reno yang nyerocos mulu.

"Ini hanya lecet. Tinggal ditiup udah sembuh dengan sendirinya. Mas gak usah khawatir berlebihan."

"Oh.. okay."

Karin menahan ketawanya karena melihat kakaknya yang pasrah.

"Shel? Shella?."

Shella sedaritadi memotret Reno dengan kebebohannya sendiri.

"Eh iya Rin. Kenapa?."

"P U L A N G. S E K A R A N G!."

Rindu tersenyum yang membuat mata kecilnya tertimbun oleh pipi gembul tapi tercetak jelas ada 2 lesung pipi yang menghiasi senyumannya.

Reno seketika terpana. Entah kenapa Reno merasa familiar dengan senyuman wanita di depannya.

Karin menyenggol kakaknya yang sedari tadi memandang Rindu tanpa berkedip.

"Oh ya kak. Nama kakak siapa?."

Karin tersenyum.

"Rindu."

"Rindu sendiri?."

Rindu terkekeh pelan.

"Bukan. Rindu Haruka."

"Nama kakak cantik."

"Makasih."

Ring Ring Ring

"Maaf.. saya angkat telepon dulu."

Karin melihat Shella yang masih asik menfoto atau memvideo kakaknya yang masih bengong lihat Rindu.

"Kak?."

"Hah?."

Reno sadar kembali dari alam sadarnya.

"Kakak kenapa? terpesona sama kak Rindu? tipe kakak berubah ya?."

"Ngawur kamu dek."

"Terus kakak daritadi ngelihatin kak Rindu itu maksudnya kenapa?.."

"Dia.. imut."

"HA?!."

Shella dan Karin kaget dengan pernyataan Reno.

Rindu terburu-buru menghampiri Shella dan menariknya.

"Maaf ya. Kami harus pergi. Ada urusan mendadak. Shel.. bos marah. Ayo."

"Otw!."

Rindu dan Shella berlari seperti dikejar sesuatu. Reno dan Karin tertawa melihat kelakuan mereka.

"Udah yuk kak. Masuk. Karin laper."

"Iya dek."

Reno merangkul mesra Karin dan berjalan masuk ke M*D. Mungkin untuk sebagian orang yang tak pernah melihat mereka atau mengetahui hubungan mereka, akan mengira jika mereka adalah sepasang kekasih.

Reno sempat menoleh ke belakang untuk melihat siluet Rindu sebelum hilang.

Haruka

Nama itu familiar untuk Reno.

"Semoga kita bertemu lagi.. Haruka.."

🌼Haruka = Jarak🌼

🏵

TBC

🏵

avataravatar
Next chapter