webnovel

The Eyes are Opened

Kisah seorang gadis remaja yang bernama Dyandra (15 th) memiliki sixth sense yang selama ini belum terbuka penuh, akhirnya terbuka setelah mengalami kejadian supranatural di sekolahnya. Kemampuan yang dimilikinya saat itu ternyata tidak dapat ditutup hingga ia kuliah. Banyak kejadian-kejadian supranatural yang ia alami dan kemampuan baru yang dimilikinya berkembang dari hari ke hari sehingga mempengaruhi kehidupannya dan kisah cintanya. Bagaimana kehidupan Dyandra di masa depan?

Rachel_Oktafiani · Horror
Not enough ratings
203 Chs

Usil (part 1)

Hari menjelang malam, suasana kompleks perumahan mulai sepi apalagi setelah adanya warga yang meninggal dunia. Hanya suara orang-orang yang berdoa setelah kematian yang terdengar di sepanjang jalan kompleks perumahan. Tanah masih basah dan masih tercium bau hujan. Udara yang dingin sehabis hujan membuat banyak orang yang enggan keluar rumah sehingga suasana kompleks menjadi semakin sunyi. Udara yang dingin membuatku ingin minum dan makan yang hangat-hangat. Yah.. itu sangat cocok untuk cuaca di musim penghujan seperti saat ini dan aku memutuskan untuk keluar rumah membeli ronde dan nasi goreng di depan gang perumahan. Karena tak jauh dari rumah juga, aku memutuskan untuk jalan kaki sembari menikmati dinginnya angin malam sehabis hujan.

" Waaahhhh... sepi sekali ya malam ini.. nggak nyangka sesepi ini.. tahu gitu tadi naik sepeda aja biar lebih cepat.. jam berapa sih kok sepi banget?". Gumamku ketika berjalan keluar rumah sambil kulihat jam di handphone, terlihat di layar handphone waktu menunjukkan 19.30 WIB.

" Padahal masih setengah delapan, tapi sepinya sudah kaya jam sembilan malam aja. Hmmm.. yaa.. semoga nasi goreng sama mang rondenya jualan hari ini..".

Aku terus berjalan kearah gerbang perumahanku, dimana banyak penjual makanan dan angkringan yang berjualan di sepanjang jalan depan pintu masuk perumahan. Tak lama aku berjalan, aku langsung menghampiri stand nasi goreng langgananku dan segera memesannya. Sembari menunggu nasi goreng pesananku selesai dimasak, aku memesan satu porsi ronde untuk dibawa pulang juga. Tak lama seluruh pesananku selesaig dan aku langsung pulanv ke rumah. Udara malam yang semakin dingin membuatku ingin cepat-cepat menyantap ronde yang telah aku beli. Namun ketika di tengah perjalanan ke rumah firasatku tak enak. Aku merasa seperti ada orang yang sedang memperhatikanku. Aku menoleh kekiri dan kekanan tak ada satu orangpun yang terlihat. Seketika itu juga bulu kuduku berdiri sekujur tubuh. Perasaan tak asing ini langsung aku dapat mengetahuinya jika buka manusia yang memperhatikanku. Aku terus berjalan di tengah malam yang sunyi dan sepi sendirian, dengan cepat langkah kakiku ku gerakkan hingga setengah lari. Ketika aku sedang melewati di salah satu rumah kosong di kompleks perumahanku, tiba-tiba terdengar suara..

" Braaakkk!!!". Suara seperti pintu yang di pukul keras dari dalam rumah. Aku langsung menoleh ke arah rumah kosong yang tepat di sebelah kananku. Aku memastikan jika tak ada orang atau hewan yang terdapat di sana. Aku menyoroti rumah itu dengan senter handphoneku melihat sekeliling rumah itu, namun tak kutemukan tanda-tanda makhluk hidup disana. Aku melangkah kembali sembari mematikan lampu senter handphone terdengar lagi suara dari rumah kosong itu..

" TEK! TEK! TEK!". Suara seperti entah itu kayu dengan kayu atau kaca aku tak tahu itu. Suara tersebut terdengar cukup keras namun lirih. Semakin jantungku berdetak kencang mendengar hal tersebut dari rumah kosong itu, semakin cepat langkah kakiku menuju ke rumah. Sesekali aku berlari hingga telah melewati tiga rumah dari rumah kosong tersebut dan aku berjalan kembali. Aku tak ibgin nasi goreng dan ronde yang aku beli pecah di tengah jalan sebelum aku memakannya. Ketika aku berjalan kembali aku melihat pohon mangga yang besar dan dipenuhi buah mangga yang rimbun dan tercium aroma mangga yang sangat wangi. Namun tak lama ketika aku melihat pohon tersebut, dedaunan di dahan pohon yang paling bawah tiba-tiba bergerak. Aku merasa heran karena tak ada angin sepoi yang kurasakan, tapi kenapa daun pohon mangga tersebut bergerak sangat kencang? Seolah-olah terkena hembusan angin yang kencang. Barulah aku menyadari jika dari tadi di depan rumah kosong tersebut ada yang sedang usil padaku. Ketika aku menoleh ke atas persis di dahan pohon mangga yang aku perhatikan, ada sesosok wanita berbaju putih dengan rambut panjang sedang memperhatikanku. Sejenak aku perhatikan lebih lama untuk memastikan apa yang aku lihat, sosok wanita tersebut menghilang dari dahan pohon mangga tersebut. Bulu kuduku semakin membuat ku merinding..

Aku terus berjalan sambil dalam hati aku berdoa. Meminta pada yang Maha Kuasa untuk terus melindungiku. Setiap langkahku menuju rumah, aku terus memperhatikan sekelilingku dan lebih sering aku berjalan melihat kebawah. Takut-takut aku melihat sosok makhluk yang lain. Tinggal dua rumah lagi mendekati rumahku, aku mendengar suara seseorang tertawa..

" Hiiii..Hiiii..Hiii..Hiiiiiiiii....".

Sontak dengan refleksnya aku menoleh ke arah sumber suara tersebut. Aku mencari dan melihat ke atas atap rumah tetanggaku dan melihat sosok wanita berbaju putih lagi dan memiliki rambut yang panjang. Ia terlihat sedang menyisir-nyisir rambut panjangnya dengan tangannya dan tertawa-tawa melihat kearahku. Awalnya aku sempat tak terlihat jelas jika sosok itu bukan manusia, ketika aku melihat kakinya tak ada barulah aku menjadi sangat ketakutan. Segera aku langsung berlari menuju rumah. Dengan cepat aku membuka pintu hingga lupa melepas sandal yang aku pakai hingga masuk ke dalam rumah. Mama yang melihatku dengan wajah ketakutan mendekatiku dan bertanya..

" Kenapa kamu nak? Kok pulang-pulang kamu lari masuk rumah sampai lupa lepas sandal?"

Sambil terengah-engah aku menjawab pertanyaan mamaku.

" Ih-tuh.. Ih-tuh.. mah.. Andra lihat kunti di atas gentengnya bu Lita".

Mendengar apa yang aku ucapkan, kak Dita yang sedang asik nonton drama korea kesukaannya tiba-tiba berhenti nonton dan langsung menghampiriku.

" Hah? Apa yang lu bilang ndra? Lu liat kunti di atap gentengnya bu Lita? Yang bener??"

" Iyaaa kakk.. masa ya Andra bo'ong sampe ngos-ngosan gini?"

" Ehhmmm.. apa emang kompleks perumahan kita ini banyak hantunya?".

" Kenapa emang?". Jawabku dan mama yang berbarengan.

" Ndaaa... tadi tu waktu lu beli nasgor depan gang, aku kan keluar ke toko buku punyajya bu Merry gang belakang, naahhh.. waktu aku lewat di tikungan pojok situ, yang ada pohon mangganya guede dua pohon tu.. tiba-tiba ada yang suit-suit.. aku bingung kan sapa yang suit-suit malem-malem gini.. apalagi jalanan sepi gitu.. nah.. aku toleh-toleh nih.. takut ada orang jahat pikirku.. tapi gak ada orang lho di mana-mana.. terus tiba-tiba kecium bau wangi bunga.. iihhhhh langsung deh aku cepetin sepeda kayuhnya.. cepet-cepet beli terus pulang aku muter lewat jalan depan. Ngerik gak tuh!".

" Iya tadi Andra juga gitu ma.. di usilin gitu sama (mereka). Dari yang suara-suara di rumah kosong depan situ, terus di pohon mangganya pak RT pake di gerak-gerakin daunnya padahal gak ada angin sama sekali. Eh tahunya pas Andra nengok ke atas ada tuh mbak kunti duduk di dahan pohon mangganya Pak RT lihatin Andra. Baru yang ketika ya di atas rumahnya Bu Lita tadi ma.."

" Kalian mungkin kurang rajin berdoa mungkiiinnn.. hahahahahahaha..". Tawa mama mencairkan suasana tegang di ruang keluarga kami malam itu. Hingga akhirnya kami bertiga menikmayi nasi goreng dan ronde bersama sambil bercanda gurau. Kakak yang awalnya tidak percaya dengan hal ghaib ataupun hal-hal supranatural, sejak kejadian malam itu ia mulai percaya dan lebih dekat denganku. Aku pun mulai berani menceritakan kelebihanku yang aku peroleh padanya. Hingga akhirnya kami dapat lebih dekat kembali dan saling menjaga satu sama lain kapanpun dan dimanapun. Tapi terkadang kakak bersikap berlebihan dengan mengetahuinya kemampuanku. Ia sering kali menanyakan padaku apakah di sekitarnya terdapat makhluk halus atau tidak. Namun itu semua seringkali membuatku menjadi iseng dengannya. Aku sering kali menggodainya dengan hal-hal berbau supranatural hingga kakak ketakutan. Yaaa.. meskipun tak selalu ada (mereka) ketika kakak sedang paranoid. Namun aku senang hubungan kita dapat menjadi lebih dekat dan bisa saling melindungi satu sama lain.