2 Chapter 1 : Sly Witch.

"Kriiiiiiiiiinnnnkkkkk..!!!" Terdengar Suara Jam Wacker Berbunyi.

Dengan Perlahan Ku Angkat Tangan Kananku Yang Terasa Berat Untuk Mematikan Wacker Itu.

"Sayang? Ho-Won? Lee Ho-Won?" Panggilku Dengan Mata Yang Masih Tertutup Sembari Meraba-raba Sisi Lain Tempat Tidur Yang Biasanya Ditiduri Oleh Pacarku.

Dengan Keadaan Telanjang, dan Dengan Mata Yang Masih Begitu Berat, Akupun Mengangkat Badanku Dengan Perlahan dan Duduk Dipinggiran Tempat Tidur.

Cahaya Mentari Pagi Yang Masuk Melalui Pintu Kaca Balkon Kamar Apartemen Membuatku Merasakan Kehangatan dan Membuat Mataku Semakin Terbuka. Dengan Keadaan Yang Masih Mengantuk, Dan Selimut Yang Melingkar Dibadanku, Ku Jelajahi Seisi Ruangan Apartemen dan Memanggil-manggil Pacarku. Namun, Tak Ada Jawaban Dari Lee Ho-Won, Pacar Yang Sangat Aku Sayangi.

Kulangkahkan Kakiku Menuju Dapur Untuk Mengambil Air Mineral Yang Berada Didalam Kulkas. Saat Kututup Pintu Kulkas, Kulihat Kertas Kecil Menempel Di Pintu Kulkas. Kertas Itu Adalah Sebuah Pesan Yang Bertuliskan :

"Aku Telah Membuatkan Sandwich Kesukaanmu Untuk Kau Sarapan. Makanlah Sebelum Kau Kembali Keasrama. Aku Mencintaimu.

~ Lee Ho-Won ~"

"So Sweet.." Gumamku Sembari Tersenyum Bahagia.

Akupun Segera Duduk Dimeja Makan. Dengan Perasaan Bahagia, Kusantap Sandwich Yang Telah Dibuatkan Ho-Won Untukku.

"Krinnkk.. Kriiinnkkk.." Suara Ponselku Berdering.

Kutatap Layar Ponselku dan Melihat Nama 'Penyihir Licik' Meneleponku. Dia Adalah Nam Wo-Hyun, Manajerku. Lebih Tepatnya Manajer Earth Boy's (EB). Earth Boy's atau EB Adalah Sebuah Boyband Yang Terdiri Dari 5 Anggota. Salah Satunya Adalah Aku, Selaku Leader dan Main Vocal.

"Halo." Sapaku Yang Menjawab Telpon.

"Kim Myung-Soo. Aku Berada Ditempat Parkir Apartemenmu dan Ho-Won. Bersiap-siaplah dan Bergegaslah Turun. CEO Ok Taec-Yeon Memberimu 30 Menit Untuk Bertemu Denganmu Dikantornya." Kata Nam Wo-Hyun Dengan Suara Keras.

"Apa?! 30 Menit?!" Kagetku.

"Kau Pikir CEO Ok Akan Memberimu Kompensasi Hanya Karena Kau Baru Kembali Dari Wajib Militer (Wa-Mil) Hah?! Berhentilah Bersikap Santai dan Cepatlah Turun." Tegasnya dan Langsung Menutup Teleponnya.

"Aaaahhh.. Sial.." Gumanku.

Akupun Segera Berlarian Membasuh Wajahku dan Menyikat Gigi. Dengan Terburu-buru, Aku Segera Memakai Pakaian dan Bergegas Menuju Ke Tempat Parkir Dimana Wo-Hyun Berada.

Kulihat Sebuah Mobil Van Berwarna Hitam Yang Biasa EB Gunakan. Dengan Segera Akupun Menuju Kemobil Itu. Dikaca Mobil Bangku Depan Yang Terbuka, Kulihat Wajah Yang Sangat Familiar Menatap Kearahku. Tentu Saja Itu Nam Wo-Hyun. Penyihir Licik Selaku Manajer EB.

"Cepatlah.." Teriaknya.

Akupun Membuka Pintu Mobil Bagian Belakang. Dengan Segera Aku Memasuki Mobil Itu.

"Hei Kim Myung-Soo.." Panggil Wo-Hyun.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Kau Akan Bertemu Dengan Pak Ok Menggunakan Pakaian Tidur Seperti Itu? Hah?" Bentaknya.

"Ahhh.. Sial.!!" Gumamku Yang Baru Saja Menyadari Bahwa Pakaian Yang Kugunakan Adalah Pakaian Tidur Akibat Terlalu Terburu-buru.

"Pakailah Ini." Kata Nam Wo-Hyun Sembari Memberikan Sebuah Tas Yang Didalamnya Berisikan Kaos Berwarna Merah, Hoodie Berwarna Hitam Dan Jeans Panjang Berwarna Hitam.

"Kakakmu Menitipkan Itu Kepadaku Sebelum Aku Kesini." Tambahnya.

"Kakakku? Kim Sung-Kyu?" Tanyaku.

"Siapa Lagi? Memangnya Kakakmu Berapa Banyak? Dasar Leader Bodoh. Bisa-bisanya Orang Bodoh Sepertimu Menjadi Leader EB. Cepatlah Pakai Itu." Katanya Sembari Menyalakan Mobil dan Langsung Meninggalkan Tempat Parkir.

"Bagaimana Bisa Kau Bertemu Kakakku? Bukannya Kakak Sibuk Dirumah Sakit?" Tanyaku Lagi Sembari Mengganti Pakaianku.

"Tadinya Aku Pergi Ke Rumahmu Untuk Menjemputmu. Kebetulan Kakakmu Masih Dirumah, Lagi Bersiap Untuk Pergi Ke Rumah Sakit. Katanya Kau Sepulangnya Dari Wamil Langsung Ke Apartemenmu dan Ho-Won. Kau Pikir Aku Tahu Kau Berada Di Apartemen Ini Dari Siapa Kalau Bukan Dari Kakakmu?" Jelasnya.

"Hah.." Desahku.

"Hey.. Kim Myung-Soo.!" Panggilnya Lagi.

"Ada Apa Lagi?" Tanyaku.

"Sampai Kapan Kamu Akan Berhubungan Dengan Si Bisu Lee Ho-Won? Hah?" Kata Wo-Hyun Bertanya Balik.

"Itu Masalah Pribadiku. Kau Tak Perlu Tahu Soal Itu. Urusi Saja Urusanmu. Kau Tak Perlu Mencampuri Urusan Yang Bukan Menjadi Urusanmu." Kataku Dengan Tegas.

"Tentu Saja Ini Bukan Urusanku. Tapi, Akan Menjadi Urusanku. Kau Pikir Jika Media Mengetahui Hal Ini Apa Yang Akan Terjadi? Hah? Bagaimana Jadinya Kalau Hubunganmu dan Si Bisu Itu Sampai Ke Telinga Pak Ok? Ini Akan Menjadi Skandal dan Masalah Yang Besar Untukmu dan EB. Apa Kau Mengerti?" Bentaknya.

"Huh. Sudahlah, Kitakan Telah Membicarakan Hal Ini Berulang Kali. Tak Ada Yang Perlu Dikhawatirkan. Aku Akan Mengurus Semuanya." Kataku Dengan Nada Pelan Sembari Menatap Keluar Jendela Mobil.

"Kau Itu Seorang Pria. Tak Sepantasnya Kau Menjalin Hubungan Dengan Ho-Won Yang Seorang Pria Sama Sepertimu. Terlebih Lagi Dia Hanyalah Seorang Pria Tuna Wica...."

"Hey.. Berhentilah Kau Mengatakan Hal Seperti Itu. Itu Bukan Urusanmu. Dia Gangguan Jiwa Maupun Cacat Mental, Aku Tak Peduli. Ho-Won Tetaplah Kekasihku. Kau, Maupun Pak Ok, Atau Siapapun Itu, Tak Ada Seorangpun Dari Kalian Yang Berhak Mencampuri Hubungan Kami. Kau Mengerti?" Bentakku Dengan Nada Kasar.

"Sekali Lagi Aku Mendengar Kau Menyebutnya Bisu, Cacat, Atau Tuna Wicara. Aku Tak Akan Segan-segan Menggantikanmu Dengan Orang Lain. Jangan Lagi Kau Mencoba Mencampuri Urusan Pribadiku. Apa Kau Mengerti?" Tambahku.

Nam Wo-Hyun Pun Hanya Bisa Terdiam. Kutatap Wajahnya Yang Tampak Khawatir Dari Pantulan Rear-Vision Mirror. Aku Tahu Jelas, Dia Sangat Mengkhawatirkan EB. Dan Tentu Saja Mengkhawatirkan Aku Selaku Leader. Tapi, Apa Yang Bisa Kuperbuat. Telah Banyak Pengorbanan Yang Aku Lakukan Untuk Mencapai Kesuksesanku Seperti Sekarang. Dan Kurasa Semua Yang Telah Ku Korbankan Itu Cukup. Apakah Aku Harus Berkorban Lagi Untuk Hal Ini? Tentu Saja Aku Tak Ingin. Karena, Lee Ho-Won Adalah Seseorang Yang Paling Berharga Dalam Hidupku Selain Kakakku Kim Sung-Kyu. Walaupun Lee Ho-Won Hanyalah Seorang Pria Biasa Yang Memiliki Banyak Kekurangan. Tapi, Aku Sangat Bahagia Menjalani Hidupku Bersamanya Selama Beberapa Tahun Ini. Lebih Tepatnya, Semua Berawal Dari 7 Tahun Yang Lalu Ketika Aku Masih Duduk Dibangku Sekolah Menengah Atas Saat Usiaku Berumur 18 Tahun. Dan Selama Ini, Dialah Yang Banyak Membantuku Untuk Kesuksesan Karierku. Bagaimana Bisa Aku Mengakhiri dan Melupakan Kenangan Kami Selama 7 Tahun Hanya Demi Sebuah Kesuksesan Karierku Yang Bukan Hanya Dari Usahaku? Melainkan Berkat Dukungan dan Bantuannya Juga. Jika Bukan Karena Bantuan dan Dukungan Dari Lee Ho-Won Aku Tak Akan Bisa Sesukses Ini. Terlebih Lagi, Ho-Won Sempat Membantuku Membuat Lagu Dibeberapa Album Soloku. Jika Aku Mengakhiri Hubunganku Dengannya, Akan Terasa Menyakitkan Untukku dan Untuknya.

Dan Kami Pernah Berjanji Bahwa Kami Tak Akan Saling Meninggalkan Satu Sama Lain. Kami Berdua Juga Telah Sepakat, Setelah Aku Selesai Wa-Mil, Ho-Won Akan Mengikuti Wa-Mil Juga, Dan Setelah Itu Kami Akan Merencanakan Pernikahan. Maka Dari Itu, Aku Tak Akan Mengakhiri Hubunganku Dengannya. Karena, Janji Kami Berdua Untuk Tidak Saling Meninggalkan Satu Sama Lain Akan Selalu Berada Di Dalam Ingatanku.

To Be Continue...

avataravatar
Next chapter