2 Perang

Orang yang berada paling kiri adalah Lumeehe, Waqi (Presiden) Planet Lumeery. Seperti halnya ras Lumee lainnya, perawakannya kecil dan memiliki kepala yang besar. Akan tetapi kulit Lumeehe berwarna biru gelap, menandakan usianya telah senja. Pada dahinya terlihat tulisan He—dalam huruf Lumee, menunjukkan nama dari ras Lumee tersebut. Perawakan dan wajah Lumee semuanya sama, yang membedakan adalah nama yang dicetak pada dahi mereka ketika mereka menetas. Lumeehe mengenakan baju berwarna perak dan ketat yang membungkus tubuhnya. Pada dada sebelah kiri terdapat lambang Planet Lumeery, sedangkan pada dada kanan terdapat lambang Xoranum Ertaz.

Di sebelah kiri Lumeehe, adalah seorang ras Duzu yang bernama Gulu. Perawakan Gulu layaknya ras Duzu. Kristal Gulu berwarna kuning, sementara itu wajahnya tirus dengan sepasang mata lebar berwarna hijau, hidung pesek dan lebar, serta bibir tebal dan lebar. Jonna (Perdana Menteri) Jarra tersebut mengenakan pakaian besi elastis berwarna perak yang pada dada kirinya terdapat lambang Planet Jarra, dan pada dada kanan terdapat lambang Xoranum Ertaz.

Orang yang berada paling kanan adalah seorang reptilian merah, bernama Morx. Perawakan Morx juga sama seperti para reptilian lainnya. Akan tetapi mata kirinya terdapat bekas luka melintang dari atas ke bawah. Rambutnya berwarna hitam sepanjang punggung, dan dikepang sepuluh kepangan. Jenggotnya panjang menjurai hingga dada dan dikepang tiga. Waqi Krelian tersebut mengenakan baju besi perak, yang pada dada kiri terdapat lambang Planet Krelian, sementara sebelah lainnya berlambang Xoranum Ertaz.

Di sebelah kanan Morx adalah seorang perempuan anggun bernama Nierna, yang merupakan Jonna Planet Etras. Nierna memiliki kecantikan luar biasa. Rambutnya yang pirang dan lurus sepunggung, digelung ke atas. Di atas kepalanya terdapat mahkota anggun berwarna emas dengan hiasan kristal ungu. Wajahnya berbentuk oval lonjong membingkai alis pirang melekuk indah, sepasang mata lebar dengan retina hijau, bulu mata lentik, hidung mancung agak melengkung ke bawah, serta bibir tipis yang merah merekah. Pada daun telinga Nierna menggantung anting emas panjang dengan hiasan kristal ungu. Nierna mengenakan jubah perak anggun yang panjang hingga menyentuh lantai. Pada dada kirinya terdapat lambang Planet Etras, dan pada dada kanannya terdapat lambang Xoranum Ertaz. Sebuah kalung emas berhias kristal ungu melingkar di lehernya, sementara gelang emas dengan kristal ungu memperindah kedua pergelangan tangannya.

Terakhir adalah seseorang bertubuh kekar dan memiliki tinggi tiga setengah meter. Pria bernama Qhedar tersebut sedang duduk di kursi yang berada di tengah—diapit oleh keempat Terazora Droxila lainnya. Ia merupakan pemimpin para Terazora Droxila, sekaligus Waqi Planet Zeviros. Qhedar mengenakan baju besi tebal dengan lambang Xoranum Ertas pada bagian dada sebelah kiri, dan lambang Zeviros pada dada sebelah kanan.

"Hormat pada Za Terazora Droxila," salam Anarra dan Jag bersamaan.

Qhedar tersenyum, lantas berbicara, "Bagaimana persiapan pasukan yang telah kalian lakukan?"

"Lima ratus skuadron telah siap Za Qhedar. Kami hanya menunggu perintah Terazora Droxila untuk berangkat," jawab Anarra dengan suara android.

"Bagus," tukas Qhedar seraya berjalan menghampiri peta galaksi. "Kalian lihat sekarang Zelliot sudah mencapai lapis pertama pertahanan kita di Gugusan Bintang Sombrella—"

"Jadi kami harus menghadapi mereka dari depan?" sergah Jag.

"Sabar Jag. Jangan potong penjelasanku," ucap Qhedar dengan tenang seraya menatap tajam pada Jag, lantas kembali menoleh pada peta. "Karaj berada di kapal induk yang berada di tengah. Ia pasti berpikir kalau Anarra akan menghadangnya dari depan. Tentunya ia sudah bersiap menghadapimu. Jadi Anarra, kamu tetap menghadapinya dari depan dengan dua ratus skuadron, biar ia berpikir rencananya berjalan lancar. Akan tetapi, aku ingin Jag menyerangnya dari belakang dengan tiga ratus skuadron dan mengejutkannya."

"Ah, dengan begini mereka akan hancur lebur, dan semua tambang kita di Sombrella akan selamat," ujar Gulu senang, kemudian menoleh pada Morx. "Kalau Doroga becus menjaga perbatasan, tambang-tambang kita tidak akan terancam seperti ini."

"Grrhhm—pasukanku tidak mungkin kalah kalau saat itu bantuan medis tidak datang terlambat!" geram Morx marah.

Mendengar dirinya disalahkan, Nierna tersenyum. "Kamu salah Morx. Anggotaku datang tepat waktu, tetapi kami kekurangan obat-obatan. Andai saja Gulu tidak memangkas anggaran medis, hal seperti itu tidak akan terjadi."

"Bagaimana mungkin aku tidak memangkasnya?! Selama ini planet-planet anggota Xoranum Ertas dalam keadaan aman, jadi kupenuhi permintaan Lumeehe untuk menaikkan Anggaran Pengembangan Teknologi."

'Sekarang kamu menyalahkanku Gulu,' timpal Lumeehe kesal melalui telepati yang dapat didengar oleh semua orang yang berada di dalam ruangan.

"Cukup, tidak ada gunanya saling menyalahkan. Sekarang yang terpenting adalah menghadapi musuh yang sudah di depan mata." Teguran Qhedar membuat keempatnya terdiam, lalu Qhedar berkata, "Anarra lekaslah pergi ke Sombrella."

"Baik Za Qhedar. Anarra dan Jag mohon diri pada Za Terazora Droxila," ucap Anarra sambil membungkukkan badan, kemudian berjalan keluar dari ruangan bersama Jag.

Keduanya berjalan menyusuri lorong menuju lift. Raut wajah Jag tampak serius. Sorot matanya tajam, dahinya berkerut, dan rahangnya berkedut.

"Za Anarra, bagaimana kalau strategi Za Qhedar salah?" tanya Jag, seraya melangkahkan kakinya memasuki lift.

"Kamu benar Jag. Sebenarnya strategi Za Qhedar bagus, tetapi kita tidak boleh meremehkan Karaj. Karaj seorang ahli strategi handal, aku tidak heran ia dapat menaklukkan puluhan planet," tukas Anarra lalu diam sejenak seraya berpikir. "Jag, perintahkan Rigrog memimpin kapal induk dan empat ratus skuadron untuk menghadang Karaj dari depan. Aku dan kamu akan menyerang Zelliot dari belakang dengan seratus skuadron."

"Tapi itu melanggar perintah Za Terazora Droxila. Bagaimana kalau mereka nanti tahu?" tanya Jag cemas.

"Aku yang bertanggung jawab," jawab Anarra, sambil melangkahkan kakinya keluar dari lift, lalu menuju sebuah pesawat berwarna merah yang berukuran cukup besar.

"Buka," perintah Jag pada seorang Doroga di depan pintu pesawat.

Doroga tersebut mengangguk, lantas menekan tombol pada sebuah mesin di dekat pesawat merah. Setelah terbuka, Anarra dan Jag berjalan memasuki pesawat bernama Rothell tersebut. Sesaat kemudian, terdengar suara mesin yang halus bersamaan dengan Pesawat Rothell yang lepas landas, lalu melesat keluar dari pintu hanggar—diikuti pesawat-pesawat kecil di belakangnya.

Teknologi yang dikembangkan oleh para Lumee memang luar biasa. Jarak yang biasanya ditempuh oleh pesawat antariksa biasa selama enam jam, dapat mereka tempuh hanya dalam waktu satu setengah jam. Hingga akhirnya Rothell bersama seratus pesawat skuadron telah tiba di wilayah Sombrella.

Di dalam Pesawat Rothell, Anarra dan Jag sedang berdiri mengawasi keadaan sekitar. Di hadapan mereka, duduk para Doroga yang bertugas sebagai awak pesawat.

"Sambungkan aku pada Rigrog," perintah Anarra pada seorang Doroga berkulit kuning.

Mendengar perintah Anarra, Doroga tersebut segera menekan layar monitor di hadapannya, sehingga hanya dalam waktu beberapa detik layar besar menampilkan gambar seorang Doroga hijau yang tengah menghisap eis (semacam rokok).

"Rigrog, bagaimana keadaan di sana?"

"Grrrhm—aku melihat pesawat Karaj di depanku. Grhmm—tapi aneh, jaraknya terlalu renggang dengan pesawat-pesawat di sekitarnya. Semestinya pesawat induk dijaga lebih ke—AAAARGH!" Berbarengan dengan suara teriakan Rigrog, sambungan komunikasi tiba-tiba terputus.

"Grrhm—Za, pesawat induk telah diserang oleh pesawat-pesawat kita sendiri!" seru Doroga kuning.

"Apa! Cepat putar haluan dengan kecepatan tertinggi!"

Baru saja Anarra memberi perintah, tiba-tiba terdengar suara tembakan di dalam Pesawat Rothell. Belasan awak menembaki awak-awak lainnya, membuat suasana kabin menjadi ricuh.

BOOOM!

Bersambung ....

avataravatar
Next chapter