3 Bab 2

Suara dentuman musik memenuhi ruangan, lampu kelap kelip menghiasi penuh ruangan. Dan menjadikan ruangan ini begitu indah dan klasik.

Sekarang Aya dan Ineke sedang berada dalam Cafe Klasik untuk melepaskan penat dan beban yang ada meskipun hanya sesaat.

"Mau pesan apa ay?" ~Tanya Ineke.

"Caramel macchiato sama Roti Bakar Special" 

"Oke, gue tinggal bentar ke kasir buat bayar" 

Di cafe ini setelah pengunjung memesan diwajibkan untuk membayar terlebih dahulu. Agar mencegah sesuatu yang tidak di inginkan.

Cafe ini, merupakan cafe klasik dan di setiap sudut arsitektur bangunan nya bagi yang memandang cukup takjub. Recommended buat kalian yang Instagramable. Suasana disini cukup tenang dan damai ditambah suara musik yang mengalun merdu. Sehingga menambah pesan plus terhadap cafe ini.

---

Setelah beberapa menit aku mengagumi setiap arsitektur yang ada di cafe ini. Pesanan kami datang.

Musik berganti yang awalnya musik klasik berganti menjadi musik galau. 

Ku coba untuk melawan hati

Tapi hampa terasa di sini tanpamu

Bagiku semua sangat berarti lagi

Kuingin kau disini

Tepiskan sepiku bersamamu

***

Tak 'kan pernah ada yg lain disisi

Segenap jiwa hanya untukmu

Dan tak 'kan mungkin ada yg lain disisi

Ku ingin kau disini tepiskan sepiku bersamamu...

Bagiku semua sangat berarti 

Kuingin kau disini 

Bagiku semua sangat berarti lagi

Kuingin kau disini 

Tak 'kan pernah ada yg lain disisi

Segenap jiwa hanya untukmu

Dan tak 'kan mungkin ada yg lain disisi 

Ku ingin kau disini tepiskan sepiku bersamamu...

Hingga akhir waktu ...

---

Aku sangat menghayati lagunya. Rasanya sedikit pilu, ah... Aku jadi rindu...

"Ay, gimana sama kuliah Lo? Masih sering telat-telatan?" ~Tanya Ineke menyadarkan ku dari lamunan panjangku, meski sedikit basa basi.

"Udah tau nanya, gue tuh udah bela-belain ngebut. Eh tau-tau tetep aja telat. Mungkin dosennya terlalu rajin berangkatnya. Udah ah nggak usah di bahas masalah yang itu. Sakit hayati. Lo sendiri gimana kuliahnya ?" 

"Kalau gue mah mahasiswa teladan. Telat datang pulang cepat" ~ Jawabnya Dengan senyuman tanpa dosa nya.

"Eh ay, lihat itu pak Fredy bukan? Dia kesini ngapain dan sama siapa?" ~Tanya Ineke dengan bertubi-tubi.

"Nggak tau, bukan urusan gue" ~Jawabku dengan cuek, jadi nggak nafsu makan. Dan itu juga bukan urusan gue.

Setelah beberapa saat, tiba-tiba ada wanita yang menghampiri ke meja Dosen idola jutaan umat manusia.

Siapa nya pak Fredy ya?

Ceweknya Cantik sih, Tapi udah kayak tante-tante. Masak iya, pak Fredy suka sama tante-tante?? Gila aja ~Kutepis pikiran itu, ngapain juga gue mikirin dia. Bukan urusan gue juga.

---

"Gue, ke kamar mandi dulu ya" ~Kataku kepada Ineke.

Akhirnya aku selesai dari kamar mandi, tak sengaja diriku berpapasan dengan Dosen idola jutaan umat manusia.

Tapi sayang nya, saya bukan salah satu yang  mengidolakan tuh gimana?

Tiba-Tiba tangan ku di tarik paksa Oleh dosen idola jutaan umat manusia. Siapa lagi kalau bukan Fredy Akando, yang mempunyai paras tampan dan siapa saja yang memandang akan takjub dengan ketampanan nya terutama kaum hawa. "Duh mampus" ~Batinku.

Mau di bawa kemana nih gue? Apa gue mau dibawa ke KUA ya? Belum siap adek bang..... Nggak kuat....

---

Kira-kira mau dibawa kemana nih??

Penasaran nggak??

avataravatar
Next chapter