141 Ambruknya Sebuah Ranjang

Tangan Gama meraba sisi tempat tidurnya. Kosong. Harapan bisa memeluk Kirana nihil. Kepalanya sedikit terangkat dan memutar ke samping, matanya terpicing sebelah mengintip sisi tempat tidurnya. Dia tidak menemukan istrinya di sana. Kembali kepalanya merebah ke bantal. Namun beberapa detik berikutnya, suara pintu kamar mandi terbuka, lalu sosok Kirana keluar dari sana dengan rambut basah. Wanita itu sudah mengenakan dress batik motif daun lontar sebatas lutut.

"Kirana," panggil Gama dengan suara serak. Dia mengubah posisi menyamping menghadap wanita yang sudah duduk di depan meja rias itu.

"Mas udah bangun?" Kirana menoleh sembari mengeringkan rambutnya yang masih basah dengan handuk. Hanya sebentar lantas dia bergerak menyisir.

"Rambut kamu kenapa basah? Semalam kita nggak bercinta sepertinya."

"Memangnya kalau rambut basah harus bercinta dulu?" Setelah menyisir rambut, Kirana beranjak mengambil hair dryer yang sengaja dia bawa dari rumah.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter