2 Pain

Seorang gadis kecil sedang menangis kecil didalam ruangan yang gelap itu, ia tidak menyangka bahwa lelaki yang selama ini ia kagumi dan sayangi dalam diam tega melakukan hal itu padanya. Ia tahu bahwa Daddy nya tidak pernah menyayanginya, tapi ia tidak menyangka Daddynya tega menampar dan mengurungnya didalam ruangan yang gelap ini. Varsha masih mengingat dengan jelas kejadian 3 hari yang lalu, kejadian yang membuatnya berada diruangan ini.

*flashback

"DAD STOP!" Ucap seorang pria dengan berteriak,

"Apa yang kau lakukan dad? Kenapa kau menampar Vy?" Sambungnya.

Oleandra terkejut melihat putranya, "Xean? Kapan kau tiba sayang?" tanya Oleandra dengan lembut.

Xean Haider Koch. pemuda tampan berusia 17 tahun yang pintar dan cerdas. Ia mengenyam pendidikan di Swiss, Xean merupakan putra pertama dari Reagan Ericson Koch yang merupakan seorang pengusaha ternama di Dunia dan ibunya ialah Oleandra Dayana Watson seorang mantan model terkenal Dunia. Xean dan Varsha memiliki ibu yang berbeda tapi itu tidak menjadi penghalang baginya untuk menyayangi Varsha,

Xean sekilas melirik ibunya dan menjawab, "Baru saja mom, dan aku sudah disambut dengan hal yang mengejutkan." Ucapnya sambil melihat Reagan "Vy, are you oke?" Tanya Xean lembut, ia pun mengusap pipi gadis kecil itu, terdapat bekas merah disana.

Vy meringis "sshhh... I'm oke." ucapnya dengan mata tertutup, pipinya terasa perih. Vy pun melepaskan telapak tangan Xean yang berada dipipinya.

Xean yang melihat air mata dari sudut mata Varsha langsung mengusapnya seraya berkata, "aku tidak tahu apa yang terjadi disini, tapi apa perlu kau sampai menampar Vy Dad? Dia masih kecil." Xean tidak pernah terima jika ada orang yang menyentuh Vy, Vy kecilnya.

"Vy hari ini sudah sedikit keterlaluan sayang, dia berani membentak Daddy dan menuduh ibu." Jawab Oleandra lembut. Xean yang mendengar itu tersenyum sinis dan menjawab dingin "bukankah berarti dia memiliki alasan Mom?" Tanya Xean dingin. "Vy bukan gadis bodoh yang akan asal menuduh." lanjutnya dengan melirik ibunya dengan tatapan yang dingin.

"Jadi kau juga menuduh ibumu sebagai pembunuh?" Tanya Reagan. Xean sambil mengedikkan bahu menjawab, "aku tidak mengatakannya." Xean lalu melihat Vy, ia pun langsung memegang tangan Varsha,"ayo Vy! Aku akan mengobati lukamu." ucap Xean.

"Lepas!" ucap Varsha dengan suara rendah, Xean yang mendengar itu terkejut, ini pertama kalinya Varsha berbicara dengan nada seperti itu padanya.

"Vy..." ucap Xean lirih

"Aku bilang lepas! Apa kau tuli Xean Haider Koch?" Varsha melirik Xean dengan tatapan dingin, yang tidak pernah ia berikan kepada Xean sebelumnya.

"Vy, what's wrong with you? Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Xean dengan lembut.

"Kesalahan terbesarmu adalah, kau lahir dari rahim seorang pembunuh," ucap Vy dengan nada rendah dan dingin. "Dan aku tidak ingin memiliki hubungan dengan orang yang sudah membunuh ibuku." lanjut Varsha dengan tatapan yang sulit diartikan.

Xean menatap Varsha dengan sendu dan berkata "Tapi aku tidak membunuh tante Ainsley!"

"But you're her son! Aku tidak ingin memiliki hubungan denganmu lagi." ucap Varsha dengan nada dingin sambil melirik Oleandra.

PLAK...

Reagan kembali menampar Varsha, "kesabaranku sudah habis!" seru Reagan, amarah kembali menguasainya.

"Jika kesabaranmu habis hanya karna perkataanku. bagaimana dengan kesabaranku yang melihat ibuku mati dibunuh?" tanya Varsha, tidak ada lagi ekspresi diwajah gadis kecil itu. Hanya ada tatapan datar.

"KAU!!" geram Reagan, "Oleandra bawa Xean keluar dari sini. Akan kubuat gadis kurang ajar ini tidak bisa berbicara lagi! CEPAT!" ucap Reagan emosi

Xean yang masih syok dengan perkataan dan sikap Varsha kepadanya, kembali tersadar setelah mendengar perkataan Reagan.

"Sayang, apa yang akan kau lakukan? Varsha masih kecil." ucap Oleandra mencoba menenangkan.

"Aku tidak akan keluar dari ruangan ini Dad! Aku akan melindungi Vy." ucap Xean.

"Jangan membantahku dan KELUAR!" bentak Reagan.

Xean menggeleng dan berkata, "No! I'll stay here! Aku akan melindungi Vy,"

"Jangan membantah Daddy Xean!" ucap Reagan

"Sayang tenanglah." Oleandra mencoba menenangkan Reagan, setidaknya ia harus berpura-pura perduli dengan Varsha, pikirnya.

"DANIEL!" teriak Reagan

"Ya tuan!" ucap Danie sambil membungkuk hormat.

"Bawa Oleandra dan Xean keluar dari sini, SEKARANG. Jika mereka membantah. bawa mereka secara paksa!" seru Reagan.

"Baik tuan!" ucap Daniel hormat, "Ayo nyonya, tuan muda!"

"Enggak! Aku gak akan keluar dari sini. LEPAS!" ucap Xean.

"Maaf tuan muda, saya terpaksa melakukan ini!"

BUG... BRUK...

Setelah mengucapkan itu Daniel memukul tengkuk Xean agar Xean pingsan.

"Xean! APA YANG KAU LAKUKAN PADA PUTRAKU, HAH? BERANI SEKALI KAU MEMUKULNYA?" ucap Oleandra marah.

"Tenang nyonya, saya hanya membuat tuan muda pingsan. Dia tidak akan kenapa-kenapa." jelas Daniel.

"Baiklah sayang, aku akan keluar. Tapi tolong jangan terlalu kasar dengan Vy."

"Tidak perlu pura-pura mengasihaniku, aku tidak selemah itu." ucap Varsha dingin.

"Keluar kalian, aku sudah tidak tahan dengan gadis kurang ajar ini!" geram Reagan.

Daniel membopong Xean yang pingsan. sedangkan Oleandra pura-pura bersedih dengan menangis. Setelah ia keluar ruangan ia tersenyum licik, 'aku tidak perlu mengotori tanganku untuk menyingkirkan gadis kecil itu.' batinnya.

"Jika kau meminta maaf sekarang kepada ibumu, aku dan kakakmu, maka aku akan memaafkanmu Varsha." ucap Reagan, ia juga tidak tega memukul Varsha, karna bagaimanapun juga Varsha adalah darah dagingnya.

Varsha tersenyum dingin dan berkata, "Hah! Minta maaf? Pada ibuku? Siapa yang kau sebut sebagai ibuku Dad? Ah... mungkin kau lupa, tapi ibuku sudah meninggal 3 hari yang lalu. Dan orang yang kau sebut sebagai ibuku sekarang, dialah yang membunuh ibuku."

"Dan juga, aku tidak pernah memiliki kakak. Ibuku tidak pernah melahirkan seorang putra." lanjutnya dengan dingin.

"Jadi itu jawabanmu? Baiklah, jangan salahkan Daddy jika Daddy menghukummu dengan keras. Ternyata wanita itu tidak becus mendidikmu." jawab Reagan.

"Berkacalah! Siapa yang tidak becus mendidik anak!" desis Vy.

Mendengar jawaban Varsha membuat Reagan murka "KAU!" seru Reagan. Kemudian ia mengambil tongkat golfnya dan memukuli Varsha.

BUG...BUG...BUG...

Varsha hanya bisa menerima itu semua dengan pasrah, ia menggit bibirnya kuat-kuat menahan rasa sakit disekujur tubuhnya. Tapi rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa sakit dihati dan kekecewaannya kepada sang ayah.

Setelah memberikan beberapa pukulan kepada Varsha dengan tongkat golf, Reagan mengambil air panas mendidih kemudian menyuruh Varsha meminumnya. "Minum ini! Agar lidahmu itu ingat bagaimana aku menghukummu hari ini, jadi kau tidak akan membicarakan hal omong kosong itu lagi." Reagan seraya memaksa Varsha meminum air panas itu. Mata Reagan tidak sengaja menatap mata gadis kecil didepannya ini, betapa terkejutnya dia melihat Varsha tidak mengeluarkan air mata sedikitpun setelah apa yang ia lakukan. Hanya ada tatapan kebencian dan kekecewaan didalam mata gadis itu.

"DANIEL!" Reagan kembali memanggil pengwalnya.

"Ya tuan!" daniel yang baru saja masuk terkejut melihat keadaan nona mudanya, tapi ia dengan cepat mengubah ekspresinya menjadi datar kembali.

"Bawa Varsha keruang bawah tanah, dan suruh Emely mengobati lukanya." Perintah Reagan.

"Tapi, bukankah sebaiknya membawa noda muda ke rumah sakit tuan?" tanya Daniel.

"Lakukan saja perintahku!" seru Reagan.

"Baik tuan." Sebenarnya Daniel tidak tega, tapi dia juga tidak punya hak apapun dan hanya bisa mengikuti perintah.

*flashback off

"Nona muda!" panggil seorang pria paruh baya. Varsha sedikit terkejut, tapi kemudian ia sedikit tersenyum karena dia mengenal dengan baik siapa pria itu.

avataravatar
Next chapter