8 I'll take care of you

Xean dengan setia menunggu Varsha bangun dari tidurnya, ia ingin memastikan bahwa Varsha meminum obatnya dengan benar. Di pandangnya gadis kecil di hadapannya ini dengan sayang. Ia mengelus kepala Varsha dengan lembut, seakan-akan kepala gadis itu adalah benda yang sangat rapuh.

"Cepat sembuh adik kecilku." Ucap Xean pelan

"Saat aku sudah dewasa nanti, ayo kita pergi dari rumah ini. Akan kupastikan kau aman bersamaku, Vy. Maafkan aku yang sekarang karna tidak mampu menjagamu."

'Dan juga tante Ainsley' lanjutnya dalam hati.

Setelah mengucapkan isi hatinya Xean mencium kening Varsha, hanya kecupan kecil. Ia takut membuat Varsha terbangun.

Varsha mengerjapkan matanya karena merasakan kecupan di dahinya, Xean yang melihat itu merasa bersalah karna sudah membuat Varsha terbangun.

"Vy? Kau sudah bangun? Apa aku membangunkanmu?" Tanya Xean

Varsha menggelengkan kepalanya, ia terbangun karna tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Xean langsung membantu Varsha untuk duduk, ia meletakkan dua bantal di kepala ranjang agar Varsha bisa duduk dengan nyaman.

Setelah memastika Varsha duduk dengan nyaman, Xean mengambil tas obat yang berada diatas nakas. Sekarang waktunya untuk Varsha meminum obatnya, pikir Xean.

"Vy, sekarang minum obatnya ya?"

Varsha tidak langsung menjawab, ia bingung. Xean memintanya untuk minum obat, tapi Samuel melarangnya untuk meminum obat, apa yang harus kulakukan, pikirnya.

Karena tidak mendapat respon dari Varsha, Xean langsung membuka semua obat yang harus Varsha minum.

"Wah Vy, banyak sekali obatnya." Gumam Xean

"But its oke, ini akan membantumu agar cepat pulih. Ayo cepat minum obatnya." Ucap Xean

Xean kemudian memberikan obat dan segelas air untuk Varsha meminum obat. Varsha melihat obat itu dengan bingung, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Semenit kemudian Varsha mengambil obat dan air dari tangan Xean lalu meminumnya. Setelah memastikan Varsha meminum semua obatnya Xean pergi kedapur untuk mengambil beberapa buah untuk Varsha makan.

Setelah kepergian Xean, Varsha pergi kekamar mandi. Ia memuntahkan semua obat yang diberi oleh Xean. Varsha menyembunyikan obat-obat itu dibawah lidahnya.

Saat Varsha kembali, ia melihat Reagan dan Oleandra berada dikamarnya. Oleandra yang melihat Varsha keluar dari kamar mandi langsung menghampiri Varsha.

"Vy? Kenapa kamu tidak memanggil Mommy atay maid untuk membantumu, sayang? Bagaimana kalau kau jatuh?" Ucap Oleandra, ia lalu membantu Varsha berjalan.

Varsha menghempaskan tangan Oleandra yang berada di lengannya, aura dingin terasa kental menyelimutinya. Ia memberikan tatapan yang tidak bersahabat kepada Oleandra dan Reagan. Ia benar-benar muak melihat mereka berdua.

Varsha hanya memberikan tatapan datar dan dinginnya kepada Reagan. Tidak ada lagi tatapan hangat untuk seorang ayah, karna putrinya sudah mati. Pikirnya.

Tidak ada yang memulai percakapan, Reagan mendatangi kamar Varsha karna keinginan Oleandra yang ingin melihat keadaan Varsha. Padahal Oleandra memiliki niat lain datang kekamar Varsha.

"Vy apa kau butuh sesuatu sayang? Katakan pada Mommy jika kau menginginkan sesuatu." Ucap Oleandra lembut.

'Aku ingin kalian keluar dari kamarku!' Ucap Varsha dalam hati.

Ia ingin mengatakannya dengan lantang, tapi suaranya tidak bisa keluar.

"Apa kau sudah meminum obatmu, Vy? Kau harus meminumnya secara teratur agar kau cepat sembuh." Ucap Oleandra

"Dia sudah meminum semua obatnya, Mom." Ucap seorang pemuda

"Oh benarkah Xean?" Tanya Oleandra

"Yup! Aku yang memberikannya, benar kan Vy?" Ucap Xean, ia pun tersenyum hangat kepada Varsha. Setidaknya ia harus memastikan Varsha meminum obatnya dengan benar agar Varsha cepat sembuh. Ia akan merawat dan menjaga Varsha dengan baik, hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang.

' I'll take care of you, Vy." Ucap Xean dalam hati

********

Piemento, Italy

Sebuah keluarga tengah berbincang hangat, saling melepas rindu karna lama tidak berjumpa. Gracelyn tidak melepaskan rangkulannya terhadap Drystan sedetik pun. Ia sangat merindukan putranya itu. Saat mereka sedang mengobrol, tiba-tiba datang seorang gadis cantik,

"ZAELL!!!! KEMARI KAU PRIA BRENGSEK!!" Teriak gadis itu, ia berlari menerjang tubuh Drystan, gadis itupun memberi pukulan dan tendangan kepada Drystan. Alger dan Gracelyn yang melihat itu terkejut dengan apa yang terjadi.

"Aw aw... Hazel apa yang kau lakukan? Kau akan membunuhku!!" Seru Drystan

"Hah! Rasakan ini! Ini salahmu karna selalu mengabaikan pesan yang ku kirim, kau bahkan tidak membalas atau pun membacanya." Ucap gadis itu seraya memukul Drystan bertubi-tubi.

Drystan menahan lengan gadis itu dan langsung memeluknya.

"Maafkan aku baby girl. Aku sangat sibuk disana, jika kau sangat merindukanku kenapa kau tidak langsung ke sana saja?" Ucap Drystan lembut.

Gadis itu memutar bola matanya, dan berkata "Hell nah! Aku tidak mengatakan kalau aku rindu padamu."

"Oho! Really? Tapi matamu mengatakan yang sebaliknya Hazel." Goda Drystan.

Hazel Kinsey Rockefeller, seorang gadis cantik berusia 14 tahun. Ia merupakan adik Drystan, Hazel berprofesi sebagai model. Memiliki latar belakang sebagai putri dari keluarga Rockefeller membuat karirnya di dunia modeling melejit dengan pesat, tapi ia tidak terpengaruh dengan latar belakang keluarganya. Di tempat kerja dia ingin dilihat sebagai Hazel, seorang model yang profesional, bukan seorang Rockefeller.

Drystan dan Hazel sangat dekat, itu sebabnya Hazel sangat kesal saat Drystan mengabaikan pesannya.

"Tck! Kau tau kau sangat menyebalkan." Ucap Hazel kesal

"Fine! Apa yang harus kulakukan agar adik kecil ku ini memaafkan ku? Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan." Ucap Drystan lembut seraya mengacak rambut Hazel.

"Stop it! Aku ada pemotretan sebentar lagi, kau merusak tatanan rambut ku Zael!" Seru Hazel, kakaknya ini benar-benar menyebalkan.

"Hehehe, sorry!"

"So, kau akan melakukan apapun yang ku mau?" Tanya Hazel

"Yup! For my princess." Jawab Drystan

"Great! Kalau begitu temani aku pemotretan hari ini! Sejak aku terjun ke dunia modeling kau tidak pernah menemaniku sekalipun, kau bahkan tidak pulang saat aku mendapat penghargaan!" Lirih Hazel, ia akan menggunakan jurus yang tidak akan ditolak oleh Drystan. Yaitu pura-pura bersedih.

"Oh baby girl, maafkan aku. Baiklah, jangan menangis, oke? Aku akan pergi menemanimu."

"Really really really?" Ucap Hazel

"Yes princess. I'm yours today." Jawab Drystan lembut

"Yeeeeaaaayyyy... Thanks Zael, you're the best brother ever!" Seru Hazel girang, ia pun melompat dan langsung memeluk Drystan.

"Hahahah! Ofcourse i am." Ucap Drystan membalas pelukan adik kecilnya.

"Wah, kalian melupakan kami berdua disini hm?" Goda Alger

"Biarkan mereka sayang." Ucap Gracelyn lembut.

"Pergilah, dan cepat kembali. Mamma akan memasak makanan kesukaan Drystan untuk makan malam." Lanjutnya

"Oke Mam! Kami tidak akan pulang telat." Jawab Drystan

"C'mon Hazel, kita naik mobil saja biar aku yang menyetir. Aku sudah cukup umur untuk mengendarai mobil."

"Ck! Arrogant boy."

Dyrstan dan Hazel pergi menuju lokasi pemotretan, mereka tidak harus pergi ke kota. Karna lokasi kali ini dekat dengan kastil mereka.

**********

Terlihat seorang wanita sedang berbicara dengan seseorang melalui ponsel.

"Dia sudah meminum obatnya. Butuh waktu berapa lama agar obat itu bereaksi?"

"...."

"Kau tau apa akibatnya jika kau gagal bukan?"

"...."

"Bagus! Pastikan kau mengeceknya secara berkala!"

avataravatar
Next chapter