9 Chapter 9

Pria yang menarik tangan Miska tadi berhasil kabur, Randy kehilangan jejak pria itu yang membuat Miska sangat murka terhadap Randy. Perasaannya sudah tidak karuan, ia sangat marah karena pria itu tidak berhasil ia jebloskan ke penjara yang artinya hidupnya masih akan terus diawasi pria itu, disisi lain ia juga marah saat tahu ternyata Randy telah memiliki kekasih yang artinya cintanya tidak terbalas bahkan ia belum mengungkapkan rasa sukanya pada Randy. Semua perasaannya bercampur aduk.

"Dia berhasil kabur, larinya sangat kencang. Aku kehilangan jejaknya." Ucap Randy setelah kembali dari pengejaran pria itu.

"Aku semakin yakin kalau kau memang bukan polisi, bagaimana kau bisa mendapatkan semua gelar yang ada diseragam mu itu jika menangkap penjahat yang sudah jelas ada di depan matamu saja tidak bisa." Ucap Miska meluapkan emosinya.

"Apa…kau meragukan pangkatku? Tahu apa kau mengenai polisi, jaga ucapanmu. Dan kenapa kau selalu ingin diculik lelaki itu lagi, kau tidak tahu pengorbananku membebaskanmu saat itu huh." Ucap Randy tidak kalah emosi.

"Apa kau gila, mana ada orang yang ingin diculik. Kau tidak lihat tadi aku meminta tolong bukannya pasrah diseret lelaki itu, bisa-bisanya kau tuduh aku ingin diculik lagi. Aku rasa kau menyogok untuk menjadi polisi."

"Kau…jaga ucapanmu." Ucap Randy geram dengan wanita yang ada didepannya ini, entah mengapa ia sangat tidak bisa bersikap biasa saja dengan wanita ini, pasti harus mengeluarkan otot untuk bicara dengannya.

"Aku muak melihatmu, kalian pergi saja berkencan lagi, pergilah yang jauh." Ucap Miska menunjuk kearah jalan.

Reina yang sedari tadi hanya melihat pertengkaran antara kekasihnya dengan Miska, melihat Miska yang berjalan menuju ke arah club segera menghentikan langkah wanita itu.

"Kau ingin ke club itu lagi setelah kejadian tadi?" ucap wanita yang sedari tadi diam saja.

Bagaimana wanita ini bisa tahu kejadian di dalam club tadi, apakah ia melihat pertengkaran didalam club tadi. Miska tidak mau ambil pusing ia berjalan kembali kearah parkiran. Tetapi lagi-lagi tangannya ditarik kembali oleh orang yang berbeda. Randy menarik tangannya.

"Lepaskan."

"Kau pulang bersamaku." Ucap Randy menarik tangan Miska ke arah mobilnya.

"Lepaskan tanganku, aku tidak mau pulang Bersama kalian. Aku membawa mobil." Ucap Miska meronta saat pergelangan tangannya masih digenggam Randy.

"Diamlah telingaku sakit sekali mendengar ocehanmu." Ucap Randy mengusap telinganya menggunakan tangannya yang bebas.

"Aku tidak mau pulang dengamu lepaskan aku."

"Fine, dimana mobilmu?" ucap Randy berhenti tetapi masih dengan menggenggam tangan Miska.

"Disana." Tunjuk Miska kea rah mobilnya yang terparkir.

"Reina kau bawalah mobilku, aku akan mengantar wanita ini pulang dulu, urusan kita berdua belum selesai." Ucap Randy berbicara pada kekasihnya yang bernama Reina, sepertinya mereka sedang ada masalah.

Sementara Reina hanya mengikuti perintah Randy, ia tahu bahwa saat ini hubungannya dengan pria itu sedang kacau dan tidak ingin membuatnya semakin rumit. Saat ini yang ada di pikiran Reina hanya menebak sejak kapan Randy dan Miska berhubungan, kenapa mereka terlihat sangat dekat walaupun sedari tadi mereka hanya berargumen seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Apakah ia boleh mencurigai kedekatan dua orang yang sedang berjalan menjauhinya itu? Reina takut jika Randy akan menjauh darinya dan berpaling dengan wanita yang sedang bersamanya, tetapi ia juga sadar selama ini ia juga salah karena telah mengkhianati Randy.

Selama perjalan Miska dan Randy hanya terdiam, sunyi menyelimuti perjalanan menuju rumah Miska, tidak ada satupun dari mereka yang berniat untuk bersuara bahkan untuk menyalakan music saja rasanya Miska takut.

Tiba di depan mansion Syalendra, Miska berusaha untuk membuka topik pembicaraan.

"Kau bawa saja mobilku, besok aku akan menyuruh supirku untuk mengambilnya ke kantor polisi." Ucap Miska membuka seatbelt.

"Tidak perlu, aku bisa memesan taksi." Ucap Randy membuka ponselnya.

"Terserahmu saja, jika sudah mendapatkan taksi titipkan saja kuncinya pada supirku." Miska keluar dari mobil ia menuju gerbang rumahnya tanpa mau melihat kebelakang, ia sangat kesal dengan sikap Randy yang seenaknya saja memperlakukannya.

Saat ini Miska bingung dengan perasaannya, semakin hari Randy semakin ketus saat bersamannya, seolah pria itu tidak ingin Miska berada di dekatnya. Tapi perasaannya juga tidak menentu saat ia di dekat Randy, saat melihat Randy mengenakan seragam polisinya Miska merasa kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya, ia sangat menyukai Randy, tapi disisi lain ia juga kesal dengan mulut cerewet pria itu. Miska bertekad untuk menghilangkan rasa kagumnya pada Randy, pria itu sudah memiliki kekasih, ia tidak mungkin mendekati pria itu.

***

Randy akhirnya mengendarai mobil Miska, ia tidak mendapatkan satupun taksi. Menyusuri jalanan yang sepi, ia teringat kembali bagaimana kesialannya hari ini. Pulang kerja sudah dihadang Miska yang meminta bantuannya. Setelah itu ia dihubungi temannya yang melaporkan bahwa pacarnya sedang berada di club dikelilingi para lelaki, saat itu juga ia langsung datang ke club yang disebutkan temannya tadi dan betapa terkejutnya ia saat melihat pacarnya sedang bercumbu dengan pria lain di depan matanya sendiri, langsung saja ia tarik pacarnya keluar untuk keluar dari club ini. Lebih sianya lagi ia melihat wanita yang belakangan ini sering ia temui sedang di tarik seorang lelaki yang ternyata orang tersebut adalah orang yang telah menculik Miska. Rasanya kepalanya mau pecah, urusannya dengan kekasihnya belum selesai dan saat ini kepalanya malah memikirkan Miska. Randy merasa ada yang salah dengan kinerja otaknya.

"Sial… apa perempuan itu berkata yang sebenarnya bahwa pria tadi adalah orang yang telah menculiknya?" ucap Randy berbicara pada dirinya sendiri.

"Jika memang benar lelaki itu adalah orang yang sama, maka aku harus membantu wanita itu."

Melihat jam ditangan menunjukkan pukul sebelas malam, Randy menghubungi temannya.

"Bro, kau sudah tidur?" tanya Randy pada Andre diseberang telepon.

"Hmm…ada apa kau menghubungi ku?" tanya Andre setelah melihat jam di ponselnya.

"Tidak, aku tadi ingin mengajakmu minum kopi."

"Kau seperti orang yang sedang frustasi." Tebak Andre, ia sangat hafal gelagat Randy.

"Yappss… oleh karena itu aku butuh bantuanmu."

"Oke baiklah, kau jemput aku."

Setelah panggilan terputus, Randy mengemudikan mobil menuju kerumah Andre.

avataravatar
Next chapter