15 Chapter 15

Hari ini Miska sedang bersiap untuk mengikuti Randy, setelah pembicaraan mereka kemarin Randy mencari tahu selama ini Michael kemana saja saat mengunjungi negara Sakura ini. Miska mencari tahu melalui sekretarisnya, Dina memberi tahu padanya bahwa selama ini Michael menyimpan sebagian hartanya di salah satu Bank yang ada di Jepang.

"Kau tahu alamatnya?" tanya Miska melihat Randy yang sedang mengendarai mobil yang mereka sewa.

"Sekarang zaman sudah canggih, apa gunanya maps."

"Aku tidak yakin kotak itu disimpan Michael disana, jika kotak itu berisi senjata apa pihak Bank mau menyimpan kotak itu." Ujar Miska yang memiliki sedikit keraguan.

"Kau harus optimis jika ingin adikmu kembali."

Setelah itu mereka berdua hanya terdiam hingga sampai di lokasi tujuan. Mereka berdua memasuki gedung Bank tersebut dan memberi tahu kan kepentingan mereka.

Miska membuka obrolan kepada seorang wanita yang memiliki wajah khas orang Jepang yang merupakan manajer Bank, ia menceritakan semua kejadian yang menimpa Michael hingga tidak bernyawa kecuali mengenai kotak hitam itu.

"Ya nona kami sudah menerima kabar bahwa Tuan Michael telah meninggal, kami semua turut berduka cita." Ucap manajer Bank tersebut.

"Ya terimakasih."

"Sebenarnya kami sudah menghubungi istri Tuan Michael untuk mengurus aset yang Tuan Michael miliki di Bank ini, tetapi ternyata nona yang datang kesini."

"Ehmm…apa aku bisa melihat tempat penyimpanan aset kak Michael, karena saat ini aku yang menggantikan kak Michael di perusahaan, jadi aku ingin tahu apa saja yang kakak ku simpan disini."

"Ya tentu."

Mereka berdua berjalan menuju ruang yang diyakini Miska sebagai ruang penyimpanan itu, Randy tidak diizinkan untuk masuk dikarenakan hanya orang yang berkepentingan saja yang boleh masuk ke ruangan ini. ruangan ini dipenuhi dengan brankas-brankas yang berjejer rapi seperti loker.

Wanita itu membuka pintu brankas tersebut, kemudia memberikan ruang untuk miska agar dapat melihat isi brankas tersebut.

Miska mengamati isi brankas itu, matanya menyusuri setiap sudut tapi tidak menemukan keberadaan kotak hitam yang ia cari, isi brankas itu hanya beberapa dokumen berbahasa Jepang yang Miska tidak ketahui apa isi dokumennya dan beberapa emas batangan dan berlian.

Miska mundur beberapa langkah dari brankas tersebut, saat ini dia sudah seperti kehilangan harapan apa yang dicarinya tidak ada disini.

"Kalau boleh tahu itu dokumen apa ya?" tanya Miska kepada wanita disampingnya.

"Saya tidak memiliki hak untuk melihat isi dokumen itu nona." Ucap sang manajer membungkuk seolah meminta maaf padanya.

"Ehmm…jika aku memberikanmu hak untuk mentranslatekan isi dokumen itu apa kah bisa?"

"Baiklah jika anda memaksa."

Dengan cepat Miska mengeluarkan dokumen itu dari brankas, dan menunjukkan kepada wanita itu. Ia berharap semoga dokumen itu bisa memberikannya petunjuk.

"Ini merupakan dokumen perjanjian jual beli."

"Jual beli apa?"

Wanita itu mengamati setiap halaman dokumen tersebut.

"Ini perjanjian jual beli senjata."

"Apakah disana ada nama lokasinya?"

"Ya disini dijelaskan semua alamatnya."

"Bisakah kau menulikan alamat itu?"

Manajer tersebut menuliskan beberapa alamat pada selembar kertas.

Setelah itu Miska pamit kepada manajer tersebut, untuk melihat isi brankas tersebut sudah menyita separuh waktunya hari ini, begitu banyak prosedur yang harus di ikuti nya dan akhirnya yang ia dapatkan tidak ada hanya alamat yang ia tidak ketahui apakah ia bisa mendapatkan petunjuk dari alamat ini.

Miska melihat Randy yang duduk diruang tunggu sambil memainkan ponselnya, kemudian ia menghapiri lelaki itu.

"Ayo, kita tidak punya banyak waktu." Ucap Miska setelah berdiri di hadapan Randy.

"Sudah selesai? Apa kau mendapatkannya?"

"Tidak ada."

"Jadi hampir setengah hari kita disini tidak menemukan kotak itu?"

"Ya, oleh karena itu kita harus pergi." Miska berjalan lebih dulu menuju mobil mereka.

Randy memasuki mobil dan mulai menghidupkan mesin mobilnya.

"Jadi apa saja yang kau dapatkan disana?" tanya Randy penasaran, pasalnya wanita itu lama sekali di dalam sana, ia pikir Miska sudah mendapatkan kotak itu.

"Tidak ada, hanya dokumen perjanjian jual beli senjata." Ucap Miska kesal, tubuhnya sudah letih.

"Lalu mana dokumen itu? Itu bisa menjadi salah satu petunjuk kita."

"Kamu pikir aku boleh membawa semua isi brankas itu? Bahkan untuk masuk tadi saja sudah banyak sekali aku di introgasi."

"Kau kan bagian keluarga Michael, kenapa harus di introgasi?"

"Tidak tahu, mereka bilang itu peraturan. Tidak sembarang orang boleh masuk dan setelah mereka cek semua identitas ku, aku boleh diizinkan masuk."

"Jadi hari ini kita tidak mendapatkan apa-apa?"

"Aku mendapatkan beberapa alamat yang tertera di dokumen itu, kita harus datang ke alamat ini." ucap Miska menyodorkan selembar kertas pada Randy.

"Enam alamat? Ini cukup jauh kalau dari sini, kita harus menggunakan kereta dan semua alamat ini sangat jauh, kita hanya bisa ke satu alamat saja untuk hari ini." ujar Randy saat mencari tahu melalui pencarian internet.

"Baiklah kalau begitu kita pergi ke salah satu alamat itu saja hari ini dan besok kita bisa ke alamat yang lain."

Mereka berdua kembali ke hotel untuk membawa koper.

Setelah membawa semua barang bawaan, Miska dan Randy pergi menuju kereta bawah tanah.

Lima jam perjalanan dari Shimanosecho ke Osaka membuat tubuh Miska terasa sangat remuk. Mereka akhirnya memutuskan untuk mencari hotel dan beristirahat, dikarenakan tidak memungkinkan untuk mereka mencari alamat itu di malam hari.

avataravatar