12 Chapter 12

Setelah perdebatan Miska dan Randy, akhirnya ia tiba dirumah. Miska berjalan memasuki rumah tanpa mengucapkan sesuatu pada Randy.

"Aku akan memberitahu pada orangtuamu jika kau masih berani ke Jepang sendirian." Ucap Randy yang masih tersulut emosi. Ia tidak akan membiarkan wanita itu bertindak ceroboh di negeri orang.

"Kau, jangan pernah beri tahu orangtuaku. Ayah ku sedang sakit, aku tidak mau ia tambah sakit saat mendengar Melodi di culik. Ku mohon tutup mulut mu dan pergilah dari sini." Ucap Miska mengusir Randy dari rumahnya.

Setelah Miska memasuki rumahnya, Randy tidak langsung pulang. Ia berdiri di luar rumah Miska, menunggu jika wanita itu nekat ke Jepang sendirian.

"Hallo Jessica, aku ingin meminta bantuanmu. Aku ingin ke Jepang hari ini, tolong kau urus semuanya." Ucap Randy pada rekannya yang sesame polisi.

"Mau apa kau ke Jepang? Besok kita ada tugas kau jangan macam-macam." Ucap Jessica memeperingati Randy.

"Kau urus saja, nanti aku hubungi kau lagi.�� Setelah itu panggilan terputus, ia yakin wanita itu sebentar lagi akan keluar. Dan benar saja Miska keluar dengan membawa koper, ia sedang menunggu mobilnya keluar, setelah itu wanita itu masuk kedalam mobil.

Randy melihat dari kejauhan ada taxi yang akan melewatinya, langsung ia berhentikan taxi tersebut.

"Pak, ikuti mobil itu jangan sampai ketinggalan jejaknya." Ucap Randy menunjukkan lencana polisinya.

Randy merogoh sakunya mengeluarkan ponsel.

"Andre bawakan aku paspor dan beberapa baju, saat ini aku akan menuju bandara, satu jam lagi akan tiba." Ujar Randy setelah itu ia memutuskan panggilannya.

Tiba dibandara, Randy melihat Andre yang berada di depan pintu masuk bandara membawa tas.

"Hey bro, thanks." Ucap Randy mengambil paspor dan tas miliknya dari Andre.

"Kau akan pergi kemana?" tanya Andre mengikuti Randy yang berjalan kedalam bandara.

"Ke Jepang ada sedikit urusan, kau tolong izinkan aku kepada ketua ya." Ucap Randy berlari untuk boarding pass tiketnya.

Setelah selesai segala urusannya, ia duduk di ruang tunggu sambil melihat keberadaan Miska. Menaiki pesawat ternyata ia duduk tidak jauh dari tempat duduk Miska, hanya beda dua kursi. Miska masih tidak menyadari keberadaan Randy, hingga saat ia ingin memanggil pramugari matanya melihat Randy yang duduk di belakang.

"Kenapa bisa ada dia disini? Apa aku salah lihat?" ujarnya pada diri sendiri.

Saat pramugari tiba disampingnya, Miska meminta air mineral. Pramugari itu pun kembali membawakan pesanan Miska, tetapi ia terheran karena pramugari itu memberikan selembar kertas notes padanya.

"Ini dari pria dibelakang." Ucap pramugari itu dan segera pamit.

Miska membuka kertas itu yang berisikan bahwa Randy akan mengikutinya selama berada di Jepang.

"Dasar tidak waras." Ucap Miska melipat kertas itu kembali, ada sedikit perasaan senangnya saat mengetahui bahwa Randy akan menemaninya untuk mencari Melodi.

***

Tiba di Jepang, Miska berjalan lebih dulu, ia ingin menghindar dari Randy. Ia tidak ingin penculik itu tahu bahwa Miska pergi Bersama dengan Randy. Miska berlari menuju ke arah toilet wanita, ia berharap Randy tidak menemukannya disini.

"Dimana wanita itu? Cepat sekali larinya." Ujar Randy melihat kerumunan orang yang berlalu Lalang.

Randy berjalanan ke arah toilet, ia berpikir mungkin Miska berada di dalam toilet. Dua puluh menit menunggu, akhirnya Miska keluar sambil mendorong kopernya dengan susah payah. Ia melihat wanita itu seperti mencari seseorang, buru-buru ia datangi wanita itu.

Randy berjalan menghampiri Miska, saat sudah berada di depan wanita itu Randy melihat raut wajah Miska berubah terkejut, seolah sedang menghindar darinya.

"Kau kenapa terkejut seperti itu?" tanya Randy melihat raut wajah Miska.

"Kau? Kenapa masih disini?"

"Aku menunggumu dari tadi disini."

Miska menahan emosi, sedari tadi ia berada di dalam toilet hanya untuk menghindar dari laki-laki di depannya ini, lalu ternyata pria itu sedang menunggunya sedari tadi sungguh sia-sia saja ia bersembunyi.

"Kau….pergilah darisini. Aku akan mencari adik ku sendiri tanpa bantuanmu, jadi ku mohon pergilah dari hadapanku." Ujar Miska melihat sekitaran kerumunan manusia yang berlalu lalang, ia takut jika pria itu melihatnya sedang Bersama dengan Randy.

"Aku berada disini karena ingin membantumu, lalu kau suruh aku pergi darimu? Kau wanita, yang sedang kau hadapi orang yang berbahaya jangan permainkan hidupmu." Ujar Randy sedikit emosi.

Saat akan mengumpati pria di depannya ini, tiba-tiba ponsel Miska berbunyi dengan segera ia menjawab panggilan itu.

"Hallo"

"Kau sudah tiba di Jepang?"

"Ya katakana dimana adik ku."

"Sudah ku bilang jangan pernah dekat dengan pria itu lagi, tapi kau malah membawanya kesini. Kau mau bermain-main denganku rupanya yah."

Miska memutar melihat dimana pria itu, kenapa dia bisa mengetahui Randy ada bersamanya?

"Tidak, hm…dia kekasihku." Ujar Miska berbohong.

"Oh jadi rupanya kau kesini untuk berbulan madu ya buka untuk membawa adikmu pulang, hahaha Miska…Miska kau akan tahu akibatnya bermain denganku."

"Tidak…tidak ku mohon katakan padaku dimana adik ku." Miska menyesali perkataannya, kenapa ia harus berbohong. Semuanya jadi kacau akibat kebohongannya.

"Sini ponsel mu." Randy mengadahkan tangan meminta ponsel Miska.

"Mau apa kau dengan ponselku?"

"Sudah berikan saja." Ia merampas ponsel itu dari genggaman tangan Miska.

Randy mengetik sesuatu di ponselnya, lalu mengembalikan kembali ponsel Miska.

"Aku sudah menyuruh teman ku untuk melacak nomor pria itu." Ujar Randy sambil menarik tangan Miska agar berjalan mengikutinya.

"Tunggu…tunggu aku sudah bilang pergilah jangan mengikutiku, aku bisa mencari adik ku sendiri tanpa bantuanmu."

"Kenapa kau keras kepala sekali, pria itu bukan lawanmu. Dimana kau akan mencari adikmu huh? Ini bukan negaramu, coba beritahu aku bagaimana kau bisa mencari adikmu tanpa bantuan siapapun, aku ingin mendengarnya." Tantang Randy, ia kesal dengan wanita di depannya ini sungguh keras kepala.

"Ku mohon pergilah, aku tidak mau adik ku semakin jauh dariku jika kau berada di dekatku."

"Apa maksudmu? Apakah pria itu mengancamu?"

"Ya, jadi kumohon pergilah menjauh. Aku tidak ingin adik ku kenapa-napa."

"Dengar, kau tidak akan bisa menghadapi pria itu sendirian, pria itu memiliki anak buah yang aku yakin lebih dari lima orang, jadi ku mohon dengarkan aku jangan keras kepala, kau bisa celaka disini jika aku tidak menemanimu. Apa kau mau diculik pria itu lagi? Lalu siapa yang akan menolong adikmu? Pikirkanlah."

"Baiklah, terserahmu saja. Ku mohon selamatkan adik ku."

"Ya itu sudah pasti, itulah kenapa aku disini. Menyelamatkan adikmu."

"Sombong sekali dirimu, yaudah sekarang aku akan ke hotel, lebih baik kau cari penginapan." Usir Miska, ia bingung pada dirinya sendiri sebenarnya ia sangat senang Randy berada didekatnya tapi disisi lain ia juga kesal karena Randy bukan pria single, ia tidak mungkin mendekati pria yang sudah memiliki kekasih.

"Aku akan tinggal di samping kamar hotelmu, kita sebelahan." Ujar Randy berjalan lebih dulu.

"Kenapa kau selalu mengikuti ku sih, apa tidak ada hotel yang lainnya yang bisa kau tinggali." Ujar Miska mengejar langkah Randy.

"Kau tidak tahu pria itu bisa saja datang menemui mu, oleh karena itu aku harus memantau mu dari dekat."

"Kenapa tidak sekalian saja satu kamar jika kau harus memantau ku dari dekat huh." Miska sangat emosi melihat Randy.

"Ide yang bagus itu, yaudah kita satu kamar saja kalau begitu."

"Randy….kau gila ya, aku menyindir mu bukan memberi ide untuk tinggal satu kamar." Miska memukul bahu Randy.

"Tadi kamu bilang untuk tinggal di satu kamar saja, itu ide bagus jadi aku tidak perlu mengeluarkan uang untuk menginap beberapa hari." Ujar Randi sambil menyengir menunjukkan gigi rapih nya.

"Huh bilang saja kau tidak punya uang, apa kau ke Jepang sama sekali tidak membawa uang?" tanya Miska, ia merasa kasihan pada pria didepannya ini, ia yakin Randy sama sekali tidak pulang kerumah saat selesai mengantarnya pulang kerumah semalam.

"Ada tapi hanya membawa sedikit, aku kesini juga tidak ada persiapan sama sekali."

"Hmmm… yaudah kalau begitu kita tinggal di satu kamar saja, tapi tidak satu tempat tidur." Ujar Miska merasa kasihan kepada Randy.

"Yesss uang ku selamat." Randy mengayunkan tangannya ke atas seolah meninju angin.

avataravatar
Next chapter