‘Tak ada seorang pun yang boleh menjadi istrimu selain aku.’
Kata-kata itu terus terngiang di benak Druf. Sejak tadi ia hanya menunduk pada buku kosong di hadapannya. Penjelasan guru sama sekali tak dihiraukannya. Sampai bunyi bel istirahat berbunyi ia tetap tak bergeming.
“Nih.”
Andi menyodorkan roti cream vanila kesukaannya.
“Sejak tadi lu bengong aja. Untung lu tuh pinter. Jadi gue gak perlu hawatir lu ketinggalan pelajaran.”
Druf tersenyum masam. Mulutnya hendak berkata sesuatu tetapi urung. Sesuatu dalam penciumannya menarik perhatiannya. Aroma vampir. Yang jelas itu bukan Andi. Bukan pula seluruh teman kelasnya. Beberapa hari di sekolah ini. Baru kali ini ia merasakan kehadiran sekaligus bau vampir lain. Diambilnya botol parfum dari dalam tas. Tanpa malu disemprotkannya ke kulit leher dan bagian tubuhnya yang lain.
Parfum racikan husus dari Frans itu akan menyembunyikan bau Druf dari vampir lain.
“Ish, semprot-semprot kayak cewek lu.” Goda Andi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com