Druf mondar mandir di balkon. Ia mendengus kesal. Sebenarnya kemana dua cecunguk itu (julukan untuk Brian dan Frans jika lagi kesal). Bahkan seluruh penjaga dan para vampir tidak tahu dimana keberadaan keduanya. Ia mulai curiga ada sesuatu yang terjadi tapi mereka rahasiakan. Tapi apa? dan kenapa?
Tok. Tok. Tok.
“Masuk.”
Pintu terbuka. Gadis itu muncul memamerkan giginya.”Hai mas bro, oppa.” Ucapnya seraya mengangkat tangan kanannya.
“Ishhh... mau apa kau kemari.” Tanya Druf ketus memunggunginya.
Dilara bimbang untuk bertanya. Melihat sikap Druf tak pernah baik kepadanya. Apalagi saat ini. Sikapnya sungguh menyebalkan. Gunug es. Muka tembok. Dan entah apalagi julukan yang harus ia berikan pada cowok kece dihadapannya itu. Untung dia ganteng. Jika tidak sudah dari kemaren-kemaren tuh cowok ia cuci bersih, dikeringkan trus disetrika. Emang cucian!!!!??? :)
“Lah, malah bengong. Kalo ga ada perlu penting sana keluar. Eneg liat wajahmu.”
Support your favorite authors and translators in webnovel.com