webnovel

Prolog

Prolog

Happy reading

.

.

.

.

?•••?

Manchester, Britania Raya.

Manchester terletak di kawasan perkotaan Manchester Raya, yang merupakan kawasan perkotaan terbesar ketiga di Britania Raya, Inggris.

Kota ini terkenal karena arsitektur, budaya, musik, jaringan media, ilmu pengetahuan dan teknik, dampak sosial, dan olahraganya.

Jam sudah menunjukkan pukul

23.36 {GMT+7}

Derap langkah sepatu pantofel mahal yang dipakai lelaki ini memenuhi penjuru lorong gelap yang akan membawanya masuk semakin dalam menuju tempat utama gedung tua tak terpakai ini.

***

Tyler Valentino Scott, pria kelahiran California yang menetap di Inggris. Dingin dan tak tersentuh membuatnya semakin terlihat menakutkan, tapi tidak dengan para kaum hawa yang memujanya. Seorang CEO sukses di negara tersebut, Tyler menutupi segala identitasnya untuk menutupi sifat iblis nya.

Ia akan bersikap layaknya pria normal jika di luaran sana, tapi berbeda jika berhadapan dengan para musuh-musuhnya. MR. DEVIL panggilan itu ia dapatkan sejak dirinya menginjak dunia bisnis. Memiliki anak buah dimana-mana dan selalu tunduk padanya.

***

Tap

Tap

Tap

Suara langkah itu semakin mendekat, seluruh anak buah yang berjaga di gedung tua tersebut tau siapa pemilik suara langkah kaki tersebut.

Melihat tuannya yang berjalan dengan kaca mata hitamnya dan telapak tangan dimasukkan kedalam saku celana, seluruh bawaannya menunduk hormat.

"Master, ini ketiga pelaku yang telah korupsi di anak ca..."

"I'm know!" sahut Tyler dengan nada menyeramkan yang membuat bulu kuduk berdiri.

Tyler memotong cepat kalimat sekretarisnya. Terlalu malas baginya untuk mendengarkan penjelasan, saat ini lelaki tersebut sedang dalam mod buruk. Jiwa iblis nya terus menyiksa didalam tubuhnya seakan ingin keluar.

Perlahan namun pasti, Tyler melangkah menuju kursi dekat para mangsanya. Tyler melirik mangsanya dan melepas kaca mata hitam yang bertengger manis di pangkal hidungnya.

"JAMES!! keluarkan benda-benda kesayangan ku." perintahnya tak terbantahkan.

"Ba ... baik master." wajah James berubah menjadi tegang, ia tau apa yang akan terjadi setelah ini. James memang sudah lama mengikuti Tyler, tapi dirinya tetap saja merasakan tegang setiap tuannya menyi*sa manusia-manusia yang berani mengusik kehidupannya. "Dewa Maut" panggilan itu yang cocok untuk Tyler menurut James.

***

James Alfred Walker, umurnya tidak terlalu jauh dari Tyler, sifat dingin dan tak tersentuh hampir sama dengan tuannya. James mengikuti Tyler saat usianya menginjak 14 tahun, ia ikut keluar dari California dan menetap di Inggris demi membalas kebaikan Tyler dahulu.

***

Tyler menatap nyalang ketiga pria tua didepannya. Semirik iblis nya sudah keluar, itu artinya jiwa iblis sedang menguasai penuh tubuh Tyler.

"Siram mereka dengan perasan lemon!" titahnya.

Byur!

"Hah, hah, perih. Astaga sangat perih." ucap salah satu mangsanya yang sudah tersadar.

"Arrggghhh!!! Perih sekali." temannya ikut menyahut.

"Sakit sekali, hey!! Sebenarnya siapa kalian hah! Cepat lepaskan kami." teriak pria tua dengan perut buncit yang merupakan dalang utama.

Sebelum Tyler meny**sa mereka, ia memerintahkan bawahannya untuk bermain-main sebentar dengan menggores dan sedikit menya**at kulit.

Dikarenakan gedung tua ini hanya diterangi cahaya lilin, membuat mereka hanya melihat bayangan saja. Tyler tidak menyukai cahaya lampu di mansion nya pun lebih banyak menggunakan lilin ketimbang lampu.

"Bawa pria tua berperut buncit ke depan ku sekarang!"

"Ini tuan."

"Buka ikatan matanya."

Deg!

Wajah pria tua itu menegang dengan mulut melongo dan mata terbelalak. Iblis yang ia hindari sekarang tepat didepannya.

"Tu ... tuan, tolong bebaskan kami. Kami tidak tau salah kami hingga diikat seperti ini." ucapnya tenang walaupun tubuhnya bergetar.

"Tentu saja, Valent tidak suka bermain-main." Valent adalah nama kepribadian ganda milik Tyler yang bersemayam di dalam tubuhnya.

Tanpa basa-basi Tyler mengambil katana yang terlihat sangat tajam dan mengkilap.

Ctas!

Kepala pria itu terpu****s dari tubuhnya dengan da**h yang terus mengalir. Tyler mengambil kepla itu dengan menarik rambutnya. Ia men****el kedua bola mata untuk dijadikan koleksi.

Da**h ke***at itu mengotori pakaian mahalnya, Tyler sangat menyukai bau da**h manusia.

"Wih, udah put*us aja tu kep*la." ujar Kelvin, entah sejak kapan pria ini sudah berada di gedung tua bersama seorang lelaki tampan disebelahnya.

"Berikan padaku satu Valent." ucap David, yang dijawab dengan tatapan tajam Tyler.

"Tenang saja, aku hanya ingin bermain salah satu dari mereka. Tidak sampai mat*, urusan mengantarnya ke neraka biar dirimu saja." lanjutnya.

•••

Kelvin Stewart dan David Cristopher Durant, sahabat Tyler sejak awal Tyler menetap di Inggris. Sifatnya sangat jauh dari Tyler, David memiliki sifat menjengkelkan dan selalu bisa membuat orang lain tertawa karena sifatnya dan Kelvin pria humoris tapi dibalik semua itu, Kelvin dan David sama seperti Tyler. Psikopat kejam, ia juga seorang CEO sukses di perusahaan yang dibangun sendiri dengan bantuan Tyler tentunya.

•••

"Hm, bermainlah kalian berdua. Jangan sampai mereka mat* jikalau mereka mat* aku yang akan memb**uh kalian." ancamnya mutlak.

Kelvin dan David memekik kegirangan. Kedua pria ini mengeluarkan benda-benda kesayangannya.

Goresan demi goresan ia lakukan, sedikit sa**tan terlihat di sekujur tubuh kedua mangsanya. Tidak ada respon yang keluar dari mangsanya karena pingsan kembali setelah Tyler men**as kep*la ketuanya.

"Sudah cukup!!" ah, Kelvin dan David bahkan belum puas dengan kedua pria ini. Tapi mau bagaimana lagi, jika Tyler bilang cukup berarti cukup. Bisa-bisa kepalanya yang akan terkena benda kesayangan Tyler.

"Air lemon dan garam, siram cepat!!"

Byur!

Byur!

Beberapa detik kemudian

Arrggghhhhhh!!!!

Kudanya berteriak keras menahan sakit dan perih ditubuhnya. Tyler sangat menyukai teriakan mangsanya yang kesakitan, menurutnya teriakan itu adalah sebuah irama lagu indah.

Sebelum Tyler membawanya menyusl ketua mereka, ia memilih untuk bermain sedikit. Hitung-hitung mencuci pi*au nya yang lama ia tak digunakan. "Kasihan sekali bukan, pi*au ku jarang dicuci dengan da*ah." itulah ucapan Tyler yang diingat seluruh bawahannya dan kedua sahabatnya.

Srek!

Aaaaaa!!

"Berteriak lah, aku menyukai teriakan mu."

"Heh, kenapa tidak berteriak bo**h!!" ucap Tyler murka, semakin menekan lebih dalam say**annya.

"Cukup! Aaaaa!"

Blas!

Blas!

Bosan bermain, Tyler langsung men**as keduanya. Tidak hanya itu, Tyler menc****ng tubuh mereka menjadi kecil-kecil untuk diberikan pada JASON, singa peliharaannya.

"Bereskan may*tnya, kirim kep*la mereka kekeluargaannya." ucap Tyler berlalu pergi, meninggalkan gedung tua itu.

•••

"Tyler." panggil Kelvin dan David bersamaan.

"Hm?" sahutnya.

"Bagaimana dengan proyek pembangunan hotel di negara c?"

"everything is good, but there are some rats that play with me!"

{Semuanya baik, tapi ada beberapa tikus yang bermain dengan ku.}

"Haha Tyler-Tyler, semakin hari semakin gila bekerja hm ... sekali-kali ayolah bermain para ja**ng di Club ini sangat mengenakkan." ledek Kelvin.

"Cih, selalu saja." sarkas David dengan menepuk kening temannya ini.

"Oh ya Ty, dimana Clara?" lanjut David.

"Huh? Dia lebih memilih tinggal di apartemen miliknya yang lebih dekat dengan kampus." jelas Tyler.

Tidak ada obrolan setelah itu, ketiganya memutuskan untuk meminum Vodka dan beberapa minuman beralkohol lainnya.

Bagaimana kelanjutannya?

Bagaimana pertemuan pertama, Tyler dengan gadis yang membuatnya merasa tertantang?

Tinggalkan jejak sebagai apresiasi kalian:)

Salam Kenal

Author DKA

Next chapter