1 Prolog

Tak pernah Ghani sangka. Setelah lama tidak pernah berbicara dengan orangtuanya karena kerjanya yang sibuk dan selalu lembur. Kini saat ia mengambil cuti beberapa hari, ia dikagetkan dengan keinginan orangtuanya yang ingin menikahkankanya dengan anak tetangga rumah sebelahnya. Sahila.

Sahila, anak bungsu dari tiga bersaudara yang tinggal berdua dengan ibunya karena ayahnya sudah meninggal, mengingat Ibunya saat melahirkan Sahila diumur 42 tahun alias sudah tua tapi masih subur.

Hal itu membuat kedua orangtua Ghani akhirnya menjodohkan mereka, apalagi Sahila anaknya pendiam, tidak pernah keluar rumah kalau tidak terpaksa. Ibunya juga jarang dirumah karena lebih sering menginap di rumah kakak kedua Sahila yang mempunyai bayi.

Karena itu pula, kadang Sahila dititipkan dirumah Ghani. Dan alasan konyolnya lagi, Ghani dinikahkan dengan Sahila setelah Ghani ditinggal menikah oleh kekasih yang ia pacari 7 Tahun.

"Pah, Mah. Nggak bisa dong, Sahila tuh kayak adiku sendiri. Nggak mungkinlah, Pah. Mana ada!" Protes Ghani, mana bisa dia menikah dengan Sahila, gadis yang dulu waktu kecil sering ia gendong dan ajak main karena kakak Sahila yang kedua, Aira. Aira yang seumuran dengan Ghani namun sudah menikah lima tahun lalu.

"Terus kamu mau menikah kapan? Besok? Besok terus, sampai Bapak sama Ibumu ini pergi?" Ujar Pak Ja'i.

Ghani menggelengkan kepalanya, "Ya nggaklah Pah, besok secepatnya. Yang penting bukan sama Sahila" Tolak Ghani.

Pak Ja'i dan Bu Ratmi masih tak menyerah membujuk Anak sulungnya, "Ghan, dengerin Papah sama Mamah, kalau kamu nikah sama Hila itu banyak untungnya. 1. Hila kan anak bungsu, otomatis kamu dapat rumahnya. Enak kan? Daripada bikin rumah mahal. 2. Kamu tinggal dekat sama kita. Dan ketiga.."

"Apa? Ketiga apa? udahlah, Ghani ga peduli mau Hila anak bungsu dapat rumah atau warisan banyak. Ghani nggak perduli" Tolak Ghani mentah-mentah.

Pak Jai'I Tersenyum, "Ya sudah kalau kamu nggak mau. Berarti dia sudah menolak keuntungan yang ketiga kita Buk, beliin dia mobil" Ujar beliau sambil menatap ke arah istrinya.

Sementara Ghani terkesiap dengan ucapan orang tuanya, "A-apa? Mobil? maksud papah sama mama apaan sih?" Tanyanya tak mengerti.

"Ya itu untung yang ketiga. Kalau kamu mau nikah sama Hila. Papah sama Mama bakal beliin kamu mobil baru. Itu kan keinginan kamu sejak dulu buat manasin mantan kamu?" Jelas Ratmi. Ghani hanya diam, terkejut dan bingung. Keinginanya untuk membeli mobil sekian lama untuk memanasi mantanya karena meninggalkanya saat ia menjadi pengangguran akan diwujudkan dengan menikahi Sahila.

avataravatar
Next chapter