3 Tabib Muda Dan Tampan

Rencana mereka semua untuk segera keluar dari penjara istana gagal total, Sung Byul, Tae Seok bersama Tuan Jung Bin sekarang berada di dalam tempat yang sama dengan Jang Mi dan ketiga temannya.

Betapa terkejutnya Ru Na kala ia mengetahui sepupu-sepupunya muncul di hadapan Ru Na dan diperlakukan dengan kasar oleh prajurit-prajurit tersebut.

"Cepat masuk!!" hardik salah satu prajurit.

Sung Byul lewat di depan sel Ru Na sambil meronta-ronta berusaha melawan prajurit itu.

"Lepaskan kami!! Kalian tidak boleh menangkap kami!!" teriak Sung Byul.

"S--S--Sung Byul? Astaga! Kau tertangkap juga oleh mereka?" tanya Ru Na tak percaya.

"Tuan, aku mohon lepaskan kami ...." Ru Na memohon kepada prajurit yang sedang membawa Sung Byul.

Permohonan Ru Na tidak dihiraukan sama sekali oleh prajurit, dia tetap melangkah ke sel paling ujung untuk memasukkan Sung Byul ke dalamnya.

Kemudian disusul Tae Seok dan Tuan Jung Bin yang tidak berani melawan karena percuma saja mereka mengadakan perlawanan terhadap orang-orang itu.

Lain dengan Sung Byul, sifatnya sama seperti Ru Na pemberani dan tegas. Ketiga tawanan baru itu terpaksa di tempatkan dalam satu sel yang sama di seberang sel Soo Hwan dikarenakan sel lainnya sudah penuh diisi oleh para tahanan istana.

Kedatangan mereka ke masa lalu menjadi tontonan yang aneh sekaligus membingungkan bagi para tahanan istana. Masing-masing dari mereka bertanya di dalam hatinya, apa yang sedang terjadi di lingkungan Istana Daeyangbokgung tersebut?

Sementara Myung Eun sudah tidak sadarkan diri dan sangat membutuhkan pertolongan dokter. Sebelum pingsan, Ru Na sempat mendengar rintihannya yang cukup menyedihkan.

Suaranya semakin melemah ketika Ru Na berusaha berkomunikasi dengan Myung Eun yang berada tepat di samping sel Ru Na.

******

Sung Byul menunduk lesu memikirkan rencana mereka sudah gagal untuk menolong sepupu dan teman-temannya.

"Tuan, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Sung Byul pada Tuan Jung Bin.

"Saat ini tidak ada yang bisa dilakukan, lebih baik kita menunggu sampai besok pagi dan menyusun rencana baru," jawab Tuan Jung Bin.

"Artinya malam ini kita semua terpaksa tidur di sel yang sempit dan gelap, aneh sekali rasanya." Tae Seok menimpali.

"Ya begitulah, Tae Seok," sahut Tuan Jung Bin.

"Kak, sebenarnya aku sangat cemas memikirkan keadaan kak Myung Eun." ucap Sung Byul.

"Aku juga mencemaskannya, sama sepertimu," balas Tae Seok lirih.

Saat mereka sedang berbincang-bincang di selnya, tiba-tiba terdengar suara Ru Na yang meraung-raung memecah kesunyian malam itu.

"Tolooonggg!! Siapapun kalian tolong kami ... prajurittt ... cepat lepaskan kami!!" Pekikkan Ru Na membuat hati Sung Byul terasa sangat sakit.

"Ru Na ... maaf aku tidak dapat menolongmu," gumam Sung Byul sedih.

Beberapa saat kemudian prajurit Jung pun menghampiri Ru Na lalu menyuruhnya diam.

"Kenapa kau berteriak-teriak seperti itu?! Sudah bosan hidup rupanya!! Lebih baik kau diam dan tunggu hukuman untukmu besok pagi!!" bentak prajurit Jung.

"Tuaann ... aku sakit ... dapatkah anda menolongku? Sepertinya temanku juga sakit Tuan." Ru Na memelas. "Tadi dia sempat merintih kesakitan, tidakkah kau mendengar rintihannya?"

"Aku tidak percaya dengan ucapanmu, Nona!"

"Tuan, aku mohoonn. Aku membutuhkan pertolongan dokter ... aku sudah tidak tahan," erang Ru Na.

"Baiklah, jika maumu seperti itu. Aku akan memanggil tabib untuk memeriksa keadaan kalian, tapi kalau sampai kau berbohong maka kau akan tahu akibatnya! Mengerti?!" hardik prajurit Jung.

"A--aku mengerti, Tuan." Ru Na merasa dadanya semakin sesak.

Prajurit Jung lalu segera keluar menemui kedua anak buahnya yang sedang berjaga diluar penjara. Dia memerintahkan salah satu dari mereka agar cepat-cepat memanggil tabib istana di kediamannya.

"Prajurit Ma, cepat panggil Tabib Lee kemari. Di dalam ada dua orang tahanan yang sedang sakit."

"Maaf Prajurit Jung, tapi ini sudah larut malam ... aku tidak berani mengganggu tabib Lee malam-malam begini," jelas prajurit Ma.

"Kau berani menolak perintahku?!! Cepat panggil sekarang atau kau mau ikut dihukum dengan para tawanan itu??!!" Prajurit Jung mengancam.

Tanpa banyak bicara lagi, prajurit Ma segera pergi menemui Tabib Lee di paviliun khusus tempat tinggal para tabib istana.

Paviliun tersebut berada di dekat perpustakaan dan memiliki beberapa ruangan juga kamar di dalamnya. Lee Byung Yeon merupakan tabib termuda diantara tabib istana lainnya.

Dia tampan, cerdas, berwawasan luas dan modern. Putri Yeon Eun bahkan menyimpan perasaan spesial kepadanya.

Mungkinkah suatu hari nanti Ahn Ru Na juga akan jatuh cinta pada Lee Byung Yeon dan melupakan Jeon Oh atau malah sebaliknya?

******

avataravatar
Next chapter