MORE THAN IT SEEMS
Xiao You Ren menghela napas, kembali merapikan jas kerja pada tubuh dan mematut diri di depan cermin. Rasa gugup mulai menyerang hatinya ketika dia membuka mata beberapa jam yang lalu. Membayangkan pagi yang diawali bertemu tatap dengan seseorang sangat aneh baginya. Sudah bertahun-tahun dia tidak mengalami hal seperti ini, sehingga membuatnya kalang kabut sendiri.
Selesai dengan kegiatan menata penampilan yang sudah dilakukan untuk kesekian kali, dia memberanikan diri untuk melangkah keluar. Menemukan tidak ada tanda-tanda makhluk hidup di sekitar, Xiao You Ren memutuskan bergerak cepat ke dapur dan tidak menemukan apa-apa untuk dikonsumsi. Memasang tampang kecut, dia memutuskan untuk berangkat terlebih dulu ke kantor setelah meninggalkan sebuah catatan kecil di atas meja makan, mengisyaratkan kepergiannya pada sosok yang masih berdiam diri di kamarnya.
Meskipun merasa sedikit tidak sopan, karena berangkat mendahului atasannya, tapi Xiao You Ren tidak punya pilihan lain. Lagipula tidak tahu pada pukul berapa Wang Xian Wei akan berangkat, sedangkan kurang satu jam lagi pekerjaan berlangsung.
Hal pertama yang didapatinya ketika melangkahkan kaki di dalam gedung perusahaan adalah tatapan aneh dari setiap pasang mata, juga bisik-bisik yang saling berlomba menguap ke udara. Sudah terbiasa menerima perlakuan seperti itu, Xiao You Ren merasa biasa saja dan tidak terganggu sedikit pun. Mengabaikan dan kembali pada jalannya, memasuki lift dan dikelilingi beberapa gadis yang menatap tidak biasa ke arahnya.
Seorang laki-laki berpostur tubuh tinggi, terang-terangan memberikan tatapan tertarik. Mengetahui hal itu, Xiao You Ren kembali bernostalgia pada masa=masa kuliah. Tatapan penuh kebencian dari kaum wanita, juga jijik dari laki-laki. Namun ada di antara mereka yang terlihat tertarik untuk bermain-main. Ingatan itu mengundang rasa ngilu dari ujung kakinya, bahkan sedikit mengaburkan pandangan. Seorang wanita yang berusia lebih tua menyikut sikunya pelan dan memerikan senyum singkat, menyadarkan Xiao You Ren dari lamunan.
Ketika mereka keluar dari lift, wanita itu berjalan di sampingnya dan bertanya, "You Ren, sudah berapa lama?"
Kernyitan halus menghiasi kening laki-laki itu dan tatapan mata penuh tanda tanya dijatuhkan pada wanita di sampingnya. Pagi ini semua orang terlihat tidak biasa dan memberikan pandangan aneh padanya, itu tidak bisa menghentikan ratusan pertanyaan yang mengalir di benaknya. Wanita itu sedikit mencondongkan kepala ke arah Xiao You Ren dan berpostur seolah dia tengah berbisik-bisik, tapi suaranya nyaring hingga terdengar menggelegar di lorong, "Tentang gosip panas yang tersebar di forum karyawan perusahaan. Jadi sudah berapa lama kamu seperti itu dan berapa banyak yang menikammu dengan pedang?"
Bola mata Xiao You Ren membelalak sempurna. Rasa terkejut yang besar tidak mampu disembunyikan pada ekspresi wajah. Tawa nyaring terdengar dari orang-orang di sekitar mereka, beberapa bahkan secara terus terang memberikan ujaran kebencian dan rasa jijik pada kaum seperti dirinya. Wajah pucat dan nyawa yang seperti sudah berada di penghujung ubun-ubun, menundukkan kepala dan melangkah lebar menuju mejanya.
Duduk lemas di kursinya dengan pandangan berputar-putar, rasanya kejadian ini sudah tidak asing. Semua seperti rentetan cerita yang diulang kembali pada masa yang berbeda. Xiao You Ren memejamkan mata dan mulai memijat pelipis dengan keras, berusaha mengenyahkan tekanan yang kembali merangkak dalam dirinya. Dia tidak ingin ketakutannya lagi-lagi menguasi dan mengambil alih tubuhnya dengan rasa sakit yang menimbulkan hal lain.
"You Ren."
Panggilan itu membuatnya tersentak. Secara refleks membuka mata dan melihat wajah Wang Huanling yang memberikan tampang berbeda seperti terakhir kali mereka bertemu. Ekspresinya tidak terbaca dan sulit dipahami.
"Huanling, ada apa?" Xiao You Ren bertanya pelan. Wajahnya tampak tenang mengetahui orang itu adalah Wang Huanling. Namun, kerah bajunya tiba-tiba dicengkeram kuat dan dia dipaksa untuk berdiri.
"Jangan pura-pura tidak tahu apa-apa!" bentak Wang Huanling. Kini wajahnya diliputi kebencian dan rasa jengkel yang besar. Semakin erat mencengkeram kerah kemeja Xiao You Ren dan bibirnya mulai bergerak untuk berkata, "Menjijikkan. Kamu berbaik hati padaku seolah-olah kita dalah teman akrab, memberi dukungan dan bantuan saat aku perlu. Lalu bertingkah manis pada semua orang. Tidak disangka ternyata semua itu untuk menutupi dirimu yang sebenarnya, kamu gay menjengkelkan. Jangan-jangan kebaikanmu itu juga merupakan alasan agar aku jatuh dalam perangkapmu, huh?!"
Air muka Xiao You Ren dipenuhi ketidakpercayaan, tapi begitulah nyatanya. Wang Huanling bahkan termakan gosip dan melayangkan tuduhan tak bermoral, menjadikannya bahan tontonan. Orang-orang menatap mereka seperti sebuah hiburan, beragam pandangan terlihat tajam hingga menembusnya. Sesak di dada Xiao You Ren kembali hadir, tatapan matanya benar-benar kabur, seperti bumi mulai berputar-putar sedangkan dia berada di tempat yang sama tanpa pergerakan. Ucapan-ucapan tidak enak mulai menyapa gendang telinganya satu per satu, menambah berat bebannya.
"Senior Zheng pun pindah karena dia lengket, sehingga merasa tidak nyaman!"
Teriakan itu menerobos pertahanannya, menjadi kalimat panjang yang terakhir didengar sebelum semuanya menjadi gelap dan hening. Secara bertahap kesadarannya lenyap.
Tidak mengetahui apa yang terjadi setelah kejadian di kantor, Xiao You Ren membuka mata dan mendapati ruangan putih yang tenang. Sinar matahari menyeruak dengan ganas. Dia menggerakkan kepala, menarik atensi seseorang yang duduk tak jauh darinya.
"Ren Ren," panggil Zhao Yuzi khawatir diiringi rasa lega yang kuat. Bergerak mendekati bangsal dan menggenggam erat pergelangan tangan laki-laki itu. tersenyum lembut, dia berujar, "Syukurlah kamu baik-baik saja. Aku sangat khawatir."
Mengatahui jika ada orang yang masih mempedulikannya, hati Xiao You Ren mulai merasa hangat. Bibirnya mengulum senyum ringan dan berterima kasih pada wanita itu. Mereka pun memiliki percakapan singkat mengenai keadaan Xiao You Ren, bagaimana laki-laki itu bisa terdampar di rumah sakit. Rasa penasaran kemudian berkembang dengan baik di dalam hati Xiao You Ren dan tidak tahan lagi baginya untuk terus bungkam. "Yuzi, apa yang dimaksud orang-orang tentang gosip?" dia bertanya dengan raut wajah ingin tahu.
Di sisi lain, Zhao Yuzi merasa khawatir akan keadaan Xiao You Ren jika mendengar cerita mengenai forum gosip karyawan perusahaan. Keengganan itu terlampau jelas tercetak di wajahnya yang sedikit pucat. Xiao You Ren menyadari hal itu, tapi dia begitu penasaran sehingga men desak. "Tolong katakan padaku, Yuzi. Itu melibatkan diriku, aku perlu tahu dan tidak perlu khawatir, lagipula aku tidak selemah itu." Dia mengulum senyum yang membuat Zhao Yuzi merasa yakin.
Tidak ada pilihan lain bagi gadis itu selain dari menceritakan semua pada Xiao You Ren, lagipula laki-laki itu pasti akan mengetahuinya cepat atau lambat. Dia menarik napasnya kasar, kemudian meulai menyusun kata-kata yang tepat dan ringkas. "Seseorang mengunggah sebuah foto dan memberikan penjelasan tentang kondisi seksualitasmu yang menyimpang, itu menimbulkan kehebohan. Dan dikatakan juga jika kamu berkencan dengan Liu Xuan."
Xiao You Ren kembali membelalakkan mata dan terlihat sangat terkejut mengenai penjelasan Zhao Yuzi. Reaksi itu membuat Zhao Yuzi merasa was-was dan takut jika terjadi hal yang berada di luar kendali lalu memperparah keadaan Xiao You Ren. Buru-buru dia berkata, "Tidak apa, You Ren. Menjadi lengan potong bukanlah sesuatu yang menjijikkan, abaikan saja mereka yang tidak menyukaimu. Aku tidak masalah dengan seperti apa dirimu, bagiku kamu tetaplah Xiao You Ren dan teman yang baik." Kali ini senyuman lebar di bibir Zhao Yuzi diisi oleh raut yang seedikit murung dan merasa bersalah.
Melihat Zhao Yuzi yang tampak begitu khawatir, Xiao You Ren kembali tersenyum dan merasa sedikit geli oleh tindakan berlebihan gadis itu. "Aku tahu. Aku hanya ingin melihat foto itu, seingatku aku tidak pernah mengambil foto yang intim dengan Liu Xuan, kami bahkan lama tidak bertemu," jelasnya.
Sejenak Zhao Yuzi tampak berpikir mengenai kebenaran hubungan Xiao You Ren dan laki-laki dalam foto itu, tapi tidak memiliki keberanian besar untuk mempertanyakannya saat ini. Dia memilih mengeluarkan ponselnya dan mencari foto yang menjadi berita panas sejak pagi dan menunjukkan pada Xiao You Ren.
Melihat foto itu, Xiao You Ren tidak bisa untuk tidak terkejut lagi. Itu adalah dirinya dan Wang Xian Wei, bukan Liu Xuan. Bagaimana bisa sang penyebar mengatakan jika itu adalah orang yang berbeda. Kesimpulan muncul di kepala Xiao You Ren, pemotret tidak mengetahui apa-apa selain dari Xiao You Ren yang merupakan seorang gay. Cukup melegakan, tapi tatap menyisakan rasa sesak. Dia melibatkan dua orang dalam masalahnya, bagaimana cara menjelaskan pada orang itu.
Kemudian dia menghela napas dan menatap tepat pada manik mata Zhao Yuzi. Memulai penjelasan mengenai foto tersebut, "Semuanya tidak seperti apa yang terlihat. Saat itu aku merasa sesak napas dan sangat sulit untuk bergerak pergi dari toile. Orang itu hanya menolong memberikan napas buatan dan dia bukan Liu Xuan."
Zhao Yuzi mengembuskan napas lega, bahunya yang tegang berangsur-angsur turun dan rileks. "Aku tahu kamu bukan seseorang yang akan melakukan hal tidak senonoh di tempat umum," ucapnya penuh ketenangan. "Jadi siapa dia?" kembali bertanya, Zhao Yuzi memasang tampang penasaran yang dipenuhi semangat tinggi. Asupan gratis, benaknya berbicara.
Keraguan tercetak di wajah Xiao You Ren, tidak ingin mengatakan yang sejujurnya juga tidak memiliki alur cerita untuk berbohong.
"Jangan katakan jika kamu tidak mau," ujar Zhao Yuzi dengan senyuman maklum. Tiak bisa memaksakan keingintahuannya pada kisah asmara orang lain. Bagaimanapun setiap orang memiliki privasi.
Setelah pembicaraan panjang mereka, Xiao You Ren terhanyut dalam pikirannya sendiri. Memikirkan tentang alasan yang harus dia sampaikan pada dua orang yang tidak sengaja terseret dalam masalahnya, dan lagi mengenai penyebar gosip itu. Otaknya benar-benar dipaksa untuk berpikir keras, mencari soYuzi sekaligus menghadapinya.
Tak lama setelah itu, Xiao You Ren memutuskan untuk keluar dari rumah sakit. Kondisinya tidak buruk, selain dari tekanan tinggi, tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Semua yang dialami pagi itu terlalu mendadak menyebabkan ingatan-ingatan buruk kembali berputar-putar di otaknya, sehingga dia dipaksa untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi tersebut. Tetapi, sekarang semua baik-baik saja, Xiao You Ren bisa mengatasinya jauh lebih baik. Toh, masalah seperti ini bukan yang pertama dialami.
Keluar dari situ, dia memutuskan untuk kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaan, meskipun Zhao Yuzi menentang dengan sangat keras. Akan tetapi, keteguhan hati Xiao You Ren benar-benar besar dan sulit dikendalikan.
"Aku sudah terlalu sering izin," begitulah dalihnya. Ren tetan hari ketiks dia absen pun disebutkan satu per satu, padahal itu sudah berlalu dan jumlahnhya tidak sampai memenuhi lima jari.
Pada akhirnya Zhao Yuzi hanya bisa angkat tangan dan menghela napas kasar untuk menyetujuinya. Membawa Xiao You Ren kembali nke kantor dan memastikan kondisi yang kondusif bagi laki-laki itu, lalu meninggalkan ruang kerja Xiao You Ren. Semua orang yang tadi pagi menyaksikan perbuatan Wang Huanling hanya mampu melirik dengan beragam makna, tidak berani untuk menggubris Xiao You Ren terang-terangan ketika gadis itu ada di sana.
Tentu saja dengan mulut tajam yang tak segan melontarkan kalimat sarkas, pagi tadi ketika membantu Xiao You Ren, dia meringkus habis harga diri orang-orang itu. Mengatakan di depan wajah Wang Huanling, "Kalaupun Xiao You Ren adalah seorang lengan potong, dia tidak akan menyukai pria lembek sepertimu yang bahkan hanya memiliki keberanian di hadapan banyak orang. Pemilik barang kecil yang bahkan tidak bisa membentuk tenda di celananya." Kalimat provokasi itu mencabik-cabik harga diri seorang laki-laki dan cukup menyisakan kepuasan dalam diri Zhao Yuzi.
Seperti keyakinan Xiao You Ren terhadap dirinya sendiri, dia bisa mengatasi semua kesulitan pada hari itu dan mangabaikan cibiran orang-orang yang menganggapnya sebagai sampah. Hal-hal seperti itu sudah lumrah dalam hidupnya, tidak diperlukan lagi rasa berkecil hati yang berujung menyakitkan.