3 Tidak setuju

Pagi-pagi LingLing bangun dari tempat tidur, sembari menguap menutup mulutnya dengan tangan nya.

LingLing mengusap perutnya yang sudah keroncongan, minta diisi. LingLing membuka pintu kamar nya, turun tangga pergi ke ruang makan.

Tiba diruang makan dengan gaya amburadul. Muka masih melek, rambut yang berantakan seperti singa.

"Pagi sayang"

"loh.. Kenapa kamu masih berantakan kaya gitu sih. Anak perempuan itu pagi-pagi harus cantik" Kata Nia, mengusap rambut LingLing.

LingLing tidak mendengarkan. Dia duduk di kursi meja makan, mengambil sepasang roti dan menaruh selei di rotinya.

"LingLing" Nia merasa prihatin melihat penampilan anaknya yang berantakan, bahkan pikiran nya juga ikut berantakan.

Nia memanggil nya dengan hati-hati, takut LingLing mengingat kembali soal waktu kemarin. LingLing sibuk makan roti yang sudah diberi selei. Dia menyantap sarapan nya dengan lahap.

"Anak bunda masih marah, sama bundanya.." lirih bundanya sedih,

LingLing terkejut mendengarnya, dia berhenti mengunyah rotinya. Dia ingin sekali berbicara dengan bundanya. Tapi, dia sedang marah. Lantaran, waktu ayahnya bersikeras ingin nenjodohkan dengan lelaki es itu, bundanya tidak membantu nya untuk menolak perjodohan itu.

LingLing dengan cepat memasukan roti seluruhnya dengan cepat. Lalu meneguk segelas susunya, sampai habis. LingLing pergi lagi ke kamar nya, meninggalkan bundanya sendiri.

Nia menjadi risau, melihat anaknya masih marah padanya. Apalagi sama suaminya, yang sudah merencanakan perjodohan itu.

Nia menaiki anak tangga berhenti tepat di depan pintu kamar LingLing.

"LingLing buka pintunya sayang. Bunda mau bicara sebentar aja yaa.." ucap bundanya bernada memohon.

Nia terus mengetuk pintu kamar anaknya. Nihil pintu masih tertutup rapat. Tidak mendengar suara langkah kaki, tanda orang buka pintu.

"Gak. LingLing masih kesal sama bunda dan ayah" teriaknya tersedu di dalam kamar.

"Kita bisa bicarain dengan baik-baik ya sayang. Bunda mohon"

"Tidak. Bunda jahat sama kaya Ayah" teriaknya, menolak.

"Kenapa. Bunda lakuin ini sama LingLing" lanjutnya, tersedu.

"Pokonya. LingLing tidak akan setuju dengan perjodohan itu. Titik!!" teriaknya dengan keras.

***

"Ayah. Aku tidak setuju dengan perjodohan itu", protesnya, membentak.

"Rozer tidak mau punya calon istri kaya dia yang masih anak ingusan, yang masih manja-manja sama ibunya" ledeknya, memohon ingin membatalkan perjodohan itu.

"Rozer. Kamu jangan bilang seperti itu. Dia calon istrimu!",

"Tidak. Ayah akan menerus kan, dan perjodohan itu tetap akan dilanjutkan!!" tegas ayahnya.

"Tapi kenapa harus dia yah" tanya Rozer geram.

"Diam. Atau ayah akan tarik kembali tawaran itu"

Rozer pun kalah adu debat dengan ayahnya. Dia mau tak mau harus menuruti keinginan ayahnya.

Sebab, jika dia menikahi gadis itu. Dia akan mendapatkan seluruh aset perusahaan di luar negeri, milik ayahnya. Menjadi miliknya. Ayahnya memberikan tawaran seperti itu padanya.

Setelah mendengar kata ayahnya yang harus terkabul keinginan nya itu.

Rozer pun keluar dari ruangan ayahnya dengan, muka frustrasi. Bahkan orang yang menyapanya pun dibentaknya. Memang galak sih!

"Arghh" Rozer mengacak rambut nya dengan kasar. Berteriak mengeluarkan kekesalan nya dalam ruang besar itu.

Ketukan pintu mengalihkan ke marahan nya. Dia menyuruh masuk pada orang diluar yang mengetuk pintu barusan.

"Maaf. Ini aku bawakan kopi untuk me-rileks kan pikiran kamu Ro" suara wanita dengan suara sexy nya, berpakaian molek.

Suara tersebut tidak didengarnya. Rozer memutar bola matanya malas. Melihat yang datang Asistenya, Dong Xi.

Rozer memijat pelipisnya, dia sudah naik darah mengalami semuanya. Sial.

Baru saja dia mendapat musibah, datang lagi musibah baru. Terasa otaknya sudah mengepul panas.

"Cepat keluar!!" tegas Rozer dingin.

Dong Xi mendengus sebal mengerucutkan bibir nya. Padahal dia sudah ingin menggoda bos nya itu. Tapi bos nya malah membentak nya menyuruh keluar. Dia menyimpan kopi ke meja. Dengan kesal ia hentakan kaki jenjang tingginya dengan kesal. Lalu pergi menutup pintu dengan kasar.

Setelah Dong Xi sudah pergi. Rozer kembali teringat masalah nya. Dia kembali emosi dan menyeringai. Menampilkan senyum devilnya.

"Lihat saja nanti aku akan menggagalkan rencana Ayah. Dan aku akan membuat gadis manja itu menjadi menderita. Karena sudah menghancurkan hidupku yang tenang ini menjadi rumit. Dan ini semua gara bocah manja itu" ucap dalam batinya licik.

Jangan lupa BatuKuasa dan Komentar😘

avataravatar
Next chapter