4 Rencana -Awal permulaan

Suara gemuruh musik yang dimainkan asik oleh para DJ. Memekakan telinga dan ruangan besar yang terdapat banyak orang yang mengunjungi.

Semua orang yang mendengar nya anggukan kepala seraya mengikuti musik tersebut. Hanya seorang yang tidak mengikuti alunan musik HipHop tersebut. Rozer.

Dia sedang sibuk meminum segelas air bening kekuningan, yang disebut Alkohol. Duduk menyendiri di kursi khusus untuk meminum disana.

Rozer menggeser kan gelas nya yang sudah kosong pada si pria pelayan yang melayaninya. Pria pelayan itu menggangguk mengerti, walau pun Rozer tidak berbicara.

Dia sudah mengerti dengan cepat mengisi gelas kosong itu menjadi terisi kembali, dan memberikan lagi pada Rozer.

Tiba-tiba sebuah tangan yang mulus putih pucat menyentuh lengannya. Rozer menoleh membalikan kepala nya melihat siapa pemilik tangan itu. Terlihat seorang wanita cantik tengah berdiri menggunakan pakaian sexy nya. Wanita itu langsung duduk disamping nya. Tanpa menunggu persetujuan orang disebelahnya. Rozer.

"Hai. sendiri aja gimana mau ditemenin gak?" ucap wanita itu, menyapanya.

Sekilas Rozer melihatnya dengan mata dingin. Seolah, pembicaraan itu tak penting. Rozer diam tidak menjawab. Dia mengalihkan wanita itu, memilih mengambil ponselnya yang tergeletak di meja.

"Kok diem aja. Ganteng-ganteng kok dingin sih. Boleh kenalan?" ucap wanita itu sabar, menahan emosinya karena diabaikan.

Rozer hanya mengabaikan wanita yang bernama Steffany itu. Sedikit pun, dia tidak menjawab ucapan dari wanita itu. Terasa diabaikan saja wanita itu mulai jengah. Dia langsung memperkenal kan diri lebih dulu.

"Halo, Namaku Steffany" ucapnya dengan menyosorkan tangannya, seraya ingin berjabat tangan dengan Rozer.

Lagi. Rozer tidak menjawab atau membalas memperkenalkan dirinya atau namanya pada wanita itu. Dia hanya diam, dan diam. Dia tidak tuli, dia masih bisa mendengar ucapan Steffany yang mengenalkan namanya pada nya.

Hanya saja kata itu tidak penting untuknya. Pikiran nya sedang kacau balau, apalagi jiwanya.

Rozer memilih meminum minuman nya dengan tak henti-henti. Ia terus meminum nya sampai sudah bosan.

Rozer memegang kepala nya sudah pusing, efek dari minuman beralkohol itu. Kemudian dia beranjak, untuk pergi segera pulang ke rumahnya.

Berjalan dengan susah payah untuk menetralkan berjalan. Rozer kesusahan berjalan, ia berjalan sempoyongan sampai tak sengaja menabrak orang yang ia lewati.

Rozer terjatuh karena penglihatan nya sudah mengabur tak jelas, dan kepala nya sudah pusing berat. Ia jatuh ke lantai tepat di dekat sofa.

Seorang wanita menghampiri nya dan membantu nya, mengangkat nya untuk berdiri. Lalu wanita itu membopongnya berjalan. Membawa ke tempat yang sudah dipesan oleh wanita itu.

***

LingLing berada di kamar nya. Sudah lama, dia tidak keluar-keluar. Atau turun untuk mengisi perutnya. LingLing dari kemarin belum keluar-keluar untuk makan. Dan sekarang, ia juga belum mengisi perutnya, makan.

LingLing tidak mau makan, lantaran ia masih kesal dengan insiden dia akan dijodohkan. Dan, parahnya lagi lelaki yang dijodohkan nya adalah lelaki dingin super-super dingin. ROZER ALFINDO.

Sungguh tidak beruntung hidupnya. Dia tak habis pikir, kenapa harus lelaki itu yang jadi calon suaminya. Sungguh sial. Dan ia tidak tahu bagaimana cara membatalkan perjodohan itu tidak terjadi. LingLing menghela nafas dengan lemah. Ia tidak tahu harus apa. Tidak ada yang membantu nya.

Nia mendongak ke atas melihat kamar putri nya masih tertutup rapat. Nia melihat dengan muka sedih. Ia menyadari anak nya masih marah. Putri nya itu tidak mau keluar-keluar dari kamar nya.

Bahkan putri nya itu, belum makan-makan dari kemarin. Nia sudah membujuk dengan segala rayuan, tetap saja tidak mempan. Nia jadi khawatir, ia takut terjadi apa-apa dengan anaknya itu.

Nia menghampiri suaminya, dia akan berbicara untuk membatalkan perjodohan anak nya itu. Supaya anak nya itu mau memaafkan nya.

Tapi perkiraan nya salah, suaminya tidak bisa dibujuk. Suaminya tetap masih ingin melanjutkan perjodohan anak nya dengan anak teman nya itu.

"Ayo dong yah. Batalin aja ya. Kasihan LingLinh yah" pinta Nia, membujuk suaminya.

"Gak bisa bunda. Perjodohan itu tetap akan dilanjut" tegas YongYong.

Yongyong menentang ucapan istrinya untuk membatalkan perjodohan anaknya dengan anak sahabat nya itu.

Sebab, dia sudah membuat sebuah perjanjian. Yaitu, kelak nanti saat anak mereka sudah tumbuh dewasa, akan dinikahkan mereka bersama.

YongYong tidak bisa mengkhianati perjanjian nya bersama sahabatnya.

"Terus. Mau pakai cara apa, LingLing gak makan-makan dari kemarin. Nanti sakit gimana yah" lanjut Nia sewot.

YongYong berfikir, memikirkan cara__ suapaya semuanya jadi baik. Akhirnya, ia menemukan caranya. Yongyong mengajak istrinya untuk membantu menjalankan rencana nya itu. Ia tidak tahu, rencana itu bisa berhasil atau sebaliknya.

"Bunda, ayah punya rencana". Nia mengerutkan jidatnya. Mencerna kata suaminya, membuat rencana. Recana apa.

"Rencana apa?" tanya Nia penasaran,

"Ayah akan pura-pura sakit jantung. Dan kita bujuk dia untuk mau dengan perjodohan itu. Gimana Bun?" sarannya dengan yakin,

"Apa! Ayah gila. Gimana kalau sampai jadi beneran Yah" Nia panik mendengar saran suaminya itu.

"Kamu jangan doain aku sakit beneran dong" ketusnya,

"Iya iya maaf. Ya udah ayo kita coba" ucap Nia semangat.

YongYong geleng kepala melihat istrinya bersemangat dengan rencana nya itu.

YonYong memulai aksinya, kejang-kejang tak jelas. Nia langsung menangis menjerit-jerit memanggil nama anaknya Kaila.

"LingLing.. LingLing... cepet turun.. Lihat ayahmu nak cepet kesini.." ucap Nia menjerit dengan histeris.

Jangan lupa BatuKuasa dan KomentaršŸ˜˜

avataravatar
Next chapter