7 Perjodohan -Lamaran

💍💍💍

Mengingatkan kembali tentang masalah perjodohan yang saling tidak setuju. Pada akhirnya dua insan itu menyetujui perjodohannya, walaupun mereka berdua menerima dengan saling terpaksa demi membahagiakan orangtuanya masing-masing.

Lanjut dengan kejadian LingLing dikejutkan dengan kehadiran dua orang yang pernah berkunjung ke rumahnya, hari lalu. Dua orang yang berbeda, satu dingin dan hangat. Mereka adalah Rozer dan Fraz ayahnya. LingLing kembali menetralkan penglihatannya kembali normal.

LingLing berjalan ke arah sofa hanya menyalami tangan orangtuanya dan Fraz, kecuali Rozer lelaki dingin. Ia tidak sudi apalagi meliriknya. Sedang Rozer hanya menatapnya datar.

Sekilas LingLing melirik ke arahnya. Mata mereka berdua pun bertemu sesaat. Cepat. LingLing langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Ayah bunda, LingLing mau pergi ke kamar dulu" ujarnya, memapahkan kakinya menuju ke kamarnya. "Tunggu.." Ayahnya mencegat, spontan kakinya berhenti melangkah dan menoleh ke belakang.

"Ada apa Yah?" tanya LingLing malas. "Duduk dulu, ayah mau bicara. Sini" kata YongYong menyuruh LingLing duduk. "Hm". LingLing mengangguk menuruti Ayahnya.

"Ada apa sih Yah?" ucap LingLing tak sabaran, duduk di sofa dengan tangan dilipat di dada dengan malas.

"Ayo kita mulai saja. Jangan menunggu lama" sahut Fraz menyela pembicaraan anak dan ayah itu. "Baiklah". YongYong mengangguk dan mulai mengatakan pembicaraan yang ditunggu-tunggu.

"Jadi mereka ingin meneruskan perjodohan kamu sama Rozer"

LingLing tercengkat kaget. Tapi dia pura-pura menormalkan. Walaupun sepertinya ia sangat terkejut, seakan tubuhnya ingin berdiri dan kabur, tapi niat itu ia urungkan.

Rozer melirik LingLing yang tegang mendengar pembicaraan ayahnya. Dia tahu LingLing sedang shock, melihat dari gerak-gerik nya.

Rozer tidak mempedulikan nya, karena dia tipikal orang yang tidak mau masuk begitu saja kedalam urusan orang lain. Terutama urusan keluarga nya yang akan menjadi calon besan nya.

Dia tidak mau hidupnya jadi lebih rumit gara-gara, masuk ke jalan orang lain. Hidup. Yang ia tengah jalani saja sudah rumit, apalagi masuk ke dunia orang lain. Mungkin akan Lebih-lebih rumit sekali.

LingLing masih terdiam, "Jadi kamu mau kan?" ucap ayahnya, dengan muka melasnya. LingLing bingung harus ngomong apa. Dia sungguh tidak setuju dengan perjodohan nya. Tapi dia juga sudah janji dengan kedua orangtuanya.

LingLing dengan ragu dia tersenyum tipis dan tak lama menganggukan kepala, seraya menyutujui usul ayahnya.

Akhirnya LingLing menyetujui dan menerima perjodohan nya. Tapi inget dia hanya menerima dengan terpaksa.

Reaksi kedua orangtuanya sudah ditebak oleh nya. Dua orang paruh baya itu, berseri, menampilkan kebahagian nya yang terpancar dari wajahnya.

"Bunda seneng banget" wanita paruh baya itu gembira, terlihat dari wajah cantiknya, sampai memeluk LingLing dengan erat.

"Jangan pake lama, cepet" LingLing yang bete sedari tadi, karena ulah ayahnya yang memaksa perjodohan itu berlanjut. Dia berdiri mengulurkan tangan nya pada Rozer yang masih santai-santai saja di sofa.

"Nak Rozer. Mana cincinnya kenapa belum dipasangin?", "Kasihan, dia udah nunggu tuh" lanjut Nia mengedipkan matanya genit.

"Sorry. Kamu berharap sekali, sayang sekali saya berniat tidak membawa cincin" ucap Rozer enteng, masih duduk santai di sofa.

Fraz terkejut dengan omongan putranya yang begitu nyeleneh tidak sopan. "Rozer, jaga gaya bicaramu!" sentak Fraz geram dengan kelakuan anaknya yang begitu angkuh. Bahkan terhadap LingLing yang akan jadi calon istrinya.

"Apa! " mereka serempak kaget, LingLing bungkam. Sebenarnya ia terkejut tapi dia bungkam saja hanya mengekspresikan wajah terkejut. Mata melebar, ia sungguh tidak percaya. Seolah Rozer hanya menganggap perjodohan ini sebagai permainan untuknya.

Terlihat Nia dan YongYong mematung di tempat. Mereka masih tidak percaya, lelaki yang akan jadi menantunya itu berbicara seperti tadi. Sedang Fraz sangat gusar melihat ini sudah terjadi. Ya, nasi sudah jadi bubur.

"Kamu tidak bercanda kan.." ulang Nia yang masih tidak percaya, tapi dia memaksakan tersenyum tipis.

"Maaf. Sepertinya dia lupa bawa cincinnya" suara parau dari laki paruh baya itu membantu putranya bungkam. Fraz ingin sekali memarahi anaknya itu sekarang. Tapi, itu tidak mungkin ia lakukan karena ini bukan saatnya.

Nia dan YongYong mengangguk, dengan paksa berekspresi. "Tidak apa-apa. Lain kali saja, ini juga kan dadakan" ucap Nia, pura-pura ramah. Fraz merasa tidak enak hati, karena ulah putranya, suasana menjadi seperti ini. Suasana yang tidak di sukainya.

Setelah ketegangan diantara mereka. Karena LingLing sudah kesal dengan perilaku Rozer. Dia pun pergi saja tidak mau berlama-lama dengan mahluk es ini.

LingLing menyeringai, ini waktunya. Dengan celah-celah ia beranjak dan pergi tapi terlihat oleh orangtuanya.

"Mau ke mana.." terdengar suara ayahnya mencegat aksinya. "Ah.. LingLing mau ke dapur Yah" jawabnya asal, "Mau ngapain?" ayahnya terus mengintrogasi anaknya sampai membuat anaknya kehabisan kata-kata.

LingLing beralasan ke toilet, ke dapur ambil minum, atau ke kamar mau ganti baju. Tetap ayahnya melarangnya pergi. Alhasil dia menyerah saja dan kembali duduk di tempat asalnya. Dengan wajah ditekuk kesal.

Tiga orang tua yang berbeda jenis kelamin itu asik membicarakan soal pernikahan mereka akan dipersiapkan kapan dini hari dan tanggal tertentu. Mereka mencari tanggal dan hari yang cocok.

"Gimana kalau hari Rabu sekarang" seru Nia. "Jangan. Ayah kan kerja besok, apalagi besok ayah mau presentasi di kantor, bunda" sela YongYong tak menyetujui saran istrinya. "Minggu saja. Hari itu ayah libur. Gimana?". "Tidak. itu kelamaan Yah".

Akhirnya mereka berdua jadi ribut mempermasalahkan hari pernikahan anaknya itu. Dua orang memperhatikan aksi suami istri itu, tak lain Rozer dan LingLing. LingLing jengah melihat ayah bundanya bertengkar hanya karena masalah hari buat waktu pernikahan nya. Kepalanya menggeleng, tanda dia bosan melihat pertengkaran orangtuanya yang seperti anak kecil.

Sedangkan Rozer memilih mengambil handpone nya dan berseluncur di internet buka info-info yang penting. Dia tidak menghiraukan aksi dua orang yang sebentar lagi jadi mertuanya.

"Sudah-sudah jangan pada ribut. Mending kita tanya saja pada mereka yang mau menikahnya" potong Fraz mengeraikan debatan suami istri itu.

"LingLing Rozer, kalian ingin hari apa. Mungkin ada hari yang kalian inginkan" tanya Fraz pada calon menantu dan anaknya.

"Terserah si dingin---Ehh maksudnya terserah Rozer aja Om" LingLing meringis, karena ada yang mencubit pahanya, siapa lagi jika bundanya, karena dia sedang duduk disamping bundanya.

"Inget jangan salah sebut nama calon suamimu" tegas bundanya, mengancam. Kelapanya mengangguk malas.

LingLing merasa mual mendengar bundanya menyebut lelaki dingin itu, Calon Suami. Bundanya sudah gila? Apa penglihatan bundanya buruk. Tidak lihat jika lelaki itu tidak pantas jadi Calon Suaminya.

'Ogah banget punya suami kaya es dinginnya minta ampun' Batin LingLing. Tapi mau gimana lagi sebentar lagi orang dingin itu akan menjadi suaminya, selamanya.

Rozer sendiri hanya diam saja tidak berkutip sama kali.

'Orang aneh. Kenapa dia harus jadi suamiku yang super dingin banget' LingLing berkata dalam hatinya.

"Ehm. Bunda, Ayah, Om Fraz. Kayaknya ngomongin itu nanti saja deh. Nanti LingLing sama Rozer kompromi bersama". Ucapnya sambil senyum memaksa.

Bunda dan Ayahnya dan calon mertuanya itu mengangguk setuju dengan usulannya. Kemudian mereka menghentikan debatan soal kapan pernikahannya tiba.

Ya sudah. Kita pamit dulu. Udah malem selamat beristirahat" Fraz menjabat tangan YongYong. Berpamitan kepada Nia YongYong dan LingLing. Sedang si dingin melengos pergi duluan, tanpa berpamitan sopan. Sunggus dingin sekali.

Selesai berpamitan Fraz keluar memasuki mobilnya. Disana sudah ada Rozer sedang memainkan ponselnya.

LingLing tengah di kamarnya dia sedang gusar dari tadi jalan mondar mandir di kamarnya. Dia sedang memikirkan kejadian ini, sungguh tak terbayang sebentar lagi ia akan menikah dengan Manusia Kutub itu.

Ia sangat menyesal pura-pura menyetujui perjodohannya. Rasanya ingin menangis bila pernikahan itu terjadi. Bagaimana nanti dengan hidupnya setelah menikah. Sungguh tidak bisa dibayangkan.

Jangan lupa BatuKuasa dan Komentarnya😘

avataravatar
Next chapter