2 Perjodohan -Awal Pertemuan

Pagi yang sudah cerah. Burung terbang yang berkicau menyambut hari. Matahari yang sudah terlihat menyinari bumi dan cuaca alam yang sejuk di pagi. Bisa, membuat orang bangun menerpa pagi yang cerah ini begitu menyejukan tubuh.

Hanya ada seorang yang tidak menyambut cuaca yang sejuk ini. Fyi, LingLing masih ngorok di tempat tidur nya, jiwa nya masih dalam alam mimpi.

Tok.. Tok.. Knock..

Dentuman keras, seseorang mengetuk pintu dari arah luar.

"LingLing. Cepat bangun udah siang. Cepat turun" suara bundanya yang cempreng menggelegar dari luar. LingLing mendengar teriakan tersebut, tidak menghiraukan nya dia memilih menutup dirinya dibawah selimut.

"Aduh. Bunda jangan teriak-teriak dong, bentar 5 menit lagi bun" teriak nya dalam kamar dengan tubuh yang ditutupi dengan selimut.

"Pokoknya jangan lama. Bunda kasih waktu 3 menit. Kamu harus sudah dibawah." perintah Nia, lalu pergi.

Drt.. drrt.. drrrt..

Tiba-tiba terdengar deringan ponsel miliknya berbunyi nyaring. LingLing terbangun dan segera mengambil handponenya di nakas.

"Hm. Siapa sih ganggu orang lagi tidur" gumamnya, sembari mengambil ponselnya yang ada di nakas dekat tempat tidurnya.

"Halo" angkatnya,

"Hei, lagi apa loh. Pasti loh mager tidur ya" kata Meisya disebrang.

"Hmm.. apaan sih Sya. Aku masih ngantuk TOA" ketusya,

"Kebiasaan loh. Kaya kebo aja loh" ledek Meisya pada sahabat nya, LingLing.

LingLing memutar bola matanya malas. Dan masih mendengar celoteh sahabat nya, Meisya.

"Mending kita jalan-jalan ke luar. Gimana mau gak?" ajak Meisya

"Oke deh. Ketemuan dimana?" jawabnya girang,

"Gak usah deh. Gue yang kesana jemput"

LingLing mematikan telepon nya. Dan bergegas pergi ke kamar mandi, melakukan ritual mandi nya.

LingLing selesai mandi dia memilih baju di lemari, melilih baju yang akan di pakai nya hari ini. Sudah memakan waktu, untuk memilih baju nya. Dan akhirnya selesai.

LingLing memakai switter berajut warna kream, dan celan jeans hitam.

Kaila berdiri menatap dirinya di pantulan kaca besar. "Ini bagus. Kayaknya apa aja gue tetap cantik" ujar nya bangga memuji dirinya sendiri.

LingLing mengambil tas kecil nya, membuka pintu kamar nya dengan hati-hati. Menuruni anak tangga dengan langkah pelan.

Supaya tidak didengar oleh siapa pun dirumah nya, termasuk bundanya ada dirumah sedang duduk santai di sofa menonton acara televisi nya, sembari makan camilan diletakan di tangan nya.

LingLing melihat bundanya sedang duduk di sofa menonton acara televisi nya di ruang tamu. Bagaiman dia mau keluar, pasti akan ketahuan sama bundanya, dan pasti gak akan di ijinin main keluar. Alhasil, dia tahu harus pergi kemana.

LingLing berjalan ke belakang. Dia masuk ke dapur membuka pintu belakang yang mengarah jalan keluar.

Berhasil, dia sudah diluar. Saat itu, berpasan dengan Meisya yang baru datang bersama mobil sport nya. Berwana merah mengkilap.

"LingLing" teriak Meisya dari arah mobil nya yang berjarak jauh. Sontak LingLing kaget mendengar teriakan Meisya. Bisa-bisa, suara nya terdengar oleh bundanya di dalam. Dan singa tidur pun itu terbangun. Melahapnya dengan buas.

LingLing menempelkan jari telunjuk nya ke bibir nya, mengisyaratkan untuk diam pada sahabat nya, Meisya. Meisya melihat nya mengangguk kepala, mengerti.

Bagian Meisya, menggunakan kode seperti LingLing. Menyuruh LingLing untuk cepat-cepat segera datang menemuinya.

LingLing langsung berlari kecil menghampiri mobil milik sahabat nya, Meisya. Kemudian dia masuk ke mobil Meisya. Duduk didepan bersama Meisya di seblahnya.

"Ling, loh kok keluar lewat pintu belakang sih" tanya Meisya saat LingLing memasang sealfbet,

"Ah. Gue tahu loh kabur dari rumah ya.. Takut ketahuan kan sama nyokap" ujar Meisya meledek,

"Apaan sih Sya. Udah cepet ayo jalan" ketus nya kesal.

***

LingLing dan Meisya sudah sampai di pusat belanjaan. Bahkan mereka sudah Shopping dan makan bersama di Restoran terdekat.

"Sya, makasih udah ajak aku jalan-jalan, shopping, makan" kata LingLing senang melebarkan senyum nya.

"Yoi, It's okay. Ya udah gue cabut dulu ya. Dah..." pamitnya, lalu menjalankan mobil nya pergi.

Saat LingLing berjalan sudah dekat dengan pintu depan rumahnya. Dia menghela nafas dengan tenang. "Semoga aja tidak ketahuan sama bunda dan ayah" ucap dalam hatinya.

LingLing membuka pintu dengan pelan. Saat pintu terbuka lebar. Dia terkejut melihat seseorang yang tak dikenal nya, sedang duduk ngobrol bersama orangtua nya.

Ada dua orang lelaki yang berbeda umur. Ada yang seumuran dengan ayahnya dan ada seumuran lebih tua darinya.

LingLing berjalan saat orangtua nya memanggil nya untuk bergabung.

LingLing menyalami ayah dan bundanya, termasuk tamu yang berkunjung ke rumah nya.

"Kamu kemana saja? Dari mana?" tanya ayahnya 'YongYong'.

"E-eh LingLing.. dari.." LingLing gelagapan jawab pertanyaan ayahnya.

Tiba-tiba ia mendapat pencerahan, untuk bantu jawab pertanyaan ayahnya itu.

"Ah.. Iya, LingLing habis dari rumah teman yah" jawabnya dengan asal.

Ayahnya berohria mendengar penjelasan dari anaknya. Beliau tidak curiga anak nya bohong atau apa. Yongyong mempercayai kata-kata LingLing, anaknya itu.

"Kamu kenalan sama teman ayah dan anaknya dong" ucap ayahnya.

"Iya Yah" jawabnya mengangguk, mengerti.

"Halo. Om saya LingLing"

"Saya Fraz. Kamu sangat cantik sama seperti ibunya" kata Fraz, membuat Nia tersipu.

Fraz menyenggol lengan anaknya yang cuek. Dia sibuk memainkan ponselnya. Fraz menatap anaknya tajam, penuh arti. Rozer sudah mengerti arti tatapan tajam itu.

"Rozer Alfindo. Panggil Rozer" ucapnya singkat jelas padat.

"LingLing" ulang LingLing tersenyum manis.

"Udah tau. Gak usah diulang" ketusnya dengan muka datar.

LingLing meringis menampilkan senyum terpaksa. Melihat lelaki kenalan nya dingin sekali. Cih, lelaki ini sombong sekali. Fix, dia tidak akan menyukai lelaki sombong itu.

Awalnya LingLing menyukai lelaki itu, tampan dan terlihat lebih muda kaya Oppa di drama korea. Dia juga sudah membuka hatinya untuk lelaki itu. Dia langsung jatuh cinta melihat lelaki itu. Bahkan dia siap jika lelaki itu jadi calon suaminya.

Tapi keinginan itu pudar melebur sudah hilang tertiup angin, menjadi berlalu. LingLing menarik kata-katanya bahwa menyukai lelaki itu, Tidak.

Lelaki ini berbeda dengan oppa korea drama, Romantis, No!

Hidupnya tidak sama dengan yang ada di drama korea yang selalu ditonton nya. Terbalik, lelaki ini dingin dan tidak ada ketertarikan sedikit pun padanya. Saat dia melihatkan senyum manisnya yang bakal lelaki mana pun meleleh melihatnya. Tapi, lelaki ini melihatnya datar dengan tatatpan malas. Bahkan mengungkapkan namanya saja, secukup nya dengan singkat padat dan jelas.

LingLing malas bergabung dengan satu orang yang bernama ROZER ALFINDO. Dia mendelik sinis ke arah Rozer. Penuh amarah.

YongYong pun mulai bicara serius. Mereka semua siap untuk mendengarkan. Kecuali, Rozer yang acuh sibuk dengan ponselnya, dan LingLing yang sedang emosi melihat lelaki di hadapan nya.

"LingLing" YongYong menoleh ke arah LingLing yang sibuk melirik Rozer menahan emosi nya. Dia tidak mendengarkan suara ayahnya yang memanggil nya.

"LINGLING"

LingLing menoleh ke ayahnya, sedang menatapnya geram." Ada apa yah?" tanyanya polos.

"LingLing dengarkan. Jadi ini anak teman ayah--"

"Terus" selanya malas,

YongYong menarik nafas dengan sabar. Lalu melanjutkan bicaranya kembali. Karena terpotong omongan nya oleh anaknya. LingLing.

"Jadi ini teman ayah membawa anaknya untuk dijodohkan dengan.."

YongYong meminum kopinya sebentar. Lalu melanjutkan kembali.

Maklum umur ayahnya sudah berkepala lima.

"Ayah ingin kamu sama anak teman ayah hidup bahagia. Menikah" jelas YongYong

"Kamu mau kan?" tanya ayahnya,

LingLing masih diam terpaku mendengar kata-kata ayahnya. Dia masih mencerna kata-kata ayahnya.

"Hah! Maksud ayah" ucapnya membeo, kaget.

"Maksud ayah, aku nikah sama dia" LingLing menunjuk ke arah Rozer yang duduk dengan cuek.

LingLing sangat terkejut mendengar kata ayahnya, yang akan menjodohkan dirinya dengan lelaki yang dingin super-super dingin! ROZER ALFINDO!

"Maaf yah. LingLing gak mau" tolaknya tegas.

LingLing beranjak mengambil tas kecil nya yang disimpan di sofa. LingLing berjalan menuju tangga ke kamar nya. Dia tidak menghiraukan omongan ayahnya. Dia tidak peduli dirinya 'Dicap tidak sopan' oleh tamunya sendiri.

"LINGLING" sentak ayahnya kesal.

Jangan lupa BatuKuasa dan komentar😘

avataravatar
Next chapter