15 Menjelang pernikahan

Diruang aula besar dan luas telah disiapkan sebagian rupa, dan semenarik.

Ruang yang dihias dengan dekor ala pernikahan.

Ya, hari ini adalah hari bahagia LingLing dan Rozer. Mereka akan menikah pada hari ini. Pernikahan yang sudah di nanti-nanti oleh para orangtua, dan para pemirsa, juga author pula.

Sayang, kedua mempelai tidak beraksi seperti orang-orang yang semestinya bahagia karena hari bahagia telah tiba.

Hal nya dengan kedua pasangan ini, tidak mengharapkan pernikahan itu tiba.

LingLing bungkam, ia tahu ini memang kesalahanya. Waktu kejadian dia ketahuan bekerja part time di Cafe—LingLing dipaksa menikah pada hari lusa. Orangtuanya sudah mempersiapkan cepat untuk pernikahan para anaknya.

Dan LingLing mau tak mau dia harus menerima hukumannya. Hukuman itu berupa sebuah pernikahan.

Banyak para tamu yang telah diundang hadir di acara pernikahan LingLing dan Rozer. Apalagi, sejabat perusahaan orangtua mereka ikut diundang di hari kebahagiaan putra dan putri mereka.

Diruang lain, LingLing sedang dirias secantik rupa oleh orang perias. Ia duduk menekuk wajahnya kesal tambah gugup dan lainnya.

LingLing diam, duduk memakai baju pengantin menatap dirinya di pantulan cermin, memperbolehkan orang-orang meriasi dirinya.

"Aduh anak bunda cantik banget, kaya bundanya kan"

Suara datang tak diundang, Nia sudah berceloteh riang menyapa anaknya yang tengah menatap cermin tidak menghiraukannya.

LingLing sedang kesal pada bundanya. Karena bundanya merencanakan pernikahannya tiba, dan hari ini lah pasti.

"Eh anak bunda, kenapa ditekuk kaya gitu terus.."

"Ihh.. Jelek tau.. "

Nia bukannya menenangkan anaknya tengah dilanda dengan banyak perasaan yang mengganggu hati dan pikiran LingLing.

Bundanya bercanda riang, menggoda anaknya. LingLing tidak menggubris, dia terus menatap tajam di pantulan kaca mengarah pada bundanya yang terlihat dipantulan kaca dengan tersenyum bahagia.

Hari ini Nia sungguh riang, karena anak satunya akan menikah, dan keinginannya terujud.

Orang yang lebih antusias adalah bundanya. LingLing sendiri yang akan menikah hanya biasa saja. Melihatkan wajahnya penuh kebetean serta gugup dan lainnya.

Orang yang sedang merias LingLing hanya terkekeh melihat tingkah bundanya yang kegirangan seperti anak kecil. Maklum anaknya mau menikah.

"Bunda. Udah jangan kaya kecil deh" Gerutu LingLing jengah melihat bundanya terus menggodanya. Orang yang di tegurnya malah bodo amat Nia tidak menghiraukannya malah senyum-senyum membuka pintu keluar.

Disisi lain, Rozer sedang memakai tuxedo hitam, yang dipakai untuk acara pernikahannya. Dilirik oleh sang ayah yang sedari tadi bersama dengan dirinya. Tentu saja dengan wajah yang begitu senang.

Rozer sendiri biasa saja sih, melihat dari wajah yang tampannya tenang dan dingin.

"Rozer, apa kamu gugup?" Imbuh ayahnya meremehkan nya.

Rozer terrawa sinis mendengar ucapan ayahnya. Apa barusan bilang dia gugup, dia kan laki dan gak mungkin dia mengacaukan acaranya sendiri lantaran gugup. Itu tidak akan terjadi.

"Awas kamu! jangan gugup disana, harus terlihat jentelman!" Ucap Fraz menepuk pundak Rozer, Rozer hanya senyum sinis sambil membenarkan dasi di lehernya yang terbalut kemeja putih.

Selang beberapa waktu, akhirnya acara akan di mulai. Seorang emsi mengitruksi acara dimulai, dan para tamu pun segera duduk dengan rapih menyaksikan acara yang akan dimulai.

Teeng Jjengg~

Suara alunan musik membawakan kedatangan mempelai pengantin wanita hadir, yang tengah berdiri diluar pintu menunggu pintu dibuka.

Rozer sudah berada didalam aula tengah berdiri menunggu calon istrinya, LingLing ditemani dengan seorang penghulu disampingnya.

Suara musik masih berlanjut, pintu pun terbuka lebar-lebar. Semua para tamu tertuju pada sang pengantin wanita yang sedang berjalan ditemani sang ayah yang menggandeng tangannya.

Para tamu disana tersambut sekali melihat sang pengantin wanita berjalan anggun memancarkan kecantikannya. Rozer pun sama begitu tergoda dengan pesona yang dimiliki calon istrinya—istri resminya sekarang.

Saat berjalan LingLing sungguh gugup sampai jari lentiknya mencekram baju lengah ayahnya dengan kuat.

LingLing menetral kan dirinya, dalam hatinya dia tidak boleh gugup, kalau dia gugup berarti dia benar benar menginginkan pernikahan ini. LingLing menggeleng tidak! dalam hatinya.

Matanya tak henti-henti melihat pengantin wanita yang sekarang bergelar menjadi istri resminya. Rozer terpesona melihat LingLing yang dibalut dengan gaun pengantin, sungguh cantik. Dalam hatinya berkata dia tidak ingin membuat wanita itu sedih atau tersakiti karena perbuatnya. Dia ingin menjaga dan membuat wanita otu bahagia.

Jantungnya tak henti-henti berdebar-debar tak karuan seperti mau perang, jadi lagu. HAAAHAAA

Rozer sangat beruntung menjadi suaminya wanita cantik itu, LingLing. Dia sangat senang, itu kata lain dalam hati LOVE nya.

LingLing sudah sampai saat ayahnya mengalihkan tangannya pada calon pedamping hidupnya Rozer. Rozer menggaetkan tangan LingLing yang gemetar gugup hebat, dilengan nya.

💋💋💋

Ikrar janji suci telah mereka saling ucapkan yang di perintah oleh sang penghulu. Lalu menyematkan cincin di jari manis mereka masing-masing.

Kemudian sang penghulu merintahkan pengantin pria mencium kening pengantin wanita, untuk membuktikan kasih sayang. Rozer mengikuti perintah sang penghulu. Dia mencium kening LingLing sangat lama, membuat LingLing bergetar dan merona tersipu, membuat dia semakin gugup.

Rozer selesai mencium kening LingLing. Para tamu riuh menginginkan yang lebih roamntis.Semua para tamu berosrak merintah pengantin baru itu menunjukan kasih sayang dengan berciuman.

LingLing semakin gugup saja melihat para tamu menyorakinya untuk ciuman dengan Rozer. Hatinya sudah bertalu talu, tak tenang. Jantungnya berdegup kencang, rasanya ingin melonjta ke luar.

Rozer dilema dengan perintah para tamu untuk mengikutinya, antara harus atau mengabaikan perintah itu.

Dia sedikit gugup, hatinya berdebar -debar. Dia belum pernah mencobanya dengan siapapun apalagi seorang wanita. Namun, dia lihai juga soal berciuman, karena pernah melihat adegan ciuman di film romance.

Dia membuang rasa gugupnya pura pura tenang, karena gengsi lah, laki masa gugup apalagi di hari pernikahannya lagi. Jentel!. pikirnya demikian.

Rozer mendekatkan wajahnya ke arah wajah LingLing menipiskan jarak mereka, seraya ingin mencium bibir LingLing. Otomatis LingLing pun menutupkan matanya dengan tegang menerima ciuman dari suaminya Rozer yang akan tiba.

LingLing kaget saat Rozer mencium pipinya bukan bibirnya, syukurlah dia lega. Rozer mencium pipi kanan LingLing dengan lama. Membuat para tamu riuh bertepuk tangan, walau mereka kecewa karena sang pengantin pria tidak mencium bibir pengantin wanitanya.

Usai selesai sudah acara, mereka mengistirahatkan tubuh mereka yang sudah lelah di hotel, setelah menghabiskan waktu untuk mengurus para tamu yang turut memberikan selamat dan doa. Sebab, para tamu yang diundang tidak sedikit melainkan ribuan orang yang hadir diacara pernikahan.

Memang mereka mengadakan acara pernikahannya di hotel. Karena keinginan orangtua mereka apalagi, Rozer mengundang rekan bisnis kerjanya. Jadi supaya terlihat mewah. Menurutnya begitu.

🙈🙈🙈

Rozer baru saja keluar dari kamar mandi memakai handuk dari atas pinggang sampai bawah, terlihat dada bidang dan perut kotak kotaknya yang menggiurkan. Eh kok author yang ngilernya. Maaf😂

Sedang LingLing duduk di hadapan cermin sambil membersihkan makeup yang melekat di wajahnya.

LingLing tak sengaja melihat suaminya di pantulan cermin, yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Saking kagetnya dia menjerit membuat Rozer berbalik padanya dengan menatap heran padanya.

"Aaaaaa" teriak LingLing sambil menutup matanya. "Kenapa teriak-teriak sih, kita gak lagi di hutan" Ketus Rozer kesal. LingLing masih menutup matanya dengan tangannya. tidak berani menatap Rozer suami resminya bertelanjang dada.

"Ih kenapa gak pakai baju sih" Protes LigLing menegur suaminya.

"Oh malu padahal kita sudah sah, ngapain malu" Ucapnya dengan nada menggoda. Rozer sengaja menggoda istrinya itu, dia ingin lihat reaksi istrinya.

"Iya, tapi kan gak harus kaya gitu. Aku kan jadi kaget lihatnya! " Protesnya lagi, LingLing tak mau kalah dengan Rozer suaminya.

"Ch. Saya mau ambil baju, lupa waktu mau mandi tadi gak bawa" Balas Rozer terdengar sinis, dan mempermalukan LingLing menjadi salah tingkah.

'Baru aja nikah, udah di marah marahin' Ucap LingLing sebal.

Rozer membuka lemari mengambi pakaiannya setelah itu ia pergi lagi ke kamar mandi untuk memakai baju.

Selesai LingLing membersih kan wajahnya, ia akan mandi karena badanya sudah lengket. LingLing membuka baju pengantin mewahnya, tetapi dia kesusahan karena resleting baju pengantinnya ada di belakang punggungnya dan tangannya tidak bisa meraih resleting tersebut.

Tak lama Rozer keluar dari kamar mandi sudah memakai pakaian santainya. Berbaluy kaos putih polos dan celana kolor stirt pendek. Ia melihat istrinya yang sedang kesusahan menggapai resleting baju pengantinnya dari belakang. Ia mendekat ke arah istrinya dan berkata dengan lirih.

"Mau dibantu.." Lirih Rozer tepat di telinga LingLing. Membuat LingLing bulshing mukanya jadi merah matang seperti kepiting rebus.

"I-iya" Jawab LingLing menganggukan kepalanya dengan malu.

Lalu Rozer membuka dengan pelan pelan resleting baju pengantin istrinya itu. Perlahan punggung mulus istrinya mulai terlihat, membuat dia tergoda dan siap untuk mencumbunya. LingLing yang menyadari Rozer terlalu lama membuka kan resleting baju pengantinnya, gusar. Dia sudah berpikiran aneh-aneh.

Dia takut suami resminya itu mulai tergoda dengan dirinya, dan dia akan menjadi sebuah santapan.

OH! NO!, jangan sampai jangan sampai itu terjadi, dia belum siap. Batinnya LingLing, menggeleng keras dalam hatinya.

LingLing makin gugup karena Rozer belum selesai juga membuka kan resleting bajunya. Membuat dirinya menjadi gugup.

LingLing berdeham menghilangkan rasa gugupnya. Rozer pun tersadar dari pikiran evilnya dan menarik lebih lebar resletingnya ke bawah dengan cepat.

"Sudah belum. Jangan lama lama aku mau mandi gerah nih" Protes LingLing tak sabaran. "Sudah.." ucap Rozer gagap.

Rozer memundurkan diri dan bersandaran di sofa dengan mata tertutup. Sedang LingLing berlari kecil ke kamar mandi.

Sebelum LingLing ke kamar mandi dia tak lupa membawa baju tidurnya ke dalam kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, LingLing keluar dari kamar mandi sudah berpakaian baju tidurnya dan melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul malam 23.30.

LingLing melihat suaminya yang sedang tidur di sofa dengan tenang. LingLing merasa iba dia membawa selimut tebal dan menyelimutkan ke tubuh Rozer, supaya suaminya tidak kedinginan.

Sekejap LingLing melirik wajah Rozer dengan lekat lekat.

"Kamu sangat tampan kalau lagi tidur damai tentram. Tapi kalau bangun kamu kembali jadi mahluk es lagi" gumam LingLing memperhatikan wajah tampan suaminya itu.

Janga lupa BatuKuasa dan Komentar😘

avataravatar
Next chapter