10 Benci

Setelah menghabiskan waktu untuk memakai pakaian yang akan digelar di acara pernikahan mereka nanti, tatkala LingLing dan Rozer. LingLing dan Rozer beserta keluarga mereka masing-masing sudah berganti banyak kostum untuk pre-wedding mereka.

Sekarang LingLing sedang bergaya ala model yang sama yang ada di gambar, bersama calon suaminya tatkala Rozer yang berada di sampingnya.

Saat sesi 'Pemotretan Wedding' berlanjut dengan lancar, tidak ada kendala sedikit pun. Memang, sengaja supaya tidak mengulang-ulangnya kembali, karena akan memakan waktu yang lebih lama, menurut mereka. Selesai sudah Pemotretan Wedding. Akhirnya tinggal berpoto bersama keluarga LingLing dan keluarga Rozer. Sang Photographer mengambil aba-aba dengan langkah hitungan, memberi petunjuk. Dengan langkah hitungan maju sang Photografer langsung memotret.

"1,2,3.. senyum semuanya. Oke" Kata Si Photographer menunjukan ibu jarinya.

Akhirnya, Pemotretan selesai. LingLing menyandarkan kepalanya di sofa sembari mejamkan matanya karena lelah dengan hari ini. Ia ingin segera pulang merasakan tidur dikasurnya yang empuk. Berbeda dengan Rozer lelaki itu tidak terlihat lelah seperti LingLing yang sangat lelah. Sebab seorang lelaki berganti dengan mudahnya, sedang seorang wanita harus di makeup lagi supaya tidak luntur segala macam, apalagi harus memakai gaun yang super ribet. Pantaslah LingLing yang paling lelah dibanding dengan dirinya.

Mereka masing-masing sudah berpakaian semula saat Pemotretan sudah selesai, dan keduanya beristirahat. Sedangkan Orangtua mereka masing-masing sedang sibuk membicarakan soal pernikahan mereka berdua ditempat lain. "Pemotretan udah, tinggal tempatnya yang belum" Kata Nia, YongYong dan Fraz mengangguk. "Tempatnya mau dimana.. " Tanya Nia antusias, "Hmm. Sebaiknya kita tanyakan pada mereka" tutur Fraz dan langsung diangguki oleh suami istri itu.

Rozer dengan santai duduk di sofa sambil memainkan ponsel pintarnya sekedar bisnis. Memang Rozer sangat sibuk padahal dia akan menikah dengan LingLing gadis manja menurutnya.

LingLing membuka matanya dan melirik lelaki yang akan menjadi calon suaminya itu. Dia memutar bola matanya jengah dengan sifat lelaki yang akan menjadi calon suaminya itu sibuk sendiri dengan ponselnya. Disaat waktu dia datang bersama orangtuanya lelaki itu juga sama tak pernah luput dengan ponselnya, serasa di abaikan. LingLing heran dengan lelaki dingin itu sebernarnya yang dinikahinya dia atau ponsel pintarnya. LingLing mendengus kesal ia tak pernah diabaikan oleh siapapun tapi lelaki itu sudah mengabaikannya.

Rozer menyadari jika ia sedang ditatap oleh seseorang yang sedang menatapnya dengan tajam, penuh kebencian. Dia merasa jengah ditatap seperti itu, dia tidak biasa ditatap oleh seorang wanita, apalagi wanita itu adalah calon istrinya yang sebentar lagi dia pinang.

"Ekhem.. " Rozer berdeham seraya membangunkan LingLing yang sedang menatapnya sedari tadi. LingLing tersadar dan dia langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Ada apa dengan wajahku, tampan." Ucap Rozer dengan bangga.

"Apakah kau terpesona padaku!" Lanjutnya dengan menatap LingLing dengan wajah menantang.

Tiba-tiba dia tertawa mendengar perkataan Rozer. Rozer mengerutkan keningnya dia heran kenapa dengan wanita itu? Apa dia kerasukan, ucap dalam bantinya.

"Apa kau sakit?" Tanya Rozer menaikkan alisnya ke atas.

"Tidak. Tidak, aku terpesona dengan tampangmu?! " LingLing mengulang kata-kata Rozer, seraya mengejek pada lelaki yang dihadapannya sedang menatap tidak suka padanya.

"Jika aku terpesona padamu, mungkin aku gila! " LingLing terhenti tertawa dan menjawab pernyataan lelaki itu dengan serius yang sedang meremehkan nya. LingLing menatap tajam ke arah Rozer serius, usai dengan ucapannya tadi.

Nia dan YongYong dan Fraz menghampiri kediaman mereka LingLing dan Rozer. Ketiga orangtua itu terkejut saat melihat dua orang yang sedang perang adu mulut yaitu LingLing dan Rozer.

"Sudah. Sudah, ada apa ini kenapa pada ribut? " YongYong menghentikan aksi mereka berdua yang akan segera menikah nanti.

"Ayah, LingLing gak mau nikah sama dia!" Ucap LingLing dengan lantang. Membuat semua orang disana terkejut mendengarnya.

"Kenapa? " Tanya Nia, bundanya yang langsung menghampiri LingLing.

"Aku gak sanggup menikah dengan dia, aku gak suka! " Ucapnya langsung pergi.

Nia menyusul anaknya, sedang lelaki yang tidak merasa bersalah hanya duduk santai disofa sambil memainkan ponselnya.

"Apa yang sudah kamu lakukan, Rozer! " Bentak Fraz marah pada anaknya.

"Dia yang salah, bukan aku!" Ucapnya santai.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya YongYong heran dengan peristiwa tadi.

"Bunda LingLing gak mau!!!" Sentaknya langsung berlari menghampiri taxi yang ia cegati.

"LingLing!!!" Teriak Nia, memanggil anaknya yang sudah pergi naik taxi.

Nia berlari kembali ke tempat tadi Butik.

"Ayah, kita harus pulang. LingLing sudah pulang duluan" saran Nia mengajak suaminya untuk segera pergi dari tempat itu. "Dia pergi dengan siapa?" Tanya YongYong sedang panik.

"Naik taxi Yah"

"Fraz, kami harus pulang dulu. Nanti kita bicarakan lagi" Pamit YongYong kepada sahabatnya.

Fraz mengangguk mengerti. Nia dan YongYong langsung keluar dari Butik menyusul anaknya yang sudah pulang duluan.

***

Diperjalanan LingLing terisak mengingat pembicaraan lelaki yang bernama Rozer yang akan menjadi calon suaminya, sudah membuat ia menangis seperti ini. Ia sangat-sangat benci pada lelaki itu, dia tidak mau bertemu lagi dengan lelaki itu.

Fleshback!

"Sepertinya kau gila karna tahta, pasti kau tau aku seorang CEO di___"

"Apa maksudmu"

"Ku perjelas, aku tidak menyukai gadis manja sepertimu.. Kau salah aku menginginkan perjodohan ini. Justru sebaliknya aku sangat tidak menginginkan calon istri macam bocah manja sepertimu!! " Ucap Rozer menekankan kata-kata nya, membuat wanita itu terhina dengan ucapannya.

"Dasar es batu!!!" Teriak LingLing yang berada di dalam taxi, dia mengumpat Rozer lelaki yang sudah menyakitinya.

"Ada apa Non? " Tanya Pak supir taxi, karena kaget mendengar teriakan LingLing.

"Udah Pak. Jalan aja!" Perintah LingLing. Pak supir mengangguk mengerti dan tidak lagi mempermasalahkan ucapannya lagi, sibuk menyetir di depan.

LingLing bersandar di jok mobil dengan mejamkan matanya ingin menenangkan pikirannya. Terdengar bunyi dering ponselnya menandakan ada seseorang yang menghubungi handpone nya. LingLing mengambil ponselnya di dalam tas kecilnya dan melirik layar handpone nya yang tertera 'Bunda'. Sepertinya bundanya khawatir padanya, pasti akan bertanya dengan keadaan dirinya. Tapi, sekarang LingLing ingin sendiri tidak ingin diganggu oleh siapapun.

Telepon terus berbunyi dan LingLing mengabaikannya tidak berniat menganggkatnya.

Tiba-tiba nada dering ponsel LingLing berbunyi kembali. Dia jengah mendengar suara dering teleponnya. LingLing langsung mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelponnya.

"Halo. Siapa dan ada apa?" Tanya LingLing dengan emosi. Mendengar jawaban dari pihak disebrang sana, ia terkejut dan segera meminta maaf dan langsung mematikan teleponnya.

-Rumah Rozer-

Rozer telah sampai di rumahnya dan segera masuk ke pintu rumahnya setelah turun dari mobilnya. Saat Rozer ingin menaiki anak tangga untuk masuk ke kamarnya. Ayahnya mencegat dirinya.

"Rozer. Tunggu Ayah mau bicara" Kata Fraz menghentikan langkah kakinya. "Ada apa Yah?" Tanya Rozer malas dia menghampiri ayahnya. "Duduk" Ucap Fraz. Rozer pun duduk di sofa setelah diperintahka oleh ayahnya.

"Aku tidak mau bahas tentang gadis manja itu! " Tuturnya, memberitahu lebih dulu, jika Fraz bertanya soal perihal dirinya dengan wanita yang ia sebut gadis manja.

"Rozer ayah mohon. Setelah kamu menikah dengan LingLing. Jangan buat dia menangis atau tersiksa seperti tadi. Kamu mengerti kan" Ucap Fraz memperingati anaknya.

Rozer tidak menghiraukan ucapan ayahnya ia hanya menatap ayahnya dengan dingin.

"Dan sekali lagi. Jangan kamu permainkan sosok wanita. Karena jika kamu mempermainkan mereka, suatu saat kamu akan menerima akibatnya" Tegas Fraz memperingatinya lagi.

Rozer sungguh jengkel dengan ucapan ayahnya yang terlalu berlebihan pada gadis itu. Seperti Ayahnya lah ayah kandung gadis itu. Padahal dirinya lah anak kandung sebenarnya. "Hm." dia hanya membalas dengan dehaman. Kemudia dia bangkit dari sofa dan pergi menuju ke kamarnya yang berada di atas.

Jangan lupa BatuKuasa dan KomentaršŸ˜˜

avataravatar
Next chapter