2 Let's Play The Game

#TBJ

Apapun yang aku inginkan harus menjadi milikku, entah harus dengan mengambil paksa, mencurinya atau membuatnya datang kepadaku.

-Domminick-

"Bajingan!!" pekik Lizzy masih merasa kesal dengan apa yang ia alami tadi. Dia hampir dilecehkan oleh pelanggannya sendiri.

Jika saja dirinya tidak benar benar membutuhkan pekerjaan ini mungkin Lizzy sudah menghajar lelaki yang sudah berani berani melecehkan dirinya itu.

"Sial sekali hari ini dirimu Lizzy." tuturnya, melemparkan tubuhnya diatas sebuah ranjang empuk yang berada diflat berukuran tidak terlalu besar itu.

Lizzy sedikit berguling kesana kemari mencari posisi yang nyaman untuk dirinya memejamkan matanya hanya sesaat sebelum jam kuliahnya yang akan dimulai beberapa jam lagi.

Memang sial, Lizzy harus mengerjakan pekerjaannya ditengah malah walau tidak jadi karena penghuni apartementnya sudah melecehkannya namun jam tidurnya berkurang karena hal tersebut.

"Oke Lizzy kuatkan dirimu, mari tidur dan beristirahat sebentar untuk meredakan rasa pening dikepalamu." sugestinya dan mulai memejamkan matanya untuk berkelana dialam mimpinya yang cukup indah.

Ya hanya alam mimpi yang memberinya sebuah keindahan, tidak dengan kehidupan didunia nyatanya yang penuh dengan kesalahan juga sebuah kebohongan dan penyiksaan.

Sedangkan disisi lain, terdengar suara irama yang cukup menggelitik telinga. Sebuah alunan musik itali terdengar mengalun indah diapartemen yang tadi Lizzy sambangi itu.

Seseorang dengan balutan celana jeans tanpa memakai atasan yang tentunya memperlihatkan dada bidangnya yang dibawahnya terdapat sebuah 8 pack yang cukup menggiurkan dipamerkannya.

Tangannya memegang sebuah gelas berisi wiski yang sudah ia tenggak beberapa kali itu. Mata tajamnya menatap lurus kearah pintu yang menjadi tragedi penolakannya.

Seperti sebuah kaset rusak, kejadian yang ia alami tadi benar benar mengganggu pikirannya.

Glekk

Ia menenggak wiski tersebut hingga tandas dan meraih ponselnya yang sempat ia tidak pedulikan dan menekan angka 1 cukup lama menunggu seseorang disebrang untuk membalasnya.

"Cari tahu tentang gadis yang tadi menjadi cleaning service diapartemenku dan saya mau besok harus sudah ada diatas meja berkasnya." tuturnya otoriter lalu mematikan sambungan tersebut secara sepihak.

Tidak mempedulikan orang disebrang yang sudah menyumpah serapahi dirinya tanpa ampun.

"Let's play the game baby."

-0-

08:00

Drrrtt drrtt drtttt

Seseorang merasa terganggu dalam tidurnya dan menjulurkan tangannya keluar dari selimut hanya untuk meraih ponsel yang sejak tadi tidak berhenti bergetar itu.

"Hmm??" masih dengan mata terpejam dan dibalik selimutnya perempuan itu menjawab panggilannya.

"LIZZZY WHERE ARE YOU?? SEKARANG KITA PRESENTASI DAN AKU YAKIN KAMU PASTI MASIH BERADA DIBALIK SELIMUT KESAYANGANMU ITU. BABY WAKE UP!" pekik seorang gadis disebrang membuat Lizzy membuka matanya segera.

Selimut yang tadi menutupi seluruh badannya ia lempar begitu saja. Iris matanya melirik sebuah jam yang berada diatas nangkas dan menatapnya dengan horor.

"HOLY SHIT I'M LATEEE." pekiknya dan segera turun dari kasurnya, melempar ponselnya secara asal dan bersiap siap untuk kekampusnya.

Braaakkk

Suara pintu flat yang tertutup sangat keras ia tidak pedulikan, Lizzy hanya berlari menuruni tanggal flatnya dengan panik.

Ia sudah sangat sangat terlambat sekarang. Dirinya lupa bahwa hari ini akan ada presentasi sehingga tidak memasang alarm karena Lizzy berniat membolos.

Dengan setelan jeans dan kaus yang dibalut sebuah kemeja kotak kotak kebesaran, Lizzy berlari kearah kampusnya dengan cukup cepat, ia merasa bersyukur letak flatnya tidak jauh dari kampus tempat dirinya mengejar gelar sarjana hukum itu.

"I'm sorry Gea." tuturnya saat behenti tepat didepan seorang gadis yang sudah menunggunya didepan kelas sejak tadi.

"Lizzy sudah berapa kali aku bilang, pasang alarmmu itu kalau tahu ada presentasi!!" tutur Gea yang sudah tau tabiat dari temannya yang suka sekali lupa memasang saat giliran dirinya presentasi.

"Sorry, this is last i'm promise." tutur Lizzy membuat Gea hanya menghela nafasnya dan berbalik memasuki ruang kelas disusul dengan Lizzy yang bisa bernafas lega karena tidak terlalu terlambat.

Untuk urusan membujuk Gea, bisa ia pikirkan nanti ketika presentasinya selesai.

Sedangkan disisi lain, diwaktu yang sama sebuah mobil mercedez benz berwarna hitam berhenti tepat disebuah gedung pecangkar langit.

Seorang lelaki dengan balutan jas berwarna hitam turun, dengan aura tegasnya dan tak lupa wajah dinginnya ia memasuki perusahaan yang sudah 4 tahun ia pimpin itu.

"Selamat pagi pak Domminick." sapa salah satu karyawan dan lelaki tersebut hanya mengangguk dan berbelok memasuki lift khusus CEO dengan diam.

Domminick Davidson Deandels, seorang laki laki berumur 27 tahun yang sudah memimpin perusahan 3D Company sehingga sebesar sekarang itu kembali mengingat kejadiannya semalam.

Baru pertama kali ia mendapat penolakan keras oleh seorang wanita, karena biasanya wanita yang berada disekitarnya justru mengemis untuk ia puaskan dan tidak ada yang tidak puas saat bermain dengannya.

Tinggg

Nick melangkahkan kakinya keluar dari lift dan menuju ruangannya dengan tangan kanan yang ia kantongi.

"Untuk permintaan saya semalam sudah kamu siapkan?" tanyanya saat berhenti dimeja sekertarisnya.

"Sudah pak." ujar Tutor dan Nick hanya mengangguk dan memasuki ruangannya dengan mood yang cukup baik hari ini.

-0-

"Sumpah ya, untung aja kamu dateng kalau nggak aku presentasi sendiri bisa mati kutu dihabisi anak anak." tutur Gea merasa lega Lizzy datang.

"Tadi saja kamu marah marah pas aku telat. Dasar tidak tahu malu!" tutur Lizzy merangkul Gea. Setelah selesai presentasi Lizzy mengajak Gea untuk makan disebuah cafe yang tak jauh dari kampusnya.

Mereka melangkah keluar dari kampus dengan sedikit perdebatan kecil, hingga langkah mereka terhenti saat sebuah mobil mercedez benz berhenti tepat didepan mereka.

"Siapa sih ngehalangin jalan aja." gerutu Gea memperhatikan seseorang lelaki berjas keluar dari mobil tersebut dengan santai dan berdiri tepat didepan Lizzy yang hanya diam melihatnya.

Seluruh mata terpusat kepada lelaki tersebut dan Lizzy, tentu semuanya mengenal Lizzy seorang gadis pekerja keras yang memiliki isu tidak baik tentang keluarganya sehingga tidak ada yang mau berteman dengan Lizzy kecuali Gea.

Mereka saling berbisik melihat keduanya saling menatap, bahkan Gea hanya terdiam melihat seorang yang sangat tampan ada didepan matanya.

"Well i'm back again, miss me?"

avataravatar
Next chapter