3 Hutang Budi

TBJ

Apapun yang sudah aku tandai tidak bisa disentuh orang lain, jika berani menyentuh orang itu akan sengsara disetiap langkahnya.

-Domminick-

"Maaf saya tidak mengenal anda." tutur Lizzy datar melihat seseorang didepannya, justru mengingatkannya dengan semua rasa sakit yang Lizzy kubur dalam dalam.

Lizzy segera menarik Gea untuk mengikutinya namun ternyata tangan Gea kini dipegang erat olah orang tersebut membuat Lizzy menoleh tajam.

"Bisa anda lepaskan tangan teman saya?"

Gea hanya diam, ia merasa bingung dijadikan tali tambang oleh Lizzy dan orang asing namun tampan itu.

"If you call my name." tutur orang tersebut dengan senyum culasnya membuat Lizzy mendesah kesal. Berurusan dengan orang didepannya ini sangat membutuhkan energi yang cukup tinggi menurut Alexa.

"Please stop follow me! Go home and walk alone."

"Big No! Saya akan pulang jika bersamamu Lizzy." tutur orang tersebut membuat Lizzy naik pitam.

Lukanya benar benar terbuka sekarang, ia merasa tidak berguna telah berlari hanya untuk menutup semua lukanya karena selalu ditemukan oleh orang orang yang memang mengincarnya.

"Don't hurt me again." mohon Lizzy memejamkan matanya. Hatinya seperti tertusuk oleh beribu jarum membuat orang tersebut merasa sedikit menyesal karena membuka luka lama Lizzy.

"We don't hurt you Lizzy. Kita sedang memperbaiki semua."

"Don't bullshit with me!" pekik Lizzy kesal. Tidak ada yang namanya memperbaiki sebuah barang yang sudah benar benar hancur dan rusak pasti benda itu akan meninggalkan sebuah bekas pada akhirnya.

Jalan satu satunya adalah kabur dan memilih menutup semua luka yang menganga daripada memperbaikinya.

"Lizzy please..."

"Hello baby, kita bertemu lagi." tutur seseorang berjalan ke arah Lizzy dengan senyum liciknya membuat Lizzy dan Gea juga orang tersebut menoleh kesumber suara.

'Mengapa dia tiba tiba ada disini?!!!' batin Lizzy melihat Domminick seseorang yang sempat ingin melecehkannya itu kini berada tepat didepan matanya.

"Lizzy who is he?" tanya orang tersebut membuat Lizzy tersadar masih ada orang yang benar benar ia hindari sejak dahulu.

Orang yang selalu mengatakan akan memperbaiki semuanya namun berakhir memperburuk apa yang ada.

'God save me please.' batin Lizzy, kini dirinya berada diantara kedua orang yang benar benar Lizzy hindari. Untuk kabur sepertinya tidak mungkin kedua orang ini pasti akan mengejarnya sampai mendapatkan apa yang mereka mau.

Hanya ada satu jalan untuk keluar dari lingkaran ini.

"He is my boyfriend." tutur Lizzy pada akhirnya dan melepaskan tangan Gea lalu merangkul tangan Domminick begitu saja.

"ZY SEJAK KAPAN KAMU PUNYA PACAR????" pekik Gea terkejut dan hal tersebut juga terjadi oleh orang yang menahan tangan Gea.

"Jangan berbohong padaku Lizzy, tidak mungkin seorang Deandels menjadi kekasihmu!" tutur orang tersebut yang mengetahui siapa Domminick.

Domminick menarik sudut bibirnya mendengar hal tersebut, ia mulai paham dengan permainan apa yang tengah terjadi sekarang.

"Kenapa tidak mungkin? Saya tertarik padanya dan dia juga tertarik pada saya lalu kita menjadi pasangan." balas Domminick membuat ketiganya speechels mendengarnya.

Domminick melepas rangkulan Lizzy dan memindahkan tangannya kearah pinggang Lizzy memeluknya dengan posesif, ia tak mempedulikan banyak pasang mata yang menatapnya bahkan memotretnya karena mengetahui siapa dirinya.

Seorang pewaris kekayaan Deandels yang juga seorang pro player dikalangan atas, kabarnya selalu menjadi hot trending dimana mana karena penasaran siapa yang akan menjadi pasangan kesekian kalinya seorang Deandels.

"Jangan mendekati kekasih saya, jika anda tidak ingin terjebak dalam permainan saya tuan." tutur Domminick lalu menggiring Lizzy yang masih saja diam memasuki mobil mercedez benz berwarna putih yang terparkir tepat didepan mobil orang itu.

Gea yang masih shock hanya melihat Lizzy yang dibawa pergi begitu saja.

'Bagaimana seorang keturunan Deandels mengenal Lizzy' batin lelaki disamping Gea. Ia merasa ada kejanggalan disini.

Sedangkan disisi lain Domminick melajukan mobilnya dengan santai sesekali melirik Lizzy yang masih diam mematung ditempatnya.

"Mengapa kamu sangat terkejut, bukannya kamu yang memulai semuanya?" tanya Nick membuat Lizzy bergeming dan melirik Nick dengan malas.

Ya memang Lizzy yang memulai namun ia tidak menyangka Nick akan benar benar mengakuinya didepan umum begitu saja.

Lizzy pikir Nick akan mendorongnya jauh jauh karena berbicara tak masuk akal.

Lizzy sepertinya melupakan fakta bahwa Domminick adalah seorang pro player yang hampir melecehkannya.

"Mengapa kamu mengikuti permainan saya?"

Domminick tersenyum mendengarnya, akhirnya wanita disampingnya itu membuka suaranya juga.

"Karena saya suka permainan."

"Are you crazy?!"

"Yeah i'm crazy with you Lizzy Calista." balas Nick santai. Dia sangat suka menggoda Lizzy sejak semalam, melihat wajah kesal gadis itu benar benar menghiburnya.

"Berhenti menggoda saya tuan! Saya berterima kasih tuan sudah membantu saya dan segera turunkan saya sekarang juga." tutur Lizzy ingin benar benar lepas dari jeratan Nick sekarang.

"Tapi maaf nona tidak ada yang gratis bagi saya." balas Nick masih melajukan mobilnya dengan tenang, membelah jalanan kota Canada yang cukup ramai karena ini jam makan siang bersama Lizzy benar benar menyenangkan.

Lizzy terdiam mendengarnya, ia sudah menduganya lelaki disampingnya ini bukanlah orang yang menolong seseorang dengan cuma cuma dan Lizzy tidak mungkin menawarkan sebuah uang kepada Nick karena dapat dilihat bahwa Nick benar benar sudah terlalu banyak memiliki uang.

Hanya satu yang ada diotak Lizzy sekarang, hal yang bisa Lizzy tawarkan untuk membalas bantuan dari Nick.

"Ayo melakukan sex bersama."

Ciiiiittt

Nick menekan pedal rem dengan cukup keras saat mendengar hal tersebut. Ia menoleh kearah Lizzy yang masih menatap lurus kedepan. Dia tidak salah dengar bukan?

"What you talking about baby?"

Lizzy menghela nafasnya dan menoleh menatap mata Nick dengan penuh keyakinan.

"Ayo melakukan sex bersama, itu balas budiku."

avataravatar