webnovel

Penyesalan Celsia

Tring... tring....

Suara Bell yang sangat berisik itu membangunkan ku dari mimpi indah.

"Sial,suara apa sih itu", teriakku sambil berdiri.

~Tiba-tiba semua orang dikelas pun melihat kearah ku" Oi kuro udah bangun yah? sekarang waktunya istirahat, kamu gk pergi serapa?", kata ketua kelas ku.

  Sambil bengong aku pun mulai mengingat sesuatu.

"ouh iya, celsia pasti nungguin aku dia balkon neh", pikirku sambil berjalan keluar kelas.

"Kali ini apa aku marahi saja yah si celsia itu? gara-gara dia akupun harus bersekolah. Apa gunanya sih sekolah? padahal dirumah pun aku sering belajar", pikirku sambil menaiki anak tangga menuju balkon sekolah.

***********

Celsia POV

Hemm..

"Apa kuro masih tidur dikelas yah? padahal tadi udah aku bangunin, tapi sama sekali tidak bersuara sih. terpaksa aku harus nungguin dia disini sendirian nih", pikirku sambil bersandar didinding.

Aku pikir-pikir waktu itu saat dia menyelamatkan ku, walaupun kami tidak pernah kenal sama sekali. dengan berani dia membantu ku menghadapi pereman-pereman itu. Dengan sebuah tongkat besi, dia pun beraksi seperti sudah biasa bagi dia. Satu persatu pereman itupun tumbang. Aku yang melihat pun pertama kali sempat syok. Tapi tiba-tiba saat semuanya sudah beres dia pun menghampiri ku, dan berkata" hey, apa kamu baik-baik saja? kalo ada yang terluka biar aku obati, walaupun sedikit sakit sih"

Padahal, saat ku lihat dialah yang banyak mendapati luka di tubuhnya. Terdapat sayatan dipipi kanannya dan pakaiannya pun terdapat beberapa robekan.

Tapi dia malah mementingkan aku yang tidak luka sama sekali. Dengan merobek bajunya dan menutupi luka goresan dikaki ku.

Tapi Pada saat itu aku hanya diam dan terpukau, sampai-sampai dia sudah hilang dari pandangan ku pun aku tidak tau. Padahal aku belum berterima kasih kedia.

Mulai saat itu, akupun berusaha mencarinya. walaupun nihil hasilnya, tapi aku tetap berusaha. sampai akhirnya akupun sempat putus asa. Sampai suatu ketika dia pun muncul sebagai murid baru disekolahku. Dan kinipun aku tau namanya.

Akupun mencoba mengajak dia berbicara dan dia pun menanggapinya walaupun sedikit berbeda. dia tampak keliatan emosi saat pertama kali bertatap muka dengan ku.

"Apakah mungkin dia marah karna aku pada waktu itu tidak mengucapkan terima kasih? ", pikirku.

"Kali ini aku harus mengucapkan makasih kedia buat waktu itu", pikirku.

++++++++++++++++++++++++++++++++

Hy..

Makasih buat yang udah bilang bagus.

Bikin aing jadi semangat neh.

Ane usahakan ceritanya lebih bagus lagi kok dan mudah dibaca.

{Selamat Menunaikan ibadah Puasa}

Next chapter