webnovel

Keluarga baru (1)

Aku menguap dan mulai memakan sarapan dan bersiap pergi ke sekolah.

Sebelum pergi, aku tersenyum lagi kepada sebuah foto di sebuah ruangan tamu..."Dadah..ibu"

Tak

_

_

Bakugo lagi lagi memukuli perutku dan menendang ku hingga terjatuh.

Dia tertawa puas ketika melihat ku terlihat berantakan dengan baju bekas pijakan dan buku berserakan.

Aku hanya mengambil tanpa bersuara. Ini sudah biasa...benar ... tinggal terbiasa.

_

_

_

"Ugh...!!" seruku ketika memuntahkan makananku. Saat di muntahkan terlihat makanan itu dicampur dengan racun.

Aku mengelap mulut dan melihat bakugo yang lewat tersenyum sinis.

Aku kembali memesan makanan. Dan menatap lirih pada dompet yang terus menipis.

_

_

Teng

Aku membereskan tas. Dan melihat semua teman sekelas pulang dengan teman masing masing.

Bakugo meninggalkan ku sendirian. Aku benar benar sendirian di dalam kelas.

"Kuat..kuat" seruku. Aku harus selalu kuat itu yang selalu ku katakan pada ibu..

Setelah membereskan buku dan mengangkat meja. Aku mulai membersihkan kelas karena piket.

Seperti biasa, setiap aku piket semua orang sudah pulang. Mereka senang memberikan piket sendirian kepada cowok lemah kutu buku.

Aku tidak menangis. Sebenarnya sudah lama air mata ku kering..

_

_

"Halo deku Chan" seru seseorang. Aku membelalakkan mataku ketika melihat seorang wanita sedang menunggu seseorang sendirian.

Aku hanya menunduk. Paling hanya anak lain bernama Deku.

Tapi saat aku berjalan melewati nya. Ia memelukku. Pelukan yang tidak pernah kudapatkan lagi .

Aku berusaha tidak tergoda dan mendorong wanita aneh itu. Lalu aku hanya tersenyum risih.

"...Ka..kau siapa?" tanyaku gagap. Tidak pernah sejak lama aku mengeluarkan suara untuk orang lain.

Rasanya suaraku sudah Hilang. Tepatnya aku tidak pernah mau lagi mengeluarkan suara.

Perempuan itu tersenyum lagi. Dia menatapku dengan sendu.

"Aku adalah..bibi..mu" katanya. Aku membelalakkan mataku sekali lagi tidak percaya.

Setauku aku sama sekali tidak mempunyai keluarga. Mereka semua membenciku. Menganggapku maklhuk terkutuk yang seharusnya tidak ada..

_

_

Wanita itu tersenyum lagi. Aku hanya terdiam. Tidak bisa membalas senyuman nya.

Ia memegang tanganku dengan hangat dan mulai berjalan bersamaku..

Sudah sejak lama sejak terakhir kali ada seseorang yang berjalan bersamaku.

Deg

Deg

_

_

Aku merasa sangat bahagia dan sekaligus tidak tau bagaimana menghadapi perasaan ini.

Perasaan yang sudah lama tidak dirasakan.

_

_

Kami pulang ke rumahku. Di sana terlihat koper . Dia mengangkat koper dan tersenyum lagi.."Aku pindah kesini"

Aku hanya mengangguk kaku. Kemudian melepas sepatu dan membuka pintu.

"Kejutan!!" seru beberapa orang . Aku masih terdiam tidak percaya.

_

_

Perempuan itu menunjuk satu satu untuk memperkenalkan diri.

"Hai, aku adalah adikmu" seru anak lelaki yang lebih kecil dariku. namanya adalah roi.

Seseorang lagi adalah pria . dia adalah suami nya perempuan itu.

"Panggil aku papa dan mama ya" seru mereka tersenyum ramah.

Adik baruku juga tersenyum lebar. Aku hanya termanggu.

_

_

Tes

"De..deku?" kata perempuan itu yang kini adalah namaku.

Air mataku tiba tiba saja jatuh tanpa terkendali. Ada perasaan sedih dan gembira bercampur aduk.

"....Hiks..., ....., maaf..aku tidak tau" seru ku masih berusaha menghentikan air mata yang terus jatuh.

Mereka hanya tersenyum dan berusaha menghiburku.

_

_

Sejak beberapa tahun lalu, ibu meninggalkanku dan ayah juga pergi meninggalkan ku sendirian.

Keluarga kami bahkan merasa jijik padaku. Padahal ini bukan salahku. Saat itu aku berumur 10 tahun.

Dan pada hari itu juga semua orang meninggalkan ku. Entah sudah berapa lama sejak aku menangis...

Entah sudah berapa lama juga aku berhasil menghentikan senyumanku, sikapku sangat pendiam dan penutup..

_

_

"Ugh.." seruku menggeliat di atas kasur. Aku melihat ibu itu serta ayah dan adikku ada di sampingku..

Mereka tertidur dengan pulas. aku bahkan tidak bisa bergerak.

Aku termangu dan menatap langit langit yang masih rusak.

Aneh..

_

_

_

Padahal kukira semua orang sudah membenciku. Kukira semua orang tidak menganggapku.

Aku kira..hingga selama nya akan seperti ini..

Aku melihat wajah perempuan itu. Sungguh manis dan muda. Kulihat pula Wajah pria itu. Cukup tampan dan berkumis. Seperti ayahku..

Adikku, aku tidak pernah punya adik. Dia hanya beberapa tahun lebih muda dariku. Kulitnya putih.

Aku mengelus rambutnya. Tanpa sadar mataku kembali panas.

Tes

Aku menangis lagi hari itu, ..

Next chapter