2 Mimpi, Ramalan ,dan Persiapan

[Ring....!]

Suara alarm berbunyi.

"Hey Jeff! Bisakah kamu mematikan alarm itu, hari ini awal liburan musim panas!" teriak seseorang.

Aku membuka mataku dan melihat bahwa semuanya berubah. Suara yang aku kenal. Sudah berapa tahun sejak terakhir aku mendengarnya. Apakah semuanya hanya mimpi? Tidak jika iya, maka ini terlalu nyata.

"Hey! Matikan alarm itu, pagi-pagi sangat mengganggu." Jeff masih bingung dan suara itu terdengar lagi. Ketika dia berdiri dan memperhatikan lagi dengan seksama. Hatinya dipenuhi kejutan. Ruangan ini adalah ruangan yang paling di kenalnya, Asrama Laki-laki Universitas New York. Mematikan alarm, lalu melihat sekelilingnya. Matanya berhenti di sebuah kalender yang tergantung di dinding. Tanggal 13 Mei 2025.

"Ini nyata, mimpi yang aku alami, tidak, lebih tepatnya ramalan. Aku memprediksi hingga lima tahun kedepan. Tanggal 15 Mei 2025 bumi akan jatuh dalam kekacauan, tanggal 26 mayat hidup mulai menyebarkan virus, tanggal 27 kondisi ekonomi seluruh dunia jatuh ke titik terendahnya, tanggal 28 semua komunikasi dunia terputus, dan selanjutnya adalah bertahan hidup. Tidak ada kemanusiaan, hanya untuk makanan, manusia saling membunuh. Uang tidak berguna lagi. Apocalypse Era akan terjadi dalam 2 hari." Jeff terus berdiri di depan kalender, menggumamkan sesuatu. Suara yang familiar memanggilnya dari belakang. "Apa yang kamu pikirkan?"

Jeff berbalik kebelakang, melihat sahabat dekatnya dengan penuh arti. Sejak hari itu, dia tidak pernah lagi mendengar kabarnya. Sutuasi hidup dan mati tidak diketahui. "Huh, apa yang kau lihat, jangan menakutiku, aku normal!" Dia melangkah mundur. Ditatap dengan mata seperti itu oleh laki-laki membuatnya bergetar.

"Tidak, dengarkan aku ini serius. Pertama hubungi semua orang terdekatmu, kemudian tinggal di satu tempat. Tutup jendela dan pintu. Siapkan senjata atau persediaan makanan sebanyak mungkin." Jeff berkata dengan ekspresi sungguh-sungguh.

"Hah! Apa yang terjadi denganmu? Sakit?" Daren melihat Jeff selolah sahabatnya itu gila. "Kamu tahu 'Kelebihanku', Dua hari lagi dunia akan jatuh dalam kekacauan. Aku serius tentang ini." Jeff meyakinkan sahabatnya lagi.

"Baiklah, aku akan kembali kerumah sekarang dan melakukan semua yang kamu katakan! Bagaimana denganmu?" Daren sudah tidak bisa tenang lagi. Dia tahu persis tentang 'kelebihan' Jeff, setiap sahabatnya ini memiliki pertanda, itu tidak pernah meleset. Sekarang, pertanda ini membuatnya ketakutan.

"Aku akan menghubungi keluargaku"

Malam hari, Jeff masih sibuk menyiapkan senjata. Dia memesan senjata tajam dalam jumlah besar. Tiga pedang sepanjang 70 cm. Dalam era yang akan terjadi dalam lima hari. Zombie akan berkembang dengan cepat, peluru akan cepat habis. Jadi menggunakan senjata dingin sangat efektif. Pedang yang dipesan bukan pedang biasa. Berbahan pokok baja dan karbon, serta material lainya. Memungkinkan pedang menjadi sangat tajam dan tahan lama. Selain pedang dia juga memesan lebih dari 100 belati untuk petahanan diri.

Keesokan harinya dia tahu ayah dan ibunya masih ada di fasilitas penelitian negara, Jeff menjelaskan apa yang akan terjadi. Mereka bersikeras agar Jeff ikut ke fasilitas penelitian. Tempat itu cenderung lebih aman, karena memiliki banyak penjaga.

"Tidak ayah" Jeff melirik jam tanganya, menunjukan jam 10 pagi. Jarak dari lokasinya ke bandara terdekat 2 jam. Kemacetan lalu lintas tidak dapat diprediksi. Jadi dia memutuskan untuk, menemui orang tuanya dalam beberapa hari jika memungkinkan. Mereka memberi sejumlah besar uang kepadanya.

27 jam sebelum peristiwa besar.

Di sebuah gang gelap.

Tidak banyak, hanya beberapa orang kulit hitam yang lalu lalang dan beberapa dari mereka bermain kartu sambil minum. Jeff berjalan lewat yang kemudian menjadi pusat perhatian. Suara agak serak mamnggilnya dari belakang. "Yo bro, ini bukan tempat bermain, pulanglah sebelum ibumu mencarimu, haha"

"ini bukan tempat untuk bocah, pergi!" sahut salah satu orang yang bermain kartu. "Apakah kamu tersesat bro, kam--" Merasakan bahunya dipegang, Jeff langsung menarik dan memelintir tangan orang yang memegangnya. Orang ini berteriak kesakitan. "Sialan!" Wajahnya pucat, sambil memegangi tanganya.

"Aku disini untuk bertemu dengan Black Tiger!" Ketika dia berbicara, dia juga menunjukan lencana berwarna hitam legam dengan ukiran tiga kepala naga merah diatasnya.

Melihat lencana itu, orang disekitarnya tidak lagi berbicara. Diam-diam menatap jeff dengan hati-hati. Setelah beberapa saat, seseorang keluar dari bar. Dia menggunakan jaket kulit dan celana jeans. Menggunakan kacamata hitam dan menghisap cerutu. Ada bekas luka robek di matanya.

"Kamu ada urusan denganku?"

"Ya"

"Darimana kamu mendapatkan lencana itu?"

"Seseorang yang menyebut dirinya 'Octopus'." Sekitar satu tahun yang lalu, Jeff menolong orang yang terbaring di taman. Dengan 3 luka tembak di badanya. Dia memberikanya lencana hitam ini.

"Baiklah, apa yang kau butuhkan?" Mendengar pihak lain mengenal 'Octopus', dia secara alami santai.

"Senjata api, pistol." Jeff langsung berbicara ke intinya. Black Tiger sedikit ragu mendengar bahwa anak ini membutuhkan pistol, dia berfikir apakah anak jaman sekarang senang bermain dengan senjata api sungguhan.

"Bro, perlu kamu tahu, kami tidak peduli dengan lisensi atau apapun itu, jadi pistol yang kamu bicarakan adalah barang ilegal. Persyaratanya adalah, jika kamu mendapat masalah dengan pihak hukum, kami tidak ada hubunganya." Bos menjelaskan.

"Tidak masalah." Jeff berkata dengan nada santai. Lalu mereka berdua masuk di sebuah ruangan. Di dinding, banyak senjata yang dipajang. Dari senapan mesin hingga granat tangan.

"Pistol jenis apa yang kamu mau?"

Di pikiranya hanya ada dua jenis pistol yang menarik perhatianya. Revolver dan Desert Eagle. Mempertimbangkan dari damage yang dihasilkan, dua jenis pistol ini jelas ada di kelas atas. Dalam mimpinya zombie dikategorikan menjadi beberapa tingkatan yang berbeda sesuai tingkah laku dan daya tahan tubuhnya.

Pada awal kiamat, zombie yang muncul hanyalah tingkat satu. Mereka tidak memiliki pikiran dan lemah. Namun, seiring bertambahnya waktu, ada beberpa zombie yang bermutasi menjadi lebih kuat. Pistol ini dibutuhkan saat keadaan darurat. Tidak semua hal dapat ditebas dengan senjata tajam.

Setelah pertimbangan, akhirnya Jeff memilih Desert Eagle dengan alasan pistol ini bisa dimodifikasi. Dia menyuruh bos untuk menambahkan Laser Sight bewarna hijau untuk mempermudah aim. Magazine juga ditingkatkan, dapat memuat 15 peluru. Lalu yang paling penting adalah silencer, zombie tidak bisa melihat tetapi pendengaranya kuat. Silencer yang digunakan cukup besar, bagaimanapun suara yang dihasilkan pistol ini keras.

Selesai memodifikasi, pistol ini menjadi sangat berbeda. Menambahkan beberapa aksesoris membuatnya lebih berat. Demi keamanan tidak masalah, pikirnya. Jeff membeli dua sekaligus dengan modifikasi yang sama. Menghabiskan 20.000 dolar. Dia juga membeli 2000 paket peluru .50 Action Express dengan harga 5000 dolar. Selain itu dia juga membeli suku cadang 10 magazine, untuk memudahkan dalam reload.

Setelah pistol, Jeff membeli senapan semi automatic Barrett XM109. Senapan buatan Amerika Serikat dengan scope hingga 15 kali. Senjata ini sangat berguna untuk menghadapi zombie dari jarak jauh. Tentu, silencer selalu opsi penting. Untuk satu senjata ini dia harus membayar mahal 30.000 dolar sudah termasuk aksesoris tambahan dan peluru .50 BMG.

Semuanya sudah dikemas di dalam satu koper logam hitam besar. Koper ini gratis sebagai bonus. Dia menghabiskan 55.000 dolar untuk senjata malam ini. Jeff sempat kesulitan membawa berat sekitar 40Kg.

Selain senjata, untuk bertahan hidup. Diperlukan pakaian yang mumpuni. Jeff membeli 4 set jaket yang tahan air dan angin, dapat bertahan di segala musim. Lalu, ransel juga diperlukan. Terakhir adalah obat. Item ini bahkan lebih berharga daripada senjata. Tidak peduli senjata apapun yang kamu gunakan. Jika kamu sakit, itu tidak berguna sama sekali.

Jeff membeli sejumlah besar obat terutama pereda sakit seperti, penisilin, naproxen, dan codeine. Selain itu paracetamol juga berguna. Petugas kesehatan terkejut dengan pesananya. Jumlahnya terlalu banyak.

avataravatar
Next chapter