3 Dimulai!

Kembali kerumahnya, dia bisa melihat banyak kotak-kotak makanan yang sudah dikirimkan di halaman rumahnya. Jumlahnya mengerikan, cukup untuk menutup seluruh halaman. Rumah Jeff adalah villa yang luas. Ayah dan ibunya adalah ilmuan yang saat ini bekerja di labolatorium negara. Keluarganya cukup kaya. Rumah itu dua lantai dan juga memiliki basement dan garasi bawah tanah.

Selama beberapa jam, makanan sudah selesai dipindahkan oleh pekerja pengiriman paket kedalam basement dan beberapa dia menyimpanya di dalam rumah. Beras dan gandum yang dipesan mencapai 10 ton. Selain makanan pokok, Jeff juga membeli makanan kaleng yang bisa bertahan setidaknya 5 tahun dalam suhu kamar. Semua makanan yang dipesan adalah makanan dengan kualitas terbaik dan nutrisi tinggi.

"Huh, akhirnya selesai.." Dia menghela nafas dan berbaring di sofa. Hanya 10 jam lagi sebelum peristiwa besar. Aku mempersiapkanya dengan baik, mungkin persediaan bisa bertahan selama 5 tahun. Setelah peristiwa, akan banyak orang yang berubah. Mereka membunuh sesama manusia untuk makanan. Aku penasaran bagaimana Daren.

Mengambil handphonenya untuk menelepon Daren. "Yo, bagaimana kabarmu?"

"Tidak baik, keluargaku semuanya khawatir. Aku menyiapkan banyak persediaan makanan saat ini. Kau tahu, awalnya ayah dan ibuku berfikir jika aku terlalu banyak menonton film. Setelah aku mengatakan bahwa yang bicara adalah kamu, mereka ketakutan!" Daren berbicara dengan berbagai emosi.

"Makanan tidak cukup, senjata dan obat kamu harus menyiapkanya juga. Jangan keluar rumah sebisa mungkin. Dalam 3 hari kekacauan akan mengerikan. Ini penting, hindari semua yang bisa menyebabkan suara keras!" kata Jeff.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi bukankah lebih aman jika kita pergi ke militer?"

"Militer?" Jeff merenung sebentar. Pada tahun pertama militer menjadi tempat paling aman dari zombie, mereka memiliki banyak masyarakat yang mengungsi. Tapi, pada akhirnya militer itu sendiri yang menjadi pusat perhatian zombie. Suara senjata dan mesin tidak akan pernah berhenti. Zombie yang datang semakin banyak dan semakin banyak. Mereka menjadi sulit sendiri mengatasi gelombang zombie.

"Itu benar, namun mereka tidak akan percaya saat ini, kamu harus menunggu." Seru Jeff. Meskipun menjadi pusat perhatian zombie. Keamananya terjamin.

"Lalu apa rencanamu?" kata Daren.

"Aku akan tinggal dirumah sementara waktu."

"Baik, aku masih harus mempersiapkan sesuatu." Setelah itu Daren menutup teleponya. Sepertinya dia sangat sibuk.

Jeff tidak memiliki banyak teman, dia mengingatkan mereka tentang apa yang akan terjadi tadi pagi. Beberapa dari mereka percaya dan yang lain mentertawakanya. Tanpa dia sadari dia tertidur di sofanya.

Jam 5 pagi hari, suara alarm membangunkanya. Jeff langsung menuju kamar mandi dan membasuh wajahnya, kemudian dia melihat jam. Dua jam lagi. Tepat jam tujuh pagi hari ini, tanggal 15 Mei 2025.

Jeff duduk di ruang keluarga dan menghidupkan Televisi. Acaranya masih sama, berita pagi dan acara-acara hiburan lainya. Sekilas tidak ada yang berbeda. Tetapi jelas dia merasakan sedikit perbedaan. Dia merasa sesuatu yang besar semakin mendekat. Berjalan di sekitar rumahnya, dia cukup puas. Rumahnya sendiri memiliki pagar tembok yang tinggi dan kuat. Di depan halaman menggunakan pagar besi 3 meter.

Kemarin Jeff sudah memperkuat pagar itu, menambahkan besi baja tebal untuk menutupi celah pagar supaya menjadi lebih berat dan zombie akan sulit untuk menerobos. Kembali ke kamarnya, dia membuka koper. Mengeluarkan dua pistol dan satu senapan. Mulai mengisi semua magazine dengan peluru.

15 Mei 2025, pukul 7.01 AM

Suasana menjadi sangat tenang, Jeff sudah mengenakan headphone saat ini untuk bersiap. Selanjutnya, seperti yang diharapkan.

[Ngingg!!!]

Suara dengungan keras terdengar sangat keras. Jeff yang mengenakan headphone masih mendengarnya dengan jelas. Seolah suara itu langsung terdengar ke otak tanpa melalaui perantara telinga. Suara terdengar selama 10 menit. Setelah berhenti, semuanya menjadi sangat tenang. Angin, air, hewan, tidak ada suara dari mereka. Jeff menatap langit dari lantai tiga, ekspresi gugupnya tidak bisa disembunyikan.

Selanjutnya cahaya putih menyilaukan, menutupi langit kota.

Orang-orang berdiri dan beberapa tidak sadarkan diri. Lalu lintas kacau. Jeff menatap handphonenya yang sekarang tidak lagi berfungsi.

"Ini benar-benar terjadi!" seru Jeff, nadanya masih gugup. Meskipun dia sudah tau dan mempersiapkan segalanya. Hatinya belum siap untuk peristiwa seperti yang terjadi dalam mimpinya. Menenangkan diri, dia duduk di kamarnya berdiam diri. Merenungkan apa langkah selanjutnya.

"Mulai hari ini, dunia bukan lagi sesuatu yang manusia pahami." Gumamnya dalam hati.

avataravatar
Next chapter