webnovel

Chapter 001 : Dunia tanpa pahlawan sejati

Di dunia ini, tidak ada lagi yang namanya 100 persen benar dan juga seratus persen salah, yang ada hanyalah pengorbanan kebenaran untuk sesuatu yang salah.

Di sini tidak ada yang namanya pahlawan, seluruh pahlawan sudah tidak ada di dunia ini, mereka hanyalah Pahlawan yang tidak berarti di dunia ini, pahlawan yang hanya mencari muka di depan layar, mereka yang mencari ketenaran semata karena popularitas dan juga hanya demi uang, uang dan uang.

Tidak ada pahlawan bersih di dunia ini...

Yang ada hanyalah kami, para penjahat yang akan melawan pahlawan-pahlawan di dunia ini.

***

[1 tahun yang lalu]

Semua warga berkumpul di ruangan evakuasi, banyak anak kecil yang berteriak karena baru saja mengalami peristiwa yang baru saja menimpa kota mereka semuanya.

Salah anak dari merek semua adalah Yudhistira, dia terlihat membantu para korban bersama teman-teman lainnya, karena tidak ada tokoh yang berasal dari golongan tua, semua yang terkumpul hanyalah anak-anak dan beberapa remaja saja.

Musibah yang terjadi adalah sebuah invasi dari para penjahat​, mereka bilangnya seperti itu, dan dengan cepat kami di evakuasi di sini, di titik tengah-tengah pusat kota, tepatnya berada di area perbelanjaan.

Yudhistira lebih sibuk dibanding teman-teman nya yang hanya membantu para tentara dari team evakuasi untuk membagikan makanan, sedangkan Yudhistira sendiri berniat untuk membuat para anak-anak tertawa bahagia walaupun mereka dalam keadaan yang benar-benar berat sebelah dengan apa yang ingin coba dia wujudkan.

"Kak, apakah kakak tidak letih." Seorang anak perempuan​ terlihat menarik-narik baju milik Yudhistira dan berkata seperti itu.

"Tidak, kan ini demi keselamatan kita semua." Ucap Yudhistira tersenyum kepada gadis kecil tersebut.

"Aku sangat senang karena kakak mau membantu, andai saja aku ini adalah anak yang memiliki Harta (Wujud kekuatan), mungkin aku bisa seperti anak-anak beruntung disana." Keluhnya sambil duduk disamping Yudhistira yang sedang menyiapkan susu untuk anak-anak dibawah 5 tahun.

"Kakak juga orang yang tidak memiliki Harta, jadi kakak disini membantu para tentara walaupun tidak bertarung seperti mereka." Balas Yudhistira sambil mengangkat nampan yang berisikan beberapa gelas susu putih.

"Nama kakak siapa, kalau aku Eri." Ucap Gadis kecil bernama Eri tersebut.

"Yudhistira Cipto Arkakusumo." Jawab lengkap Yudhistira.

"Tapi kak, sebenarnya kalau kakak mau tahu aku ini juga punya harta loh, walaupun menurut ku tidak berguna." Gumam Eri kepada Yudhistira.

"Hebat dong, lihatlah kakak ini saja tidak punya, kalau kamu punya, kamu harus mengasah harta milikmu itu." Ucap Yudhistira sambil menekan telunjuk nya kearah jidat Eri.

"Sudah ya, kamu harus tidur sekarang, besok kamu harus sekolah." Ucap Yudhistira.

"Tapi kan kak, sekolahan kita semua sudah hancur akibat serangan besar-besaran tersebut." Gumam Eri kembali berbicara kepada Yudhistira.

"Sekolahannya akan kita siapkan untuk kalian disini, malam ini kami semua akan bekerja, dan besok kamu dan teman-teman pasti akan belajar dengan guru yang sangat spesial." Ucap Yudhistira sambil menyelimuti Eri.

"Guru yang spesial, apakah dia adalah seorang pahlawan?." Tanya Eri kepada Yudhistira.

"Kau itu memang hebat dalam menebak, ya dia adalah pahlawan terbaik di kota ini." Ucap Yudhistira sambil tersenyum lebar.

"Over~man." Kejut Eri dengan suara kencang.

"Stttt~ , jangan teriak, itu kejutan untuk anak-anak lainnya." Ucap Yudhistira sambi menutup mulut Eri.

"Baiklah kak." Ucap Eri sambil mrlakukan hormat.

Yudhistira terlihat mengamasi gelas-gelas yang ada di samping masing-masing anak yang sudah tertidur, dia sesekali melihat Gadis kecil yang baru saja dia temui hari ini.

"Selamat malam." Ucapnya kecil lalu pergi ke tempat para tentara yang melakulan Evakuasi tadi.

Namun, di depan pandangan Yudhistira hanyalah sebuah tempat kosong, dia berdiri disana sendirian memegang nampan berisi gelas.

"Apa maksudnya ini." Teriak Yudhistira yang terus memutari arah pandangannya ke sekeliling​ dirinya.

Nampan yang dia bawah ia jatuhkan dan emosinya meningkat.

DUARRRRR!!!

Ledakan besar terjadi di tepat di belakang Yudhistira, api dengan cepat menjalar keseluruh ruangan.

"Apakah diluar sedang terjadi pertempuran melawan para penjahat?" Tanya batin Yudhistira.

"Tidak, itu tidak penting sekarang, aku harus segera ke tempat anak-anak." Batinya sambil berlari mendekati kediaman anak-anak sedang tertidur.

Api yang sangat besar berkobar cepat keseluruh daerah perbelanjaan itu, Yudhistira membuka jaketnya untuk menjadi pelindung tubuh bagian atasnya dan punggungnya agar tidak terkena api.

Yudhistira terlihat sudah ada di depan tempat dimana anak-anak sedang tidur.

Namun keadaan disana sudah kosong dam hanya api yang menjalar yang ada disana.

Tidak, ada satu orang yang ada di tempat itu...

"Eri!!!" Teriak Yudhistira melihat sosok gadis kecil dengan darah di perutnya bekas sebuah tusukan dari seseorang.

"Kak Yudhi..." Gumamnya Lemah dengan tangan terus menahan darah yang keluar dari perutnya.

"Teman-teman lainnya." Lanjut Eri dengan ucapan yang sangat terbata-bata.

"Over~man." Ucapnya selanjutnya sambil menghmbus nafas kuat.

Yudhistira yang mendengar itu segera menghentikan percakapan itu dengan berbicara, "Kau masih kesakitan, ayo kita lari dari sini."

"Lightning Saber." Teriak seseorang dengan mengeluarkan cahaya yang terang di atas kepala Yudhistira.

"Time Pause."

Segalanya terlihat dihentikan, semuanya benar-benar berhenti, kecuali satu Orang yang tidak terpengaruh oleh kemampuannya, Yudhistira saja.

"Aku tak sangka, simbol nomer satu kota ini menyerang warga sipil yang tak berdosa begitu saja." Ucap seseorang yang muncul dari samping di depan Yudhistira , dia terlihat mengajak Yudhistira berbicara.

Yudhistira bergerak walaupun terbata-bata dan mengangkat Eri, Time Pause yang diberikan oleh pria ini mempengaruhi pergerakan nya.

"Tenang saja ini adalah kekuatan terakhir ku di dunia ini, jadi ini tidak akan cepat berlalu." Lanjutnya sambil tersenyum kepada Yudhistira.

Dia terlihat mengenakan pakaian layaknya pahlawan, dia mengenakan pakaian yang hampir mirip dengan over~man, sebuah jas berwarna hitam yang berkebalikan dengan Over~man dan ditengah logonya hanya berbeda lambang. Or adalah lambang Overman, namun dia mengenakan Ms.

"Biar aku bantu." Ucap nya sambil mengambil Eri dari pangkuan Yudhistira dan menggendongnya.

"Terima kasih, kak Ms." Ucap Yudhistira mengawali percakapannya setelah dari tadi hanya mendengar perkataan-perkataan yang menolongnya.

"Sebut saja Minus, aku ini adalah seorang Penjahat, sebenarnya aku sudah tak memiliki tenaga lagi dan siap untuk pergi ke dunia berikutnya, hanya saja ini adalah boneka yang aku instal untuk hidup selama 10 menit, dan seharusnya aku bertahan sebentar lagi, aku ingin menebus hutangku kepada kalian semua, karena aku ini adalah tokoh antagonis yang melawan para bajingan superhero klise seperti dia." Gumamnya sambil menurunkan Eri sambil ditidurkan.

"Dia sudah meninggal juga tepat saat​ aku time pause, dia adalah Anak dari Penjahat yang sedang di kejar para pahlawan, karena ayahnya tahu soal korupsi, pembunuhan, pengambilan Organ yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan merekalah yang menyewa para pahlawan bajingan ini​." Ucapnya menjelaskan apa yang terjadi.

"Maaf, aku benar-benar tak tahu harus buat apa, aku ini hanya manusia tanpa Harta." Gumam Yudhistira dengan air mata yang menetes di wajahnya.

"Aku tidak meminta mu berbuat apa-apa, aku hanya ingin menebus kelakuanku dengan Meluruskan para generasi muda, aku tahu negeri yang kecil ini saja tidak bisa diharapkan." Ucapnya sambil memberi Yudhistira sesuatu.

"Pesan terakhir ku, jadilah orang baik, mau apapun jalannya, tuhan yang kau yakini pasti akan tahu apa yang kau perbuat, tapi saat ini kau harus bertahan hidup, bertahan hiduplah, jangan menjadi orang yang putus asa." Lanjutnya memberikan sebuah pesan kepada Yudhistira dan sebuah pisau kini di genggam oleh Yudhistira.

"Time Over." Ucap Minus mengakhiri Time pause yang dia aktifkan tadi.

"Argggggggghhh." Teriak Over~man melakukan serangan Lightning Saber miliknya.

Over~man terlihat hanya dapat memotong angin dengan sebuah pedang dari petir yang ia ciptakan dan melekat ditangannya.

Terlihat Yudhistira menggenggam Pisaunya dengan kuat dan menatap Over~man dengan tajam dan mulai mengatur Nafasnya.

"Waktunya membalas apa yang kau lakukan kepada Eri dan anak-anak lainnya." Ucap Yudhistira.

"Sudah saatnya aku menjadi Antagonis pada permainan yang kalian ciptakan." Gumam Yudhistira dengan air mata yang turun di pipinya.

Next chapter