19 Siapa Memenangkan Taruhan?

Finland tiba di venue beberapa jam lebih awal. Ia tidak mau mengambil risiko. Ia memeriksa semua staf, lokasi, dan kemudian berjaga di pintu masuk, memastikan semua tamu yang datang diterima dengan baik.

Saat Ms. Fang tiba, ia memuji penampilan Finland yang terlihat sangat elegan dan membuat gadis itu berbunga-bunga. Ini event pertama yang diurusnya dan ia melakukan yang terbaik. Tamu-tamu mulai berdatangan dan ballroom segera dipenuhi orang-orang paling kaya di Asia Tenggara.

Musik dan pertunjukan yang mereka siapkan sudah dirancang sedemikian rupa untuk membuat para tamu dapat berbincang sambil mengagumi produk-produk jam dan perhiasan Bartz yang dipamerkan di dalam venue. Sampanye dan cocktail yang bisa dinikmati di open bar dan hidangan makan malam dari chef nomor satu membuat acara peluncuran produk terbaru Bartz lebih seperti pesta sosialita kalangan jetset.

"Ya ampuunn... ada banyak selebriti yang datang," Lily dan Tran berbisik-bisik dengan penuh semangat di area open bar. "Bukan hanya selebriti Asia, aku juga lihat beberapa dari Eropa."

Meilin berjalan tergesa-gesa mendekati mereka dengan wajah tegang.

"Astaga... astaga... "

"Ada apa?" tanya Ms. Fang heran.

"Ada Jean... Ya Tuhan... siapa yang berhasil mengundangnya kemari?" Meilin tampak menenangkan nafasnya yang memburu kencang, "I've been his fan since forever. Sejak aku masih SMA. Dia kan sekarang tinggal di Paris? Kenapa bisa ada di sini? Aku tidak menyangka akan melihat dia di acara kita..."

"Jean?" tanya Tran, "Jean Pierre Wang?"

"Iyaaa... Jean yang itu." Meilin memegang dadanya dan memejamkan matanya sambil tersenyum bahagia. "Aku akan berterima kasih kepada siapa pun yang mengundangnya. Jean itu model paling tampan yang aku tahu. No... bukan model, tapi supermodel paling tampan yang aku tahu."

Ms. Fang mengangguk-angguk, "Ini kebetulan yang sangat manis. Sebenarnya Bartz berusaha mengontrak Jean untuk jadi ambassador lini terbaru mereka, tetapi Jean sangat sibuk dan mereka tidak bisa ketemu untuk negosiasi kontrak. Sekarang dia malah ada di sini. Kalau kita bisa mempertemukan brand manager Bartz dan Jean, reputasi LTX akan semakin bersinar."

Mereka semua saling pandang dengan penuh semangat. Saat itu, Jean yang baru tiba di ballrom berjalan ke arah open bar, dan seketika gadis-gadis itu menahan nafas.

"OMG... dia jalan ke sini..." desah Meilin.

Jean tersenyum kepada mereka dan memesan dry martini kepada bartender. Penampilannya malam ini masih terhitung kasual karena ia mengenakan jeans, tetapi tidak ada yang sobek, dan kemejanya juga merupakan kemeja pesta dengan sepatu kulit yang terlihat sangat mahal.

[Aku duduk di open bar ya. Nanti kalau kau sudah luang, ke sini saja.]

Ia mengirim SMS kepada Finland.

[Sebentar lagi ada fashion show, dan para model mengenakan produk Bartz. Aku sedang di belakang panggung mengurusi sesuatu. Kamu senang-senang saja ya. Nanti aku ke sana."

Setengah jam kemudian pertunjukan fashion sesi pertama mulai.

Lima orang pemuda tampan dengan penampilan keren berjalan santai dari belakang panggung dan memamerkan jam titanium berlapis batu mulia mewah yang menjadi ciri khas Bartz, diikuti oleh lima orang model perempuan cantik dengan jam tangan berlapis permata dan berbagai aksesoris berharga puluhan hingga ratusan ribu dollar. Mereka berjalan di antara pengunjung yang dengan semangat melihat lebih dekat produk-produk mahal tersebut.

Decak kagum terdengar dari seisi ruangan, saat kesepuluh model itu berlalu. Finland masih belum melihat Caspar di antara tamu undangan, dan perlahan-lahan ia menjadi semakin waswas.

Tiba-tiba terdengar keributan sedikit di pintu keluar, dan sontak Finland berlari ke sana.

Oh tidak! Pasti ini dia....

Saat ia tiba, keributan itu sudah menghilang. Rupanya bagian keamanan cepat menetralkan suasana untuk menghindarkan skandal.

"Apa yang terjadi?" tanyanya cemas. Staf keamanan menunjuk ke arah belakang panggung dan Finland segera berlari ke sana. Ya Tuhan... ada apa ini....

Ia masuk ke ruangan panitia dan menemukan polisi dan staf LTX sedang mengerumuni seorang pemuda...

Ini kan salah satu model yang tadi membawakan produk Bartz di dalam...?

"Ini bukan model yang kita sewa." kata John dengan emosi. "Aku tidak bisa menemukan Franklin, dia model utama kita. Tadi orang ini menyamar sebagai salah satu model dan hampir keluar melarikan produk klien. Untung pintu keluar tadi dijaga sangat ketat."

Finland terhenyak, saat memperhatikan wajah pemuda itu baik-baik... bahunya seketika menjadi lemas. Tentu saja si model palsu ini bisa tertangkap dengan mudah. Ia sama sekali tidak berniat mencuri jam dan perhiasan Bartz, ia hanya ingin tertangkap, karena itulah ia dengan santainya berjalan ke pintu keluar yang banyak penjaganya....

Sedari tadi Finland fokus pada tamu, dan tidak memperhatikan staf maupun model dan pengisi acara lainnya...

"Tapi kita taruhan untuk membuktikan kalau kau bisa terlihat miskin...." keluhnya pelan, tetapi Caspar mendengarnya.

[Kalau aku dianggap orang kaya, aku pasti tidak akan ditangkap karena berusaha membawa produk mahal ini keluar. Kau kalah taruhan.]

Sempat-sempatnya Caspar mengetik SMS saat diinterogasi begitu!

"OK, berarti ini model palsu. Di mana model kita yang asli? Acara kita masih harus berlanjut," kata Finland sebal. Ia tidak mau acara yang susah payah dikerjakannya rusak karena taruhan konyolnya dengan Caspar.

"Model yang asli aku bayar dua kali lipat, dan dia sudah terbang ke Prancis." jawab Caspar seenaknya. "Aku harus memastikan kemenanganku sempurna."

Saat itulah Tony Wu masuk dan ia segera mendengar apa yang terjadi. Ia marah sekali dan meminta agar polisi segera membawa model penipu itu ke kantor polisi.

Caspar tidak melawan. Ia membuka lengannya dan menerima diborgol sambil tersenyum kecil.

"Aku belum pernah diusir dari acara mana pun, oleh siapa pun. Ini sangat menyakiti harga diriku, aku perlu dihibur." katanya dengan nada pura-pura sedih. Polisi membawanya keluar, sementara Finland menutup wajahnya dengan putus asa. Tony juga tampak kalut dan kesal.

"Sekarang kita tidak punya model utama. Representasi Bartz yang paling penting ada di sesi kedua...." keluhnya.

Seketika Finland ingat bahwa di dalam ruangan ada salah seorang model paling terkenal yang sedang duduk menikmati cocktailnya. Mungkin Jean mau membantunya satu kali ini saja....

"Aku segera kembali...." katanya cepat.

Finland segera mencari Jean dan menemukannya di open bar. Gadis-gadis LTX tampak mengelilinginya sambil terkikik genit dan mengajak foto bersama.

"Jean... untung ada kau..!!" seru Finland tergesa-gesa. Jean meletakkan gelasnya dan menyambut Finland dengan rangkulan.

"Acaranya keren. Bagus sekali," katanya.

"Iya, tapi kami ada masalah... " Finland membisikkan apa yang terjadi ke telinga Jean dan seketika wajah pemuda itu berubah.

"Ya ampun... dia itu niat banget pengen menang taruhan...." Jean ikut kesal mendengarnya, "Oke, aku bisa bantu. KIta langsung ke belakang panggung dan kasih pengarahan."

Finland menarik tangan Jean ke belakang panggung dan keduanya segera menghilang. Gadis-gadis LTX yang sedari tadi melihat interaksi mereka tampak sangat terkejut. Mereka tidak menyangka Finland terlihat sangat akrab dengan pemuda tampan itu.

Apakah... jangan-jangan Finland yang mengundangnya?

Mengingat itu rasanya Meilin sekarang seperti menelan pil pahit. Tadi dia sendiri yang mengatakan akan mengucapkan terima kasih kepada siapa pun yang mengundang supermodel idolanya. Ia sama sekali tidak menyangka orang itu adalah Finland si miskin.

Di balik panggung, Ms Fang, para model, staf dari Bartz dan Tony Wu tampak sangat terkejut ketika melihat Finland masuk bersama Jean. Mereka tahu bahwa pemuda itu adalah salah satu supermodel pria paling sibuk dan paling mahal saat ini.

Banyak desainer yang menganggapnya sebagai sumber muse mereka dan ia juga menjadi wajah berbagai produk premium Eropa. Bahkan Bartz sendiri berniat menjadikannya ambassador mereka, seandainya Jean tidak sesibuk ini.

Melihat pemuda itu hadir saja sudah menjadi kejutan bagi mereka, dan kini Finland tiba-tiba mengusulkan untuk meminta Jean turun tangan menggantikan model mereka yang menghilang.

"Apa kau serius?" tanya semua hampir bersamaan.

"Dia serius," jawab Jean. "Finland ini sahabatku, aku tidak akan membiarkan kerja kerasnya rusak karena masalah kecil begini. Ayo siapkan saja semuanya, aku bisa tampil."

Desah-desah lega terdengar di ruangan itu, bahkan entah siapa yang mulai, mereka lalu bertepuk tangan.

"Berterimakasihnya sama Finland saja ya, dia yang mengundang aku ke sini. Aku akan melakukan apa pun untuknya."

Saat itu Tony memandang Jean dengan pandangan aneh. Finland sempat menangkap ada ketegangan di antara keduanya. Ada apa sih dengan mereka ini? Mereka cuma bertemu di kampus sebentar, Jean lalu berhenti kuliah dan Tony melanjutkan S2 ke Amerika. Finland malah tidak menyangka mereka kenal.

"Kalau kau melakukan tugasmu dengan baik, Finland ga perlu harus menanggung gosip sebagai perempuan simpanan seperti sekarang," kata Tony tajam, tetapi suaranya cukup pelan sehingga hanya mereka berdua yang mendengar.

"Finland baik-baik saja. Kalau kau tidak tahu apa-apa, jangan sok tahu," balas Jean sama tajamnya. Ia mengganti bajunya dengan baju yang disiapkan panitia, lalu mengenakan jam dan beberapa perhiasaan Bartz yang paling mahal. Sesaat saja ia sudah tampil sebagai model utama, bukan lagi tamu acara...

Finland mendekati Jean dan bertanya kepadanya dengan bisikan, "Kalian ada permusuhan apa, sih? Kok aku tidak tahu?"

"Oh, dia masih kesal karena dulu di kampus aku tegur dia supaya tidak mempermainkanmu. Dia bilang ke semua orang kalau dia menyukaimu, tapi waktu aku tantang untuk membawamu ke keluarganya yang kaya itu, dia tidak berani. Dia mengaku kalau malu membawamu ketemu teman-temannya dan keluarganya yang kaya." Jean mendengus, "Mentalnya sebagai anak orang kaya yang takut diasosiasikan dengan orang miskin, sangat lemah. Aku bilang ke dia kalau dia tidak pantas untukmu."

"Oh..." Kini terjawab sudah pertanyaan saat Finland masih kuliah dulu, kenapa Tony didesas-desuskan suka kepada Finland tapi ia tak pernah secara terbuka melakukan pendekatan. Rupaya Jean yang melindungi Finland agar tidak dipermainkan oleh laki-laki yang tidak serius.

Ia berutang budi lagi kepada Jean.

"Terima kasih...." Finland memeluk Jean dan mengusap air matanya yang hampir jatuh. "Aku sangat beruntung memiliki sahabat sepertimu dalam hidupku."

Jean tersenyum dan menghapus satu tetes airmata Finland yang hampir jatuh. "Psshhh.. nanti maskaramu rusak. Aku tampil dulu ya..."

Ia pun masuk ke dalam acara beserta 9 model lainnya dan segera memukau para hadirin yang berdecak kagum dengan produk terbaru dan paling mewah dari Bartz. Sebagian decak kagum itu juga ternyata karena kehadiran Jean.

Ia adalah model paling hot di Eropa saat ini dan biasanya sangat sulit membooking jadwalnya, namun tanpa diduga. ia justru hadir di sini. Para manajer dari Bartz juga tampak sangat puas dan bersemangat. Mereka tak sabar untuk segera berbicara dengan Jean.

Gadis-gadis LTX International tidak kalah terkejutnya dengan para tamu ketika melihat Jean tampil. Mereka merasa sangat beruntung karena acara mereka terasa menjadi beberapa tingkat lebih eksklusif dengan kehadirannya.

Finland lega, karena acaranya sukses.... tetapi ia sedih karena kalah taruhan...

Saat Jean sudah selesai tampil ia kembali ke open bar dan akhirnya ia bisa mengobrol bersama Finland, diiringi pandangan iri banyak gadis.

"Aku kalah taruhan..." keluh Finland. Jean juga sedih mendengarnya. Ia tahu betapa taruhan itu penting bagi Finland. Gadis itu belum pernah mencium siapa pun.

"Perhatian semuanya... kita kedatangan tamu istimewa," kata Ms Fang tiba-tiba yang mengambil mikrofon dari MC. "Pemilik Hotel Continental yang sangat sibuk bersedia menyampaikan sepatah dua patah kata."

Semua saling pandang dan segera menoleh ke arah panggung, termasuk teman-teman satu departemen Finland yang tahu bahwa Finland ada hubungan dengan bandot tua itu.

"Selamat malam semuanya, saya Heinrich Schneider. Terima kasih sudah memilih mengadakan acara prestisius ini di hotel kami. Selamat menikmati sajian yang kami persiapkan khusus untuk LTX Internasional dan Bartz. Semoga acara ini sukses."

Laki-laki yang memakai tuxedo biru dan terlihat kaya dari ujung kepala sampai ujung kaki itu ternyata bukanlah bandot tua seperti dugaan banyak orang di LTX.

Pria ini adalah orang sangat kaya dan misterius yang tak pernah bisa ditemukan fotonya atau informasinya di internet, sehingga orang-orang dengan gampang berasumsi bahwa ia adalah seorang bajingan tua yang suka berkencan dengan gadis-gadis muda yang cantik. Kini banyak yang berbisik-bisik betapa muda dan tampannya pemilik hotel Continental ini.

Sungguh tidak terduga!

Tony mengerutkan kening dan menoleh kepada Finland, "Itu kok mirip dengan model palsu yang kita usir tadi?"

Finland tidak menjawab, hanya mengerucutkan bibirnya karena kesal. Ia melihat tatapan Caspar tertuju kepadanya, dengan pandangan jahil. Tatapan jahil itu kemudian berubah serius dan menjadi berbahaya ketika beralih ke kanan Finland, dan gadis itu segera sadar Caspar sedang memperhatikan Jean.

Secara insting Finland segera memegang tangan Jean dan berdiri di depannya untuk menghalangi pandangan Caspar. Ia tak ingin Caspar berbuat macam-macam seperti waktu ia menjatuhkan saham LTX minggu lalu. FInland tak akan pernah memaafkannya kalau Caspar sampai menyentuh Jean, sahabat satu-satunya.

Tampak wajah Caspar menjadi tidak senang.

avataravatar
Next chapter