91 Pertunangan Tony

Keesokan harinya Finland berusaha memikirkan cara untuk meminta izin Tony untuk bekerja part time dari luar kantor, ketika pemuda itu mengumumkan suatu berita penting.

"Aku mengundang kalian semua datang ke restoran Star malam ini, sebagai perayaan karena kekasihku menerima lamaranku." Wajahnya berseri-seri saat mengumumkan berita gembiranya.

Finland agak terkejut karena ia bahkan tidak tahu Tony pacaran dengan siapa pun, tahu-tahu saja mengumumkan pertunangannya seperti itu, tetapi ia turut bahagia untuk kakak kelasnya itu. Tony sudah menunjukkan dirinya sebagai bos yang baik dan banyak memberikan keringan kepada Finland selama beberapa tahun bekerja untuknya.

Para staf di kantor segera bertepuk tangan dan mengucapkan selamat kepada Tony.

[Kami diundang ke acara makan malam bos sesudah pulang kantor. Tony baru bertunangan.] Finland tahu ia tak mungkin menghindar untuk datang ke acara makan malam Tony, sehingga ia memberi tahu Lauriel bahwa ia akan kembali pulang terlambat untuk menjemput Aleksis. Setelah merenung sesaat ia mengirim pesan tambahan [Kau mau datang?]

Balasan Lauriel tiba 5 menit kemudian.

[Tentu saja. Aku bisa sekalian bicara dengan Tony untuk memintakan cuti 2 bulan bagimu.]

[Oh... semoga berhasil.]

[Thanks.]

Finland tak dapat melupakan sikap Lauriel sejak mereka membahas kemungkinan Finland dan Aleksis kembali kepada Caspar dan tidak akan bertemu dengannya lagi.

Lauriel pasti sedih sekali berpisah dari mereka... tetapi ia tak pernah sedikit pun berusaha memaksa Finland dan Aleksis untuk tinggal bersamanya.

Karena itulah Finland merasa harus memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk melibatkan Lauriel dalam kehidupan mereka, sebelum mereka benar-benar berpisah. Kalau Lauriel ingin ditemani ke Amazon, so be it.

Finland juga mengajaknya datang ke acara perayaan pertunangan Tony karena itu berarti mereka menghabiskan waktu bersama.

***

Tony benar-benar sedang jatuh cinta. Semua orang dapat melihat wajahnya yang sumringah saat ia memperkenalkan calon istrinya kepada semua karyawan LTX yang ditraktirnya makan di restoran malam itu. Nama gadis itu adalah Rachel Park, blasteran Korea Amerika yang cantik dan cerdas. Mereka bertemu di toko buku langganan Tony dan setelah berpacaran hanya 6 bulan, Tony segera yakin bahwa ia ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan Rachel.

Rachel bekerja sebagai dokter anak di rumah sakit lokal dan sangat sibuk, tetapi ia menyempatkan untuk datang ke acara makan malam yang didedikasikan untuknya itu dan dengan segera membuat gadis-gadis di LTX International menyukainya karena ia sangat ramah dan membumi.

Namun, bintang acara malam itu adalah Aleksis yang tiba dengan Lauriel. Semua orang segera mengerumuni keduanya dan minta berfoto bersama. Aleksis yang senang menjadi pusat perhatian segera berceloteh gembira membuat semua orang gemas.

"Ohh... lucu sekali anak ini..." Tak henti-hentinya Rachel menggendong Aleksis, "Kau cocok sekali menjadi bintang iklan. Kau adalah anak perempuan paling cantik yang pernah kutemui..."

"Terima kasih, Tante Rachel," kata Aleksis dengan sopan dan senyum manis yang terkembang.

"Astaga...sudah cantik, tata kramanya juga sempurna... Kau sungguh menggemaskan!"

Finland memandang Lauriel dari sudut matanya dan menemukan wajah pemuda itu berseri-seri. Bisa dibilang Lauriel-lah yang mendidik Aleksis semua tata krama itu karena ia lebih banyak menghabiskan waktu siang hari bersama gadis cilik itu dibandingkan Finland. Sejak Aleksis bisa bicara, ia sudah diajari mengucapkan kata-kata 'tolong' dan 'terima kasih' dengan fasih.

"Terima kasih," bisiknya ke arah Lauriel. Pemuda itu hanya mengangguk.

Entah kenapa keduanya tiba-tiba memikirkan hal yang sama, bahwa setelah dua bulan Lauriel akan pergi dari hidup mereka. Pemikiran itu membuat dada Finland agak sesak. Ia merasa hal itu tidak adil untuk Lauriel.

Saat gadis-gadis bermain dengan Aleksis, Lauriel tampak berbicara serius dengan Tony. Bos Finland itu tampak mendengarkan perkataan Lauriel dengan sungguh-sungguh dan beberapa kali mengangguk. Finland menduga Lauriel kembali menggunakan pesonanya untuk membuat Tony melakukan kehendaknya, dan berhasil.

"Tony sudah tahu, ia mengizinkanmu bekerja 2 hari dalam seminggu selama dua bulan ke depan, bisa dikerjakan remotely (dari jauh)," kata Lauriel saat mereka dalam perjalanan pulang ke apartemen Finland. Ia mengantar mereka pulang dulu sebelum kembali ke rumahnya.

"Oh, benarkah? Bagaimana kau meyakinkannya?" tanya Finland takjub. "Kau tidak membeli saham mayoritas LTX dan mengubah kebijakan cuti perusahaan, kan?"

"Haha... itu terlalu gampang," kata Lauriel. "Aku pakai jalan yang lebih susah karena aku menyukai tantangan."

"Jadi?"

"Aku mengatakan yang sebenarnya tentang Jean, bahwa aku akan berusaha menyembuhkannya. Kalau Jean bisa kembali mengingatmu, tentu LTX akan diuntungkan sebab ia sekarang sudah sangat terkenal."

"Kau mengatakan yang sebenarnya dan Tony percaya? Bukankah ini semua kedengarannya terlalu aneh buat orang luar?" tanya Finland keheranan.

"Tidak juga. Aku pikir aku cukup logis saat memberitahukan fakta-faktanya kepadanya. Tony segera mengerti dan setuju. Kau bisa mulai kerja part time minggu depan, jadi aku punya waktu untuk menyiapkan perjalanan kita. Aku akan membelikanmu telepon satelit supaya kau tetap bisa bekerja dari pedalaman Amazon..."

"Oh... baiklah."

Mobil Lauriel tiba di depan gedung apartemen Finland tetapi percakapan mereka belum selesai.

"Mau masuk dan minum teh?" Finland menawarkan kepada Lauriel. "Kita bisa membahas tentang perjalanan ke Amazon. Aku buta sekali apa yang harus disiapkan..."

"Hmm.. baiklah." Lauriel mencari tempat lowong dan memarkir mobilnya sebelum mengikuti Finland masuk ke gedung apartemennya.

Finland memasak air di teko dan membuat teh untuk mereka berdua. Setelah menidurkan Aleksis ia segera bergabung dengan Aleksis di ruang tamu untuk minum teh.

"Caspar masih tidak membalas SMS-ku, ia juga tidak mengangkat teleponku," kata Lauriel tiba-tiba. "Apakah kau harus bertemu dengannya?"

Finland tercenung. Ia sedih karena hingga kini sepertinya Caspar tidak mau menemuinya. Hatinya terasa sakit memikirkan hal itu.

"Ini bukan hal yag bisa dibicarakan lewat telepon... Aku sungguh berharap bisa bertemu dengannya..." keluh Finland.

Lauriel tampak berpikir agak lama, akhirnya ia menghela napas dan menyerah, "Baiklah... aku akan melanggar kebiasaanku dan datang ke acara klan untuk mencarinya."

"Apa maksudmu?" tanya Finland.

"Tiba bulan lagi sebenarnya akan ada pernikahan, semua orang alchemist akan berkumpul di Scotland untuk menghadirinya." Lauriel menyesap tehnya dengan ekspresi menderita. Ia jelas tidak suka datang ke acara-acara seperti itu. "Biasanya aku menghindari keramaian, tapi kita tidak punya pilihan..."

"Oh, Rory..." Finland tambah merasa tidak enak. Sepertinya Lauriel mengorbankan terlalu banyak untuknya dan Aleksis.

"Tidak apa-apa, Ned dan Portia sudah menjalin hubungan selama lebih dari 100 tahun dan aku kenal baik dengan keduanya. Aku tidak keberatan bertemu mereka dan memberikan restuku." Lauriel mengerutkan keningnya sambil berpikir, "Lagipula mungkin akan baik bagiku untuk berjumpa semua anggota klan untuk yang terakhir kalinya..."

Oh... Lauriel masih berpikir untuk mati, pikir Finland getir.

"Dari mana kau tahu Caspar akan datang ke acara itu? Kau tak bisa menghubunginya..." tanya Finland, tiba-tiba merasa resah memikirkan apakah bertemu Caspar lagi sepadan dengan kehilangan Lauriel.

"Dia harus datang, karena ia yang akan menikahkan Ned dan Portia. Itu tanggung jawabnya sebagai ketua klan," jawab Lauriel. "Itu mungkin saat terakhir kita bisa menemukannya, karena sangat jarang ada pernikahan di antara kaumku. Kalau Caspar ingin menghilang dan tak ingin ditemui, walaupun aku berusaha, aku takkan dapat menemukannya."

Finland menggigit bibirnya. Ia hanya memiliki kesempatan satu kali ini saja untuk bertemu Caspar dan menceritakan apa yang terjadi sebenarnya.

Kalau upayanya nanti gagal, ia terpaksa harus memberi tahu pemuda itu lewat email. Bukan cara yang ideal, tetapi ia tak punya pilihan.

***

Villa itu indah sekali karena menghadap langsung ke laut terbuka dengan deretan pohon-pohon kelapa yang rapi. Letaknya di sebuah pulau kecil yang terlihat berbentuk seperti huruf F dari udara dan hanya bisa dicapai lewat kapal atau helikopter dari Singapura.

Caspar sering menyepi ke pulau ini kalau ia sedang tak ingin diganggu dan akhir-akhir ini ia makin sering datang ke sana. Toleransinya terhadap manusia semakin menipis. Setelah berpisah dengan Finland ia menjadi tak suka bertemu dengan orang dan bahkan tidak lagi peduli untuk mengambil identitas baru. Ia sudah menjadi Heinrich Schneider jauh lebih lama dari identitasnya yang lain, namun ia tak lagi memusingkan hal-hal semacam itu. Toh hampir tidak ada orang biasa yang mengetahui wajahnya.

Sekarang ia mengerti mengapa Lauriel menyepi sejak kehilangan semua keluarganya akibat perang. Hidup tanpa orang yang disayangi memang tidak ada artinya.

Caspar memandang laut dengan tatapan jauh. Ia merenung mengapa takdir memainkan lelucon yang sangat tidak lucu kepadanya. Ia jatuh cinta pada satu-satunya perempuan yang tidak mencintainya balik - atau tidak mencintainya sebesar rasa cintanya kepada perempuan itu, dan kini perempuan yang sama telah membuat Lauriel yang dikaguminya menjadi jatuh hati.

Dari semua orang di dunia ini, mengapa harus Lauriel?

Saat bangun tadi pagi ia menemukan 10 missed call dari Lauriel yang masuk lewat tengah malam, menandakan bahwa pemuda itu berada di timezone yang pasti terbalik dengannya. Lalu ada beberapa SMS dari Lauriel yang menanyakan keberadaannya dan minta untuk bertemu.

[Kalau kau masih menghargaiku sebagai teman, aku mau bertemu. Kami akan datang ke pernikahan Ned dan Portia.]

Itu adalah isi SMS terakhir dari Lauriel.

Lauriel sungguh berubah, pikir Caspar. Lauriel yang senang menyendiri kini bahkan mau datang ke acara klan seperti pernikahan Ned dan Portia yang pasti akan sangat meriah. Finland memang gadis istimewa sehingga membuat pria-pria ini berubah. Caspar kini tidak mau lagi menyakiti hati perempuan, dan Lauriel sampai keluar dari 'pertapaan'.

Sungguh besar pengaruh dari jatuh cinta terhadap seseorang. Kalau tidak mengalami sendiri, Caspar mungkin sampai sekarang akan memandang rendah orang-orang yang berlaku bodoh karena cinta atau berubah 180 derajat karena seseorang yang mereka cintai.

Tiga bulan lagi, sesudah meresmikan pernikahan Ned dan Portia, Caspar sudah berniat mengundurkan diri dari kehidupan duniawi seperti Lauriel dan ini akan menjadi penampilan publiknya yang terakhir. Ia tersenyum getir membayangkan bahwa sekarang dirinya dan Lauriel bertukar posisi. Hidup ini memang lucu.

avataravatar
Next chapter