Ketika Dokter Muller datang barulah L keluar kamarnya. Bagaimanapun ia harus memenuhi janji untuk menjaga kesehatannya dan menemui dokter sesuai jadwal. Kali ini dokter Muller membawa alat USG portable yang terhubung dengan mesin USG di rumah sakit sehingga mereka dapat melihat gender anak mereka.
"Kalian sudah siap?" tanya Dokter Muller. London mengangguk. L seperti biasa hanya diam saja.
"Oh Tuhan... jangan sampai anakku bernama Terry..." gumam London berulang-ulang. "Jangan sampai anakku bernama Terry..."
"Apa kau bilang?" L merengut ke arahnya. "Siapa Terry?"
"Eh, bukan siapa-siapa. Kakakku yang menyebalkan. Kau tidak perlu tahu." London mengangkat bahu.
"Aku tidak tahu kau punya kakak lain," kata L.
"Kau tidak pernah tanya," jawab London. Ia berbalik ke arah dokter Muller. "Silakan, Dokter. Aku sudah tidak sabar."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com