1 Prolog.

Daratan Emberell, Kerajaan Florend. Hutan Keramat Magiczend.

Di sebuah rumah di dalam hutan yang tak jauh dari pemukiman desa moslen terdengar suara teriakan seorang wanita dari dalam rumah itu.

"REASSS!!!"

Teriakan wanita itu membuat wanita paruh baya yang berada di dalam rumah yang tak jauh dari rumah itu segera keluar dari rumah yang ia tinggali. Bahkan ke tiga pria yang baru saja keluar dari utara hutan keramat magiczend langsung segera berlari ke arah rumah besar itu.

"YA TUHAN. IBU MARLIN, AYAH STEV. TOLONG!!"

Teriakan wanita itu terdengar lagi bahkan terdengar lebih keras. Pria berambut coklat yang terlihat muda di antara ke tiga pria itu bahkan mempercepat larinya mendengar suara wanita itu.

Setelah mereka memasuki rumah itu. pria berambut coklat itu segera memasuki dapur karena asal suara wanita itu dari sana.

"Bella!!" teriak pria itu saat melihat seorang wanita cantik berambut putih kepirangan tengah duduk bersandar di bawah meja makan sambil memegangi perutnya yang membuncit itu.

Wanita itu mengatur nafasnya dengan pelan sambil mendongak saat pria berambut coklat yang tadi memanggilnya Bella berjongkok di depannya. Pria itu membantunya berdiri.

"Akh!" pekik Bella merasa sangat sakit di bagian bawah perutnya.

Wanita paruh baya yang berdiri di samping pria paruh baya yang rambutnya hampir di penuhi oleh uban langsung menghampiri pria dan wanita hamil itu.

"Reas, angkat Bella ke kamar segera. Dia sudah mau melahirkan, Reas" Ucap wanita itu sambil menyentuh bahu pria berambut coklat. Pria itu langsung menoleh menatap wanita itu.

"Apa maksudmu ibu?Bella harusnya melahirkan tiga hari lagi bagaimana bisa dia melahirkan sekarang?Malam ini ibu taukan malam apa? tak mungkin bu" Ucap pria yang di panggil reas itu tak percaya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Bella yang sudah benar-benar tak tahan menahan sakit langsung memukul kepala Reas dengan keras. "Jangan baca bicara, cepat bawa aku Reas, sebelum aku melahirkan disini. Aku tak peduli dengan malam apa ini yang aku pedulikan adalah anakku. Cepat Reas aku sudah tak tahan!" teriak Bella frustasi kepada Reas yang diam saja dan tak segera membawanya ke dalam kamar.

Tanpa memikirkan apa pun lagi reas langsung mengangkat Bella dengan menggendongnya di depan kemudian langsung memasuki kamar di pertama bagian kirinya.

Indonesi, Jakarta bagian barat.

Keramaiaan terjadi di depan perpustakaan pribadi milik keluarga maheysa. Perpustakaan yang sebesar mensio itu terbakar dan beberapa penghuni di kediamaan tak jauh dari sana bahkan sampai warga sekitar langsung berusaha memadamkan apinya yang begitu besar.

Dan di lantai dua tempat itu tanpa di sadari siapapun seorang gadis cantik berambut hitam panjang terkurung di dalam kobaran api yang begitu besar yang tidak ia sadari.

Gadis itu ialah putri semata wayang hendra maheysa dan karina maheysa. Elaine maheysa nama gadis itu. ia baru saja berusia sembilan belas tahun kemarin malam dan mendapat hadia berupa beberapa buku dan yang lainnya dari orang tuanya dan kedua kakak laki-lakinya. Dan ia baru saja pulang dari toko buku demi membeli buku keluaran terbaru.

Elaine rasa ia baru saja selesai membaca beberapa buku tiba-tiba saja ia melihat banyak asap di sekitarnya. Karena penasaran ia pun mendekati jendela dan terkejut saat melihat keluar tempatnya di kerumuni oleh banyak orang mereka bahkan berteriak 'kebakaran, kebakaran' sambil mengirami air ke arah bangunan yang sedang ada diriku di dalamnya. Sebentar ? Eh , ke-kebakaran?Maksudnya kebakaran ini apa?jangan bilang....batin Elaine merasa tak enak.

Elaine terperanjak menatap api yang mulai memakan tirah jendela di depannya. Dengan panik elaine mencoba menjauh dari sana. tapi - tiba saja beberapa rak buku hampir menimpanya kalau saja ia tidak segera menghindar.

"Tolong!!!Kumohon, seseorang tolong aku..." teriaknya dengan keras.

Karena merasa bahaya kalau ia terus berdiri di samping jendela yang sudah hampir semuannya terbakar. Elaine berlari ke ujung ruangan dan bersandar di depan rak buku novel baru miliknya. Elaine mengira ia akan aman di ujung sana tetapi ternyata ia salah. Elaine tidak menyadari bahwa tirai di jendela sebelah kirinya itu terbakar dan tirainya menimpa rak di belakang elaine. Dan apinya berjalan ke bawah rak dan membuat rak itu tidak seimbang. saat mulai sadar, semuannya sudah terlambat. Rak itu menimpa elaine dan tirai itu juga ikut jatuh padanya dan membuat semuanya terbakar.

"To...long..." hanya itu yang terdengar dari balik tumpukan kayu itu. dan sebuah tangan keluar dari tumpukan itu. telapak tangan yang terlihat sebuah ukiran aneh di sana. seperti ukiran tulisan kuno melingkar di telapaknya.

***

Daratan Emberell, Kerajaan Florend. Hutan keramat magiczend.

"Bella, ayo sayang kamu pasti bisa. Berjuanglah sebentar lagi, dia akan hadir di dunia" Ucap Reas sambil menemani dan menenangkan Bella dan juga menyemangatinya.

Sudah lewat satu jam Bella mengatur nafas setelah itu mengedam keras. Dan begitu seterusnya.

"Eeeeemmmmm..."

Meskipun sudah lelah tak membuat bella menyerah. Ia terus mengedam sambil menggeggap tangan kanan suaminya, Reas. yang ia anggap sebagai pegangannya. Bella menarik nafas kemudian ia keluarkan kembali kemudian kembali mengedam sambil melihat sang ibu mertuanya membantunya melahirkan.

"Bella jangan berhenti mengeja, kepalanya sudah terlihat" Ucap Marlin, ibu Reas dan mertua Bella.

Bella kembali mengejam" Eeeemmmm...!!"

Bersamaan sebuah cahaya putih keemasan itu terdengar suara bayi. Cahaya itu lama-kelamaan menghilang dan terlihalah seorang bayi mungil rupawan yang menangis

"Oek...oek...oek!!"

Tangisan bayi memenuhi ruangan itu. Bella mengatur nafasnya yang memburu. Ia menoleh saat merasa remasan yang kuat di tangannya oleh Reas. Bella tersenyum melihat suaminya menangis sambil mengecup punggung tangannya kemudian beralih ke kening Bella.

"Terima kasih sayang. Terima kasih." Lirihnya dengan air mata kebahagiaan.

Bella hanya senyum membalasnya sebelum kegelapan menyambutnya. Sebelum sepenuhnya memasuki kegelapan Bella melihat Reas dengan wajah paniknya.

***

Bella mengerjakan matanya saat mendengar banyak suara di sekitarnya. Mata berwarna emas itu mengedip beberapa kali kemudian menoleh ke arah kirinya menatap sosok yang memegang erat tangan kirinya.

"Re...as?"

Pria yang awalnya merebahkan kepalanya di sisi ranjang sebelah tangan bella mendongak. Terlihat jelas tatapan suaminya itu tersirat kelegaan dan kekhawatiran.

Pria itu bangun dari duduknya dan melangkah ke meja di samping ranjang itu kemudian memberikan gelas yang baru ia tuangkan air pada bella kemudian membantu Bella meminumnya sambil bersandar di kepala ranjang.

"Dimana anak ki- "belum Bella menyelesaikan ucapannya sudah ada Marlin , ibu mertuanya masuk sambil membawa seorang bayi mungil di gendongannya.

Marlin menyerahkan bayi itu pada bella untuk di berikan ASI." Dia sangat mirip denganmu. Ia hanya menurunkan mata kanan yang sama sepertiku. Kedua warna mata berbeda emas dan hijau giok. Sangat cantik di tambah rambut putih cantiknya ini." ucap Reas sambil memuji betapa sempurnanya putrinya itu. Bella mengangguk setuju mendengar ucapan suaminya.

"Ibu?"

Reas dan Bella menoleh ke arah ambang pintu dimana ada seorang bocah yang bagaikan copyan dari reas berusia tiga tahun yang hanya berbeda warna netra mata saja. bocah itu mewariskan netra Bella yaitu emas. Bocah laki - laki itu berjalan mendekati kasur dimana ada Teas dan Bella di atasnya. Saat sudah berdiri di depan Bella yang tengah menggendong bayi, bocah tampan itu tercengang menatap bayi cantik yang tengah terlelap di dalam gendongan sang ibu.

Bocah itu duduk di atas pangkuan ayahnya agar bisa dengan jelas melihat bayi cantik itu. ia mendongak menatap sang ibu dengan wajah polosnya."Adik Gray?" tanya bocah itu kemudian menunduk tanpa mengalihkan tatapannya dari bayi itu.

Bella tersenyum sambil mengangguk. Iya ini adik Gray. Mau tau siapa namanya?"Gray langsung mengangguk menatap sang ibu dengan tak sabaran.

"Eleftheria Yorkanozafell. El yang artinya sihir kalau ftheria artinya kebebasan. Kamu bisa memanggilanya dengan panggilan El." Ucap Bella sambil membelai genggaman tangan kiri bayinya itu. tanpa di sadari oleh semuannya di telapak tangan kiri bayinya itu terdapat ukiran aneh di sana dengan warna merah kehitaman.

***

avataravatar
Next chapter