webnovel

Last Time

Perempuan berbaju hitam putih itu melangkahkan kaki dengan lemas, tak senang karena lulus di PTN pilihannya yang ketiga. Harusnya Ayu Mehaswari bersyukur setidaknya ia diterima di PTN, tapi Ayu tetap memyesali kenapa dulu ia memilih PTN ini.

Oh iya, inikan PTN yang mama saranin.

Ayu telat mengetahui bahwa di PTN pilihan mamanya itu ada Angga Astrada yang kuliah disana tepat setelah Ayu submit data yang tak bisa di ubah lagi ibunya baru bersuara

"oh iya, angga juga kuliah di ptn pilihan ketiga kamu, fakultasnya jga sama kalo gak salah"

"Why moms why? Kenapa ksh tau pas sudah submit data?" ayu kesal.

Angga tetangganya, sekaligus teman Ayu dari kecil, juga selalu satu sekolah walau Angga lebih tua 2 thn tapi saat itu Angga yang merupakan anak tunggal tak masalah bermain dengan Ayu yang tak sepantaran umur dengannya. Wajar Ayu dan Angga sering bermain berasama karena situasi dan kondisi yang mendukung, terlebih mama mereka adalah sahabat sedari kecil. Karena alasan itu pula Ayu selalu di masukkan ke sekolah yang sama dengan Angga.

"ma kenapa sih? Aku selalu satu sekolah dengan angga? Dari tk sampe SMP. Masa SMA juga harus satu sekolah? Males banget" omel ayu pada mamanya saat Ayu tahu lagi-lagi ia satu sekolah dengan tetangganya itu

"apasih kamu lebay banget jadi anak. Nurut napa sama orang tua, terutama mama. Surga di bawah telapak kaki ibu loh" balas mama ayu

Ayu menatap sebal mamanya.

Dasar ibuk-ibuk pandai kali ngeles, bawa-bawa surga di telapak kaki ibu lagi. Mana bisa aku ngeles?

"tapi mama kan gak tau, angga itu berkepribadian ganda. Temen-temen smp ku yg cowok ngejauhin aku karena di labrak Angga, ma!"

"trus kalo aku SMA deket sama cowok dan pacaran pasti Angga bakal labrak juga cowok itu" lanjut ayu

"nah karena itu, mama sekolahin kamu sama angga. Biar kamu ada yg ngawasin dan gak aneh-aneh. SMA itu umur yang rawan kalo pacar-pacaran apalagi jaman now pergaulan sdh tidak sehat."

"kayak gak pernah muda aja, mama sama papa kan nikah karena pacaran pas SM..."

"sstt sstt sstt" mama ayu meletakkan tulunjuk di mulut anaknya memotong "jaman dulu sama jaman skrg beda, pokoknya kamu kalo mau pacaran pas kerja aja"

Terserah...

Aku capek ngeluh sama mama, ada aja alesannya... Ujung-ujungnya juga jgn bantah karena surga di bawah telapak kaki ibu

.

"ayu!!!!" suara cempreng memanggil nama ayu, membuat semua orang berbalik sangking cempreng dan khasnya suara itu.

"jgn panggil gue, suara lo itu nyebelin jenab" balas ayu merasa malu punya teman yang aneh seperti ini.

"eh nama gue bukan jenab, tapi zaenab anaknya pak.."

"jamal iya, zaenab jamal. Puas lo" potong ayu

"ini hari terakhir harusnya lo semangat. Minggu depan kuliah perdanaaa, gue harap temen-temen kelas gue cogan ma cecan"

"lo berhenti deh baca komik, ngayal lo udah gak realistis!"

"lo kok sensi? Emang salah ya kalogue ngarep."

Ayu menatap sensi Zaenab, tatapan yang mengisyaratkan Apa harus gue jelasin?

"respon lo nyebelin. Untung lo baik" lanjut zaenab

"gue gak baik"

"ya ya... Mana ada maling ngaku, org baik juga gitu.. Mana ada org baik yg ngaku dirinya baik, rata-rata yang ngaku baik itu justru yang pertama meninggalkan saat perlu bantuan" oceh zaenab

Ayu meninggalkan zaenab, bosan mendengar ocehannya yang akan mengarah curhat karena di putusin oleh pacarnya yang ngaku-ngaku baik.

"oeyy... Ayu..! Jgn tinggalin gue, cepet banget sih jalannya"

.

.

.

Semua maba duduk menyilang di aula. Jangan tanya ada berapa kepala yang memenuhi aula, sangat banyak!

"nah ini tugas terakhir kalian di hari terakhir masa orsiba!" seru senior lelaki yang menjadi mc.

"kalian tulis surat cinta untuk senior-senior yang jadi panitia orsiba ini" lanjutnya

"emangnya kita anak sma? Kok gini sih malu-maluin!" komentar maba yang curcol pada teman di samping kirinya, maba ini tepat di depan ayu sehingga ayu bisa dengar percakapan mereka

"justru bagus dong, ini kesempatan supaya bisa gebetin ketua panitia" zaenab ikut nimbrung membuat dua orang didepan ayu yang tengah bercakap berbalik.

"iya kan? Gue juga berfikir begitu" seru maba itu tak setuju dengan temannya

Dengan mudahnya zaenab membuat kubu pertemanan dalam waktu yang singkat. Mereka terus bercakap menyetujui dan menganggap kalau ini hanya main-main saja. Tak usah di tanggapi serius.

"eitss tapi penerimanya gak bisa kalian tentuin sendiri?" seru senior perempuan yang menemani senior laki-laki itu mengarahkan.

"maksudnya biar semua senior dapat jumlah surat yang sama rata kalian gak ada pilihan selain mengandalkan keberuntungan. Surat kalian di terima oleh orang yang kalian harapkan di antara kami" lanjutnya

"karena panitia ada 25 orang termasuk ketua panitia. Jadi kami sudah memegang nomor kami" timpal panitia laki-laki itu.

Para maba di beritahukan bahwa ketua panitia adalah nomor 1 sampai nomor 25 adalah panitia perempuan yg memberi pengarahan sesuai dengan urutan mereka.

Lalu seluruh maba akan di suruh berhitung 1 sampai 25. Yang menyebut angka yg sama dgn senior misal 1, maka surat cinta itu harus ditujukan ke ketua panitia yang menyebut angka 1.

"nah yang paling depan dari kanan berhitung kekiri sampai 25 kalo udah ganjil 25 ulang hitungan dari satu"

"mulai!"

"satu"

"dua"

"tiga"

.

Oh my! Jangan sampai gue satu jangan sampai gue satu!

Ayu menutup matanya tak ingin mengetahui angka yang di sebutnya. Saat suara hitungan semakin mendekat ayu hanya bisa berharap menyebut angka lain tak masalah asal jangan satu.

"25" maba di samping kanannya berteriak

Dengan berat hati ayu berteriak lemas "1"

"2" teriak zaenab setelahnya.

Zaenab sadar ayu sepertinya enggan memyebut angka satu

"kenapa yu? Gak usah di seriusin. Anggap aja buat main-main" hibur zaenab

"justru karena itu zae, kalo penerimanya ketua panitia gue yg jadi bulan-bulanan bahan ejekan!" ayu resah dan khawatir.

"emang kenapa? Cerita dong" pancing zaenab

"ish lo masih nanya? Kita satu sekolah loh"

"lo lupa? Gue sekolah di sekolah lo cuma 3 bulan. Yang gue tau ketua panitia emang jadi kakel kan? Itu aja, lo kan juga gak pernah bahas di tempat les tentang kakel itu"

"gue sama kepan tetanggaan"

"lanjutkan"

"satu sekolah"

"yayyaya terus?"

"dari sd... Sampai sma zae, mama kita juga saling sahabatan "

"hm hm... What???" kaget zaenab

"gue kira lo cuma ktmu kak angga pas sma aja, ternyata kalian deket dong kalo begitu... Bukannya bagus? cuma buat seru-seruan. Gak usah di seriusin yu "

"bagus dari hongkong? Sejak smp dia berubah jdi nyebelin, usil, suka ganggu sampe skrg... Kalo sampe dia baca surat cinta dari gue.. Gak kebayang deh... Gue bisa jadi bahan ejekan seumur hidup. Aib lahh"

"gue kok dengernya si kak angga ini caper ya?"

"idih gak mungkin zae, emang dari sononya aja Si KAK angga nyebelin!"

Zaenab menepuk pundak ayu

"setidaknya sih kak angga itu msh ganteng dan jadi senior favnya maba, udah ah... Gue mau nulis surat dulu"

Ayu hanya bisa kesal tak menerima, entah bagaimana semesta seolah mengisyaratkan bahwa Angga adalah pusatnya dunia Ayu.

Terakhir, untuk terakhir kali...

Setelah itu aku akan benar-benar berhenti.

Next chapter