1 Bagian 1 || Hari yang Menyebalkan

Ortenzi PinnacleHealth (Rumah Sakit)

Author POV

Hari ini Leana dan Isellia pergi mengunjungi Adel di rumah sakit .

"Morning Ma'am, bagaimana keadaan Adel?" Tanya Leana pada Mrs. Sarah Orwell ibu dari Adel.

"Dia masih terbaring di ruangannya, hiks... Bahkan aku tidak tahu bagaimana nasibnya, dokter sudah melakukan kemoterapi, kondisinya sempat memburuk" Jawab nya.

"Oh, aku sedih mendengarnya aku harap dia segera sembuh, apakah aku dan Isel boleh menjenguk nya ke dalam?" Tanya Leana.

"Tentu nak"

Leana POV

"Adel aku harap kamu segera sadar" Ucapku.

"Adel kami sangat merindukanmu" Isellia memegang tangan Adel.

"Apakah masih ada harapan untuknya sembuh?"

"Aku harap begitu. Hanya Tuhan yang tahu" Jawab Isel.

Aku benar-benar memerhatikan Adel wajahnya sedikit pucat, mungkin karena efek obat. Pandanganku teralihkan karena kuperhatikan sejak tadi adikku melihat ke jendela di samping pintu kamar ini.

"Apakah ada sesuatu?" Tanyaku

"Mungkin... Dia berwajah dingin seolah penasaran dengan kita" Jawab Isellia

"Perempuan atau laki-laki?"

"Laki-laki, seolah dia tahu aku melihatnya, sepertinya ia ingin memberikan pesan" Jawabnya

"Hentikan jangan memandangi nya, itu bukan urusan kita sudah kuduga ini kan rumah sakit banyak yang seperti itu" Balasku

"Tidak kali ini berbeda, aura nya mengatakan bahwa dia masih hidup" Jawab Isellia.

"Lalu?" Aku mengangkat sebelah alisku, aku benar-benar berharap kali ini Isellia tidak mau ikut campur.

"Bolehkah kita menolongnya?"

"What! Nah! Kau selalu kasihan pada orang seperti itu, tidak itu pasti berbahaya" Balasku berupa tolakan.

"Come on, kita bisa mencobanya lagipula dia masih hidup" Balasnya memohon.

"No! Bagaimana kalau dia sadar kita sedang membicarakan nya" huftt biar bagaimanapun aku takut, eh maksudku aku hanya tidak mau dia mengikuti kami terus meminta bantuan.

"Dia sudah pergi, aku merasa kasihan kak, dia seumuran denganmu. Tatapannya dingin tapi penuh harap seperti nya dia kesepian" Jawab Isellia.

Aku langsung menarik tangan nya keluar bagaimana pun kami masih berada di dalam ruangan, yang artinya tidak boleh banyak suara.

"Ma'am aku dan Isellia pamit, ku mohon kabari kami jika terjadi sesuatu pada Adel" Ucapku memeluk Mrs. Sarah dan berpamitan padanya.

"Iya, hati-hati nak"

-------------------------------

"Kak laki-laki itu duduk di.."

Aku langsung membungkam mulut Isellia, takut laki-laki aneh itu akan mendengar nya, jujur aku sendiri tidak melihat apapun.

"Hentikan Isel, orang lain akan melihat kita aneh, berlakulah seolah-olah tidak ada apa-apa" Jawabku berbisik pada Isellia agar dia mengerti.

"Bagaimana cara membuat mu percaya, aku serius"

"Hey, aku bukan tidak percaya padamu, tapi..."

"Dia mendekat, hey ada yang bisa aku bantu?" Tanyanya dasar gadis polos, bagaimana jika itu hantu yang menyamar atau OMG, aku harap tak ada yang melihat ini, walaupun disini cukup sepi.

"Kau gila aku takut" bisikku

"Oh aku paham, kamu tidak tinggal disini, lalu dimana kamu tinggal?" Dan ya.. kebiasaannya dia akan berbicara dengan makhluk itu, tapi aku hanya akan diam.

Hening..

"Baiklah see you.. maafkan aku tidak bisa lama-lama, mungkin kita bisa mengunjungi keberadaan mu. Bye, oh iya namaku Isellia, dia kakakku Leana"

"Lea berikan senyuman mu padanya, dia sangat baik dan ramah" OMG kurasa aku bisa gila, it's okay untung dia Isel adikku kalau tidak sudah ku tinggal.

Aku tersenyum seolah-olah sedang berkenalan dengan teman barunya Isellia.

"Bye" Isel melambaikan tangan dan kami langsung pergi.

------------------

Isellia POV

"Hey ada yang bisa aku bantu?" Tanyaku pada pria itu.

Dia tersenyum dan berkata "Tidak terimakasih, aku hanya butuh teman, aku tidak tinggal disini, hanya menjenguk seseorang"

"Oh aku paham, kamu tidak tinggal disini, lalu dimana kamu tinggal?"

"Di sebuah rumah sakit, kau bisa menemuiku disana" Jawabnya

"Baiklah see you.. maafkan aku tidak bisa lama-lama, mungkin kita bisa mengunjungi keberadaan mu. Bye, oh iya namaku Isellia, dia kakakku Leana"

"Lea, berikan senyuman mu padanya dia baik dan ramah" Ucapku akhirnya kakak mengerti dan memberikan senyumannya

--------------------------------------------

"Namanya Ellio dia bilang" Ucapku sekarang kami berada di Taxi.

Kakak hanya melirik tidak ada respon.

"Kurasa dia koma sejak lama, entahlah aku berfikir akan mengunjungi nya. Kamu mau ikut?" Tanyaku

"What! Um.. tidak" Jawabnya

"Tidak seperti biasanya, biasanya kau akan ikut dan berkata iya"

"Bagaimana kalau dia hanya berpura-pura, terus kalau dia jahat?" Balas kakak

"Um.. bacakan saja dia doa, tapi aku yakin dia baik, kau yakin tidak mau menemaniku?" Tanyaku

"Aku akan ikut, aku tidak mau terjadi apapun, tapi setelah pulang sekolah ya kau setuju?" Jawabnya

"Ah, kau memang kakak yang baik dan pengertian" Jawabnya dan aku langsung memeluknya.

"Hm.. .sudahlah aku tau itu, dan aku tidak bisa menolakmu"

"Kau tahu tempatnya?" tanya nya antusias

"Iya aku tahu, dia memberi tahu ku secara rahasia"

"Dimana?" Tanya Leana penasaran

"Itu rahasia, kalau ku beritahu bukan rahasia lagi" Jawabku terkekeh.

"Baiklah mulai ada rahasia diantara kita" Jawab kakakku memutar bola matanya malas.

"Oh ayolah, aku hanya bercanda akan ku beritahu."

Author POV

"Mom kami pulang"

"Hey girls, kalian sudah pulang istirahatlah, besok kalian kembali harus sekolah kan"

Miaow, kucing ini merupakan kucing Leana yang bernama " Molly".

"Hey Molly ku yang manis kau merindukan ku ya" Ucap Lea menggendong Molly.

"Lea kau baru saja pulang, istirahat lah biarkan Molly bermain, aku baru saja memberinya makan" Balas mommy.

"Uh tapi aku rindu dengan Molly ku yang manis ini" Jawabnya mengelus Molly.

"Mom, kemana Oliver kenapa dia tidak menyapa ku" Tanya Isellia.

"Oliv, sedang tidur seperti nya" Jawab Mommy.

Oliver adalah kucing milik Isellia, dia sangat dekat dengan Isellia, terkadang Oliv suka ikut bila Isellia memecahkan suatu misteri.

Itu ceritanya Molly jenis Anggora dan ceritanya Oliver, kucingnya Isellia, jenis Persia Medium.

Mereka masuk kekamar namun, Isellia menceritakan semua kejadian tadi pada Leana, karena kemungkinan Lea masih tidak paham.

"So, nama pria itu Ellio?" Tanya Leana.

"Iya, tapi aku yakin sekali kalau dia masih hidup"

"Baiklah kita akan menyelidikinya" Ucap Leana, entah sejak kapan dia mulai tertarik pada kasus kali ini padahal tadinya dia benar-benar malas.

TBC

avataravatar
Next chapter